Bab 3.

1027 Kata
Sia permisi dengan senyum manisnya, Dia akan ke kamar Seyna lebih dulu, itu dia akan menyiapkan semuanya. "Seyna.. dengarkan aku, Kita bisa bicara lebih dulu untuk semua ini." "Maaf aku tak bisa." Suara Seyna terdengar sangat jelas. Kelihatannya suasana saat ini tidak cukup baik, Sia bisa mengerti apa yang dirasakan Seyna, ini sangat berat baginya. Tinggal satu atap dengan wanita yang berselingkuh bersama suaminya. Benar-benar gila. "Hey." Sia sangat terkejut saat tubuhnya diangkat seseorang. "Ya, Ada apa,? Apa ada yang salah?!" "Oh Tuan Dika, lepaskan saya sekarang juga, Istrimu ini sedang berada dalam misi." "Misi?! Benarkah?! Dika menyelipkan wajahnya di buah d**a wanita ini. "Ah, Aku ingin bercinta denganmu, Ekh,. Kau benar-benar pengganggu!" Sia semalaman sangat kesal dengan Dika. Pria itu menolak mentah-mentah keinginannya untuk mengirim Ara dan Ron ke panti asuhan. Dika bilang, tidak akan pernah mengirim anaknya ke panti asuhan. Jika dirinya harus mati, maka lebih baik anak-anaknya ikut mati daripada harus berjuang sendiri menata hidup. Bagi mereka mencari lokasi Ara dan Ron sangatlah mudah. Ara bisa saja di ambil dan di jadikan b***k. Ini sangat tidak baik, "Ah." Seluruh tubuhnya merasa b*******h saat tanpa terasa meraka sudah berada di balik pintu. "Ehm." Mata Dika dan Sia menatap kearah sumber suara. "El, apa yang kau lakukan di sini,? Katakan padaku. Sia turun dari gendongan suaminya tanpa melihat wajah pria tersebut. "Aku ingin memberikan ini. Mereka mempercepat waktu eksekusi. Selain itu aku tak melihat adayes';font-family:Roboto;color:rgb(51,51,51); letter-spacing:0.0000pt;text-transform:none;font-style:normal; font-size:10.5000pt;mso-font-kerning:0.0000pt;" > Sia memperhatikan, lalu memberikan pada Dika. "Mereka sudah sangat siap." Dika menatap lembar kertas itu dengan sinis. "Apa kita akan tetap pada rencana?!" El maju satu langkah, "Lihatlah, ada pergerakan di sini, saya rasa ini dari kelompok tertentu." El menunjukan satu titik hitam yang bergerak dua jam satu kali. "Sebaiknya kau pergi sekarang, aku takut ada yang melihatmu saat ini, jadi pergilah." El mengangguk,. "Aku akan memberikan informasi akurat mungkin untuk kalian, jujur saja, aku tak bisa menggunakan telepon genggam. Keadaan ini tak cukup baik untuk melakukannya, kita harus lebih hati-hati, "Aku mengerti." jawab Dika. El yang keluar dari ruangan tersebut terkejut saat tak jauh dari sana ada seseorang yang menunggu. "Tunggu." "Maaf, aku tidak punya banyak waktu untukmu." Wajah Karina mengeras, dia kesal ketika seseorang berkata angkuh padanya. Dia pun menarik paksa tangan El, karena pria itu tak suka dengan perlakuan Karina yang kasar, dia pun menghempas dengan kuat. "Jadi, apa mereka tahu siapa dirimu?! atau aku perlu memberitahu mereka?! jika kau tak ingin, aku merusak persahabatan kalian lebih baik dengarkan apa yang aku inginkan. Aku tidak memaksa jika kau tetap menolak, tapi kau harus ingat, mereka adalah orang-orang yang percaya dengan kata kejujuran, jika mereka tahu kan membohongi. apa kira-kira yang terjadi?!" El menarik tangan Karina dengan kuat. kini mereka berada di tengah hutan Pinus yang mengelilingi kediaman utama. "Apa yang kau inginkan?!" Tangan El merayap membuka kancing kemeja tipis yang Karina gunakan. Kaitan tangan yang begitu kuat membuat Karina tak bisa melepaskan diri. "Jangan main-main denganku, aku sangat tidak suka jika kau melakukannya, bajingan." "Yah, aku b******n, kau pikir sekuat apa dirimu." "Lepas." Karina berteriak, tapi jelas tidak akan ada yang mendengarnya, Hutan Pinus ini sangat luas, "Bagaimana ya, aku ingin minum s**u hangat, tampaknya milikmu cukup nikmat, entah bagaimana caranya kau bisa memiliki tubuh sebagus ini di usia yang sangat muda." Karina menahan napasnya. "Jangan main-main, sial!" "Kau suka sekali mengumpat, bagaimana kalau kau, aku ikat seperti ini." El memutar tubuh Karina hingga tangannya terkunci. Dengan cepat El mengambil tali plastik yang sangat kuat hingga tangan Karina berada di belakang seutuhnya, El tersenyum nakal, "Cuih." Karina hampir saja mengenai wajah El dengan ludahnya. Untung saja pria tersebut bergerak dengan sangat cepat. "Ck, kau menantang aku?! lucu sekali, apa kau tak puas dengan ancaman yang aku buat?! atau malah kau butuh bukti?!" "Aku tidak takut denganmu, Aku tak menyangka pria sial seperti dirimu adalah Komandan pasukan khusus perserikatan, sial!" "Aku tetap laki-laki normal, aku bisa saja membuatmu hamil dan pergi begitu saja." "Lepas, aku pastikan menembak kepalamu." El kesal sekali, celoteh Karina tak ada artinya bagi pria itu. Perlahan tangannya pun membuka kancing-kancing itu hingga ke bawah. El yang sebenarnya tak ingin melakukan ini pun, akhirnya memutuskan untuk memberikan Karina efek jera. Dia mencekram kuat, Karina terpekik, El pun menyusu padanya, - Seharusnya malam ini mereka mengadakan pesta yang sudah Sia persiapkan. Semua begitu sibuk mengatur acara, tapi tadi Sia yang mendapatkan kabar yang begitu mengejutkan menjadi sangat bingung. "Lakukan saja apa yang sudah kau persiapkan, jangan sampai ada yang curiga dengan keadaan ini. Aku bisa jika kau saat ini sedang khawatir, tapi jelas saja kita tidak bisa berdiam diri. Jadi menurutku lakukan saja yang sudah dipersiapkan." Sia mengangguk! Wanita tersebut berlalu pergi, dia pikir tak harus tergesa-gesa jika tidak ini apa yang mereka lakukan ketahuan begitu saja oleh mata-mata yang ada di rumah ini. "Seyna, aku berencana melakukan pesta malam ini, pesta ini aku adakan sebagai bentuk kebahagiaan kita karena sudah diberi Tuhan kepercayaan untuk hamil." Seyna terlihatnya sangat takjub dengan apa yang dikatakan oleh Sia. Dia tidak pernah berpikir untuk melakukan pesta menyambut kehamilan ini. "Kapan kita akan melaksanakannya? Aku sangat bersyukur jika pesta ini benar-benar terjadi. Rasanya bahagia sekali." Sia yang melihat reaksi Seyna, Tersenyum dengan sangat puas. Dia pun mengajak kepala pelayan untuk bersiap-siap pergi ke pasar. Setidaknya untuk kali ini mereka akan melakukannya berdua. Di dalam mobil Seyna cukup gelisah karena memiliki banyak pikiran. Dia takut bahwa Steve akan marah padanya karena mengadakan pesta seperti ini. "Seyna, jangan khawatir, Tidak ada orang yang berani melakukan apapun padamu karena aku sudah meminta izin kepada Nyonya Lily." Wanita itu pun menghela napasnya sangat panjang, "Kau sangat berbakat membaca pikiran orang lain." Hampir 3 jam Akhirnya mereka pulang ke rumah, Nadia yang masih bergelayut dengan Steve, Wanita itu memperhatikan Seyna yang sibuk di halaman rumah bersama Sia untuk mempersiapkan malam ceria mereka. "Mereka sedang melakukan apa?" tanya Nadia pada Steve?!" "Sia akan mengadakan pesta kehamilan mereka, coba lihat mereka pasang apa!" jawab Steve. Sia pun membentangkan sebuah kertas yang sudah dia persiapkan sejak tadi. SELAMATKAN ATAS KEHAMILAN ISTRI SAH, "Ah sial. bisa-bisanya mereka yang melakukan ini padaku, aku yakin mereka sangat sengaja, Tuan tolonglah diriku, mereka menghinaku seperti ini." Nadia menghempaskan kakinya berkali-kali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN