Syahir menghela napas samar, mengetuk-ngetuk tongkatnya pada lantai sembari memainkan bibirnya. Alisnya masih bertautan berusaha mengingat kejadian di koridor kampusnya kemarin. Suara berat dengan nada bicaranya yang terkesan dingin. Bau darah yang langsung menghantam pada indera penciuman. Dan auranya disekitarnya yang terasa dingin dan menakutkan, membuat bulu kuduk merinding. Ia harus menemukan pemuda itu, bagaimana pun caranya. Karena setelah menjelaskan letak toilrt pada Syahir, terdengar suara teriakan di halaman kampus yang ternyata ada salah satu mahasiswa yang melompat dari lantai tiga. Entah berhubungan atau bagiamana, yang jelas sosok yang menjelaskan jalan padanya seperti berhubungan dengan meninggalnya salah satu mahasiswa itu. Alasannya satu, darah yang tercium dari pemuda i

