Naswa membuntuti Adit yang menggotong tubuh tak sadarkan diri Jeni masuk ke dalam rumah sakit. Adit langsung meletakkan tubuh Jeni ke atas brankar kosong yang ada di samping pintu masuk. Beberapa suster yang melihat itu segera menghampiri mereka dan mendorong brankar Jeni menuju ruang pemeriksaan. Naswa dan Adit menunggu dengan cemas Jeni yang sedang diperiksa oleh seorang dokter. Adit memeluk Naswa menenangkan. "Gua yakin Jeni gapapa," Adit mencoba memberikan kata penenang untuk Naswa. "Mukanya kaya mayat hidup Dit," Naswa menangis mengingat wajah Jeni yang sangat pucat bahkan suhu tubuhnya sangat dingin. Seorang dokter keluar menghampiri Naswa dan Adit "dengan keluarga pasien?" Tanya Dokter lelaki berbadan tinggi itu. "Iya. Saya sepupunya dok," Naswa mengangguk cepat. "Bisa ikut k

