Sekeras batu

1213 Kata

Mata Sandrina menatapku sendu, kutahu tatapannya itu penuh harapan, ia membutuhkan kasih sayangku, bagaimanapun juga aku telah menjadi seorang papa di hatinya selama ini, bukan Gian atau siapapun, di hatinya aku adalah sosok papa, yang akan menaunginya hingga kelak ia berpindah tangan pada pangeran impiannya. Kuukir senyum sehangat mungkin, meregangkan tangan sebagai tanda jika hati ini siap menerimanya, siap melindunginya dari badai yang menghadang. Ya, aku yang akan melindunginya dari panas dan hujan, aku pula yang akan mendidik agamanya dengan ahlak dan agama, untuk bekal kehidupannya ketika ia dewasa dan menjadi seorang istri. Dia adalah anakku tak peduli dia lahir dari benih siapa, akulah papanya dan akan tetap seperti itu selamanya, hanya saja nanti aku tak bisa menjadi wali nik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN