Malam pertama

1500 Kata
Freya meletakkan botol Vodka itu diatas meja. Setelah meletakkan botol Vodka, ia berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamar ini. Freya memegang knop pintu. Dan betak syok nya ia ketika pintu tersebut tidak dapat dibuka. Freya mencoba untuk membuka nya beberapa kali. Tetapi tetap sama. Pintu tersebut masih tidak dapat dibuka oleh dirinya. Freya mulai panik. Ia takut jika ia terkunci di dalam kamar ini. Apalagi terkunci bersama Darel. Freya pun mulai mengetuk pintu tersebut. Berharap seseorang dapat mendengar dirinya dan membantunya keluar dari kamar ini. Tetapi seperti nya tidak ada seorang pun yang dapat membuka pintu ini dari luar. "Apa yang lo lakuin?" Freya yang mendengar pertanyaan itu sedikit terkejut. Ia menoleh ke sumber suara dan mendapatkan Darel yang sedang memakai jubah mandi berwarna putih. "Ini pintu nya gak bisa dibuka. Kamu punya kunci nya kan? Bisa tolong dibuka?" Tanya Freya kepada Darel. Darel yang mendengar itu langsung memasang wajah serius. Ia bersikap seakan-akan mereka benar-benar sedang terkunci. "Gue gak ada pegang kunci. Biasanya Laura yang akan membukakan pintu kamar ini. Astaga.. Apakah pintu ini masih belum di perbaiki nya?" "Diperbaiki?" Tanya Freya menatap Darel. "Ya.. Pintu ini memang sering seperti ini." Balas Darel. "Gimana kalau kamu telepon Laura? Handphone saya, saya tinggal di bawah. Mungkin Laura bisa membantu untuk membukkan pintu ini." Pinta Freya kepada Darel. "Sayangnya handphone gue juga di bawah." Balas Darel. Freya yang mendengar itu langsung memegang kepalanya. Dia pusing sekarang. Tidak tau harus berbuat apa. "Gimana kalau kita santai aja. Biasanya pintu ini akan dibuka pagi nanti." Ucap Darel berusaha untuk menenangkan Freya. "Pagi?" Tanya Freya. "Yup. Pagi." Balas Darel. Freya menghela napas panjang. Dia memejamkan kedua matanya sesaat. Tidak tau harus berbuat apa. Darel malah dengan santainya berjalan duduk di meja dan membuka botol vodka yang Freya bawakan untuk dirinya. "Udah santai aja. Besok pagi juga kita akan keluar dari sini. Ayo duduk sini." Tutur Darel kepada Freya. Freya pun mengikuti perkataan Darel. Ia berjalan menuju meja tersebut dan duduk di depan Darel. Darel tersenyum melihat itu. Freya yang menuruti perkataan dirinya. Darel menuangkan Vodka ke dalam kedua gelas yang ada di atas meja tersebut. Satu untuk dirinya dan satu untuk Freya. Darel menyerahkan segelas itu untuk Freya. "Ayo diminum." Ucap Darel lagi. Freya menatap gelas itu. "Saya gak minum." Balas nya. "Lo santai aja lagi sama gue. Gak usah formal banget. Dan juga sekali-kali gak papa kan untuk minum ginian? Enak tau." Jelas Darel kepada Freya. Freya memegang gelas yang berisi cairan berwarna putih itu. "Ayo di minum." Ucap Darel lagi. Freya pun mengangkat gelas tersebut dan meminumnya dengan sekali teguk kan. Darel yang melihat itu tersenyum. Ternyata Freya gadis yang penurut. Pikirnya. "Gimana?" Tanya Darel. "Pahit." Balas Freya singkat. "Yup memang pahit. Tapi kalau lo udah terbiasa nanti malah enak." Ucap Darel. Ia meminum miliknya dengan sekali tegukan juga. Setelah itu ia kembali mengisi gelas Freya dan dirinya. Freya yang melihat itu langsung menghela napas panjang. "Punya gue gak usah di isi lagi. Nanti takutnya gue malah mabuk di sini. Gue