32: WOODY AND BUZZ LIGHTYEAR

1332 Kata

Debby tak kunjung bersuara sejak keluar dari coffee shop tadi. Dadanya begitu sesak, tertimpa rasa bersalah akibat masa lalunya bersama Aldo. Berkali-kali Tuhan memberi tanda bahwa pria itu tak beres, berkali-kali pula Debby menyangkalnya. Rasanya seribu kalipun ia ulangi permintaan maafnya tadi pada Fani, tetap tak akan bisa menghilangkan kesalahannya. "Aku... Aku minta maaf, Fan. Aku ga akan membela diri. Akupun bersalah atas perpisahan kalian. Dan akupun turut berdosa atas apa yang menimpa Gama. Aku mohon maaf." Permintaan maafnya terus berputar di kepala Debby. Uraian air mata Fani yang terus mengalir dan gambar anak kecil yang terbaring lemah dengan selang dan kabel-kabel di tubuhnya, silih berganti tayang diingatannya. Debby mengeluarkan ponselnya. Menekan nomor tujuan yang sud

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN