“Semuanya udah beres, Bi.. lo cuman perlu kasih mereka briefing buat ngerjain semua,” ucap Tari dari sambungan telepon yang dijawab anggukan Bianca. Dia mendesah seharusnya sadar bahwa Tari tidak dapat melihat anggukan, dengan langkah gontai dia berjalan ke depan lift, lalu memencet tombol naik. “Lo beneran nggak bisa ke sini?” tanya Bianca lemah saat mendengar dia harus mengurus sendirian resepsi pernikahan yang mereka rancang. Tari tak bisa membantunya di hari H membuatnya sedikit gugup. “Kemaren kandungan gue Kram, dokter minta gue buat bedrest dulu beberapa hari, ini aja mas Bintang udah marah-marah karena kita ketahuan masih ngambil job ini,” keluhnya yang akhirnya membuat Bianca mendesah dan menggesekan sepatu ankle boot yang dia kenakan ke lantai, kebiasaanya saat gugup. Dia kemb