gak biasa minum ginian soalnya." Tutur Freya kepada Darel. Darel tersenyum mendengar penuturan Freya. Dia memang ingin membuat Freya mabuk. Itu adalah niat utama dirinya. "Yaudah ini terakhir kali lo minum. Dua gelas gak akan buat lo mabuk kan?" Ucap Darel dan menegukkan minuman itu ke dalam mulutnya. Freya mau tidak mau kembali meminum minuman tersebut. Ia memejamkan kedua matanya ketika cairan putih tersebut masuk ke dalam tenggorokan nya. Freya meletakkan gelas tersebut di atas meja. Sekarang kelanya sudah sedikit pusing. "Ngomong-ngomong lo yang tadi di toilet kampus kan?" Tanya Darel untuk membuka percakapan diantara mereka. "Iya itu gue. Gue bener-bener gak sengaja lihat kalian. Lagian gue gak bilang ke siapa-siapa kok apa yang gue lihat. Lo tenang aja." Tutur Freya. "Tenang aja. Lo gak akan gue apa-apa in kok karena itu. Lagian emang gak seharunga gue begituan di kamar mandi." Balas Darel. "Ya.. Tapi gak bisa gue pungkiri lo menganggu kegiatan kami. Karena lo muncul itu, gue jadi menghentikan kegiatan kami." Ucap Darel lagi. Ia tersenyum sinis kepada Freya. "Gue minta maaf. Gue bener-bener gak sengaja akan hal itu." Balas Freya. Ia memegang kepala nya sekarang ia merasa sangat pusing. "Lo kenapa?" Tanya Darel seolah-olah tidak mengetahui apa yang terjadi kepada Freya. "Gue pusing. Apa gue mabuk ya? Gue kan gak terbiasa minum beginian." Tutur Freya. Ia memijat kepalanya agar tidak pusing lagi. Tetapi sepertinya itu sama sekali tidak ada efek buatnya. Darel yang melihat itu langsung bangkit dari duduknya. Ia memegang pundak Freya. "Lo tidur aja." Ucap Darel kepada Freya. Freya pun bangkit dari duduknya dan di tuntun oleh Darel menuju tempat tidur. Freya duduk di atas tempat tidur. Dan diikuti oleh Darel. Mereka berdua duduk bersebelahan dan saling berhadapan. Darel m remegang rambut Freya dengan lembut. Ia tersenyum untuk menggoda wanita yang ada di hadapannya ini. "Lo akan baik-baik aja kok." Ucap Darel kepada Freya. Freya hanya senyum membalas perkataan Darel. Darel menatap wajah Freya. Dia tidak tega untuk melakukan hal itu kepada Freya. Wajah polos Freya membuat dirinya ingin mengurungkan niatnya. Ia berdiri sari duduknya hendak meninggalkan Freya sendiri. Tetapi Freya langsung memegang tangan Darel dan menghentikan langkah Darel untuk pergi meninggalkan dirinya. "Jangan tinggalin gue. Temenin gue." Tutur Freya kepada Darel. Darel pen kembali duduk dan menghadap ke arah Freya. "Gue gak mau nanti gue jadi khilaf. Gue ga--" Perkataan Darel langsung dipotong oleh Freya. Freya menatap Darel dengan pandangan menggoda nya. "Kenapa? Lo gak tertarik ya sama gue? Karena gue gak sesuai sama selera lo? Ya.. Gue tau gue gak se modis dan seseksi cewek-cewek lo yang pernah lo pake itu." Racau Freya kepada Darel. Darel yang mendengar itu langsung membulatkan kedua matanya. Dia sedikit terkejut mendengar perkataan Freya. Berarti selama ini, Freya mengetahui jika Darel sering bermain dengan wanita-wanita yang ia sukai. "Kenapa? Lo bingung karena gue tau kalau lo sering pake cewek-cewek di luar sana? Lagian siapa juga yang gak tau tentang hal itu? Siapa yang gak kenal sama Darel Bramasta? Semua orang juga tau kali orang seperti apa lo ini. Seorang cowok yang make cewek-cewek untuk satu malam. Setelah lo dapat apa yang lo mau, lo langsung campakkan tih cewek. Iya kan?" Tutur Freya. "Lo kayaknya mabuk deh. Lebih baik lo tidur aja." Balas Darel kepada Freya. Darel kembali berdiri dari duduknya. Ia berjalan beberapa langkah. Ia hendak pergi menuju balcon untuk menengkan dirinya. Tetapi Freya entah setan apa yang merasuki dirinya, Freya malah membuka kancing baju kemejanya. "Darel.." Panggil Freya. Darel pun menoleh dan mendapati Freya yang tinggal memakai pakaian dalam nya. Darel tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. "Kenapa? Badan gue gak sesuai sama ekspektasi lo? Gu--" Ucapan Freya terpotong ketika Darel berjalan dengan cepat ke arah dirinya dan langsung mencium bibir Freya. Freya tersenyum tipis ketika mendapatkan perlakuan seperti itu. Melihat Freya seperi ini, membuat kesempatan Darel malah semakin mudah. Freya tidak tau apa yang sedang ia lakukan kepada Darel sekarang. Ia dengan mudah nya menyerahkan dirinya kepada Darel. Tetapi ia sebenarnya juga menginginkan Darel berada di dalam dirinya. Pria tampan dan juga kaya ini. Tapi malam ini, yang Freya tau ia seperti tidak akan pernah menyesal pernah melakukan hal ini dengan Darel. Mungkin ini akan menjadi malam yang paling Freya nikmati dari malam-malam sebelumnya. --- Malam telah berlalu dan disambut dengan pagi yang cerah. Freya terbangun dengan cahaya matahari yang mengenai wajahnya. Ia terbangun dan mendapati Darel yang masih tertidur di sebelah nya dengan selimut yang menutupi mereka berdua. Freya berdiri dari duduknya. Ia memunguti beberapa pakaiannya dan memakainya dengan cepat. Freya berjalan menuju pintu dengan sangat hati-hati dan perlahan. Ia tidak ingin Darel terbangun. Freya memegang knop pintu dan membukanya. Dia sangat bersyukur kali ini pintu nya bisa terbuka. Freya langsung keluar dari kamar itu. Ia berjalan menuju ruang pegawai untuk mengambil barang-barang yang tadi ia tinggal. Freya tidak dapat melihat siapapun di sini. Mungkin semua nya sudah pulang dan beristirahat. Freya menghela napas panjang. Setidaknya tidak as yang tau jika ia masih berada di sini. Freya membuka handphone nya dan mendapati banyak pesan dan telepon dan Agam. Freya bahkan sampai lupa dengan Agam. Ia pasti sangat khwatir terhadap dirinya. Freya kembali memasukkan semua barang-barang nya. Dan setelah itu ia pergi meninggal kan ruangan tersebut untuk kembali ke rumah. Freya juga harus bersiap-siap untuk berangkat ke kampus nya. Freya membuka pi tu Club dan ia mendapati Darel yang sudah berdiri di depan mobil nya. Freya sangat terkejut mendapati hal itu. Bagaimana bisa Darel sudah berada di depannya sekarang. Darel pun berjalan mendekati Freya. Ia tersenyum manis kepada Freya. "Mau gue anter pulang gak?" Tanya Darel kepada Freya. Freya yang mendengar ajakan itu langsung melebarkan kedua bola mata nya. Dia sangat ingat dengan apa yang Agam katakan kepada dirinya. Darel hanya akan berhubungan dengan wanita nya satu hari. Tidak lebih dari itu. Tapi yang ia lihat sekarang sangat berbeda. "Gue bisa pulang sendiri kok." Balas Freya. Setelah mengatakan itu, Freya berjalan meninggakkan Darel. Tetapi dengan cepat Darel langsung memegang tangan Freya dan menghentikan langkah Freya. Ia menatap Freya dengan serius. "Lo gue anter pulang." ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN