Sedetik-1

1861 Kata
Zaire membuka pintu Rumah, sebuah Rumah yang Cukup besar baginya.sangat Fameliar sekali di kedua Matanya.zaire mulai mengingat,rumah Siapakah ini?,ya ini Rumah Hawa!!."Rumah Hawa"Gumam Zaire yang mengingat Rumah yang sekarang ia masuki adalah rumah Hawa.Zaire mulai berjalan masuk menuju ke dalam,ia sangat mengingat betul letak posisi ruangan Rumah ini.ia pun mulai berjalan menuju tangga.entah mengapa hatinya ingin sekali masuk kedalam Kamar Hawa. Ceklek Zaire membuka Pintu Kamar Hawa,kedua matanya dapat melihat Jelas gadis perempuan seusianya yang sedang duduk terdiam diri di kasur dengan wajah yang menunduk.Aura Negatif itulah yang zaire rasakan sekarang,zaire mendekati perempuan itu.sungguh kali ini ia ingin tau,kenapa gadis ini di kamar hawa,siapa dia?.Zaire mulai memegang pundak perempuan itu,Reflek gadis itu pun langsung menoleh zaire,dan menunjukkan Wajah tajamnya. "HAWA"teriak zaire terkejut yang melihat Hawa di hadapannya. Namun Tak ada balasan dari Hawa,namun tatapan zaire teralih kepada titik mata hitam hawa,Dia bukan hawa-batin Zaire menggeleng. Lantas siapakah perempuan di hadapannya ini?siapa dia,kenapa wajahnya seperti hawa,lantas siapa dia?.Zaire mentab lekat bola mata hawa.namun yang ia lihat bayangan perempuan jahat yang mempunyai aura hitam.sungguh zaire sangat takut dengan perempuan itu. Saat menatab lekat wajah hawa,tak lama hawa berlari menuju zaire dan menekikknya dengan cepat. "Agh"ringik zaire yang mulai kehabisan nafas. "JANGAN GANGGU SAYA!!" "Aghhh"zaire tebangun dari tidur panjangnya dengan nafas terengah engah. "Kini kedua matanya dapat melihat jelas sekeliling ruangan ICU,tak ada satu pun orang di ruangan ini,hanya dirinya dan alat alat medis yang menempel pada zaire. Pusing itulah yang ia rasakan sakarang,sungguh ia tak dapat berfikir apa apa,namun yang ia ingat terakhir adalah,Kecelakaan Waktu itu. "Agh"Ringis zaire yang memegang kepalanya.sungguh kepalanya sangat sakit. "Bunda,Ayah,Kakk Gatra"lirih zaire kesakitan. "Hai"sapa laki laki yang berdiri tak jauh darinya. Zaire mengerutkan kedua alisnya , siapa dia?, Darimana dia datang?.Sugguh Zaire sangat bingung sekali. "Kamu liat bunda aku?" tanya zaire lirih kepada laki laki itu. "Enggak"ucap Laki laki itu yang mulai mendekati Zaire. Kedua mata zaire tak henti hentinya menatab bawah,laki laki itu tak berjalan di lantai namun dia melayang.zaire tau dia bukan Manusia,lantas apa tujuan dia sekarang?. Zaire menatab wajah laki laki itu.aura negatif yang dia rasakan sekarang,wajah laki laki memperlihatkan wajah kematian yang di tunjukkan kepada zaire. Tangan laki laki itu mengarah kepada muka zaire,bukan muka zaire melainkan ventilator alat bantu pernafasan saat ia koma.sungguh zaire sangat terkejut.apa ia akan membukanya?bagaimama jika saat di buka ia tak bisa bernapas dengan teratur?. "Kamu Akan Ikut saya"ucap hantu itu yang membuat zaire menggeleng kepalanya cepat menolak kehadiran tangan hantu itu yang mendekati dirinya. "Jangann"ucap zaire yang menggeleng cepat. "Brakkk"pintu ICU terbuka sempurna,terlihat beberapa dokter dan suster yang mulai mengrubungi zaire.sedangkan hantu tadi hilang entah kemana. Tidak hanya itu Arisa yang mulai masuk dengan kebahagian yang melihat putri satu satunya masih bisa melihat didunia ini. **** Satu hari Setelah Zaire tersadar dari koma. "Bunda,zaire takut,setelah koma penglihatan aku semakin tajam" takut Zaire yang memeluk erat tubuh Arisa. "Apa zaire akan seperti ini terus?bahkan kemarin banyak mereka yang mau mencelakai zaire"Ucap zaire ketakutan.ya sudah dua hari ia di rawat di rumah sakit setelah keadaan koma,penglihatan zaire semakin tajam.itu membuat dirinya tak bisa menghindarinya. Arisa memeluk putri satu satunya itu,memeluk memberi kekuatan dan ketabahan pada zaire,dia berharap Zaire kuat dan berani dalam menghadapani penglihatan istimewa ini. "Kamu kuat,bunda gak akan biaran kamu kenapa kenapa"ucap Arisa tersenyum. "Zaireee!!"ucap Gatra yang masuk ke dalam ruangan dan langsung mendekati Zaire cepat bersama Alan. "apa kakk?"tanya zaire yang mengelihkan pandangannya kepada Gatra. "temen temen mu dateng"ucap Gatra yang melihat teman teman zaire datang. "Haii Zai"sapa Chesi dan lainnya kecuali Nando. "Haii"sapa balik zaire, tersenyum ramah. "Gimana udah baik?"tanya Vanesha. "Gak papa,lagian minggu depan udah pulang"jawab zaire tersenyum. "syukurlah" Zaire tak henti hentinya menatab Nando yang masih terdiam diri,zaire tau Nando merasa bersalah.tapi Zaire lakukan ini karna kemauannya untuk menyelamatkan anak kecil itu. "Nan"panggil zaire yang menatab Nando. "Maaf Zai"ucap Nando bersalah. "Heii,ini bukan salah kamu,ini keinginan aku buat nylametin anak kecil itu"ucap Zaire tersenyum. "Udahh Nann,Sans aja"rangkul Alan pada Nando. "Iyaa,Zaire dari dulu gitu,gak usahh gak enak sama dia,enak enak in aja"sambung Gatra tertawa. "Kakk Gatraa!!" "Udah udahh,zai ada tamu nihh"ucap Arisa yang memperlihatkan anak kecil yang berlari menuju zaire di ikuti dengan kedua orang tuanya di belakang. Zaire tersenyum melihat anak kecil baik baik saja.anak kecil yang dia selamatkan waktu itu. "Kakak baik baik aja?"tanya Anak kecil itu.tentu saja zaire membalasnya dengan mengagguk Senang. "Kenalin kakk aku Sasa"ucap Anak kecil itu. "Haii Sasa,kamu baikk baikk aja kan?"tanya zaire tersenyum. "Baikk Banget kakk,"ucap Sasa yang melebarkan tangannya. "Kakkk,udah nylametin sasa"ucap Sasa tersenyum. "Iyaaa,sama sama"angguk zaire. "Kakak aku bawain kakak coklat,kakak mau?"ucap Sasa yang memberikan sekantong Coklat kepada zaire. "Sasa gak mau coklat juga?"tanya zaire. "Kata Mama,Sasa boleh makan Coklat,tapi Sasa gak boleh banyak banyak"ucap Sasa tersenyum. "Wahh makasih yah"ucap zaire tesenyum. "Zaire,makasih banget yah,waktu itu udah nylametin Sasa"ucap Katara ibu Sasa. "Udah kewajiban saya tan"ucap zaire tersenyum. Ceklek Pintu ruangan tebuka,memperlihatkan Laki laki paruh baya yang berdiri di sana dengan membawa empat kantong berisi nasi Box. "Hallo Om Riquel"Sapa teman teman Zaire. "Ehh kaliann semua"senyum Riquel.menatab seisi ruangan. "Makann dulu Om udah bawain makanan" "Siappp Om!!" **** Zaire menatab luar dengan jendela ruangannya.sungguh ia sangat bosen tidur berbaring di kasur rumah Sakit ini,sudah tiga hari dirinya berdiam diri di ruangan ini,dengan beberapa alat medis yang masih bertempel di tubuhnya. "Bunda zaire pengen di luar"ucap Zaire memohon menatab Arisa di sampingnya. "dua hari lagi kamu boleh pulang,sabar sayang.sekarang kamu harus semangat untuk proses pemulihan kamu"ucap Arisa tersenyum. "satu minggu lagi zaire ulangan Akhir semester,zaire bisa gak ya bun?"tanya Zaire ragu. "Heii,kamu kan kuat!, Kamu juga cerdas,you harus bisa"ucap Arisa Yang membuat zaire menganggukkan kepalanya. "liburan kelulusan mau kemana?"tanya Arisa. "Ke jogja bun"ucap Zaire datar. Arisa mengerutkan kedua Alisnya,apakah benar Zaire akan jogja.Arisa sangat ragu dengan ucapan Zaire. "Bener?"tanya Arisa memastikan. "Iya"angguk zaire. "Untukk?" "Bun,Hawa minta tolong sama zaire waktu itu.Katanya Aku harus ke jogja ke rumahnya"ucap Zaire. "Kamu kangenn juga sama Tante Harum?" "Iya juga" Arisa mengerti dengan situasi Zaire.situasi yang membuat zaire bingung.entahh apa dia tidak tau.namun yang jelas wajah Zaire kelihatan dimana wajahnya yang sangat bimbang. "Bunda Izinin"rengek Zaire memohon keada Arisa. "Iya Bunda Izinin" ucap Arisa Pasrah. "Makasih Bunda" ucap Zaire senang yang kemudian memeluk Arisa yang ada disampingnya. "Tapi Janji harus sehat dulu, baru bunda iziinnin kesana" ucap Arisa yang membuat Zaire mengagguk pelan drngan ucapan Arisa. "Yaudah ini makan dulu, entar biar cepet sembuh"ucap Arisa yang membuat Zaire mengagguk senang. "iya Bun" angguk Semangat Zaire yang kemudian memakan makanan di hadapannya. Seminggu kemudian Hati Hati yah"ujar Arisa kepada Riquel yang sedang menurunkan tubuh zaire dari mobil dan menggendongnya menuju kamar. "udah tenang aja"santai Riquel. "Ayah udah tua,masih aja sok kuat"geleng Gatra melihat Riquel menggendong tubuh Zaire menuju kamar. Riquel merebahkan tubuh Zaire di kasur kamarnya,melihat putrinya yang sudah besar ini membuat senyumannya terukir di bibirnya. "Ayah gak usah gendong Zaire gak papa,kan zaire bisa jalan"ujar zaire tersenyum. "Masih masa pemulihan,inget minggu depan kamu masuk langsung Ujian!!"tajam Riquel. "iya deh yah"angguk Zaire.menurut. "Ship,ayah mau ke bawah dulu,kalau mau apa apa,panggil ayah"ujar Riquel yang mulai pergi dari kamar Zaire. "EkHem,dihh manja banget"ujar Niken yang tiba tiba datang di samping zaire. "Aku gak manja,ayah aja yang aneh"bantah zaire jujur. "Iya dehh iya"pasrah Niken,"udah baik?"tanya Niken. "Lumayan" "Kepala gak papa kan?" "Lah emang kenapa?"tanya bingung Zaire,pasalnya selama perawatan di rumah sakit zaire tak pernah menanyakan luka atau semacam apa. "Kata bunda tubuh kamu gak papa,gak ada yang patah,cuman kepala kamu aja yang kebentur keras" "Aku gak tau,yang aku rasakan cuman kemampuan mataku yang meningkat begitu saja" Niken mengagguk mengerti, dia pun mulai mendekati zaire yang kepalanya masih di perban. "Masih pusing?"tanya Niken. "Gak"geleng Zaire. "Gimana rasanya koma?"tanya Niken. "Rasanya?gak tau,aneh"ucap Zaire datar. "idihh,aneh anehh aja kamu"geleng Niken. "Truss Kalau rasanya Mati gimana?"tanya Zaire serius. "Terbang" "NIKEN!!" geram Zaire yang kemudian Niken menghilang begitu saja. "KAK GATRA!!"teriak zaire keras,memanggil Gatra. "Apaa zai?"tanya Gatra yang berlari menuju kamar zaire dengan panik. "Ambilin kue itu"ucap zaire manja yang menunjukkan kue yang berada di meja belajarnya. "Anjim,gue kira apaan"sebal Gatra yang menghentakkan kakinya menuju meja belajar zaire.sedangkan zaire menahan tawanya melihat tingkah Gatra yang super panik itu. "Nohh makan"ujar Gatra yang memeberikan setoples kue salju kepada zaire. "Makasih Kakak baik"senyum zaire jail. "Sialan!" "Mon maap"nyengir zaire.sedangkan Gatra dia langsung pergi dari kamar zaire. Zaire kembali terdiam beberapa detik,memikirkan tentang penglihatannya.memang dia sangat yakin dengan penglihatannya itu. Zaire meraih hp di meja samping tempat tidurnya,dia pun menekan kontak yang sudah lama dia tidak hubungi. Sambungan terhubung "..." "hallo tan saya zaire" "..." "baik tan,tante sendiri gimana?" "..." "syukurlah" "..." "zaire besok mau jenguk tante ke jogja,bolehkan tan?" "..." "Liburan semester tan" "...' "yaudah zaire pamit dulu tan,thank you" Tut tut Sambungan di putusankan sepihak,zaire menghembuskan nafasnya dengab tenang.senyumannya melebar senang dirinya bisa membantu sahabat lamanya. "Aku bakal cari tau wa" guman Zaire sambil menatab layar handphonenya. Sedangkan disisi lain Alan bernyanyi keras dengan lagu ost Doraemon, dia selalu menyanyikan lagu tersebut jika suasanannya sangat mendukung,entah suasana dalam dirinya senang atau sedih. "La la la,aku senang sekali,doraemon" Alan bernyanyi keras menuju Gatra yang yang sedang terdiam diri sambil menonton televisi di hadapannya. "ganti dora dong"ujar Alan memohon. "nih"ujar Gatra yang menyerahkan remotnya kepada Alan. Alan pun menekan nekan tombol.yang ada di remot.mengganti cenel yang membuatnya mencintai gadis berambut hitam pendek dan berponi.dora. "Apakah kalian melihat swiper?" "Belakang lo"teriak Alan dan Gatra serentak. "Apakah kalian melihat Swiper?" "Budeg Lo ya?"geram Alan yang menatab tajam si Dora di televisi. "Dimana?" "Itu lo!!"serentak Alan dan Gatra geram. "Dimana?" "Anjing ngajak berantem"geram Gatra yang mulai berdiri,sambil mengepalkan tangannya. "Jangan Bro,kasian ni televisi mahal,malem minggu kemarin,lo juga udah ngrusak tv kamar lo kan"cegat Alan. "Ohh Jadi yang ngrusak Tv kamar kakak,kakak sendiri?"sindir Zaire yang sendari tadi melihat pertengkaran kecil antara,Dora,Alan,dan Gatra!. "Iya,gara gara dora budek"ujar Gatra yang mematikan telivisi di hadapannya,sebelum.puncak emosinya melihat Dora. "Kakak aja yang gak sabaran"geleng zaire menuju dapur. "lo ngapain turun,balik ke atas istirahat!"suruh Gatra,kepada Zaire. "mau minum"ujar zaire yang mengambil minuman di lemari es. "Dapur atas kosong?" "Enggak,males aja di atas,gak serame di bawah"ujar zaire yang meminum esnya. Gatra mengagguk Faham dia pun mulai menyalakan lebtob di hadapanya,sedangkan Alan,ngegame buat nenangin pikirannya. Zaire berjalan menuju Alan dan Gatra dengan membawa sebotol s**u,dan makanan ringan.dia pun langsung duduk di sela sela antara Gatra dan Alan.punya dua pelindung enak yah?. "Kakak ngapain?"tanya Zaire. "Gue lagi cari buku yang terbit bulan ini"ucap Gatra yang terfokus pada lebtobnya. "Kakk Alan ngap-" Victory "Alhamdulillah menang"ujar Alan tersenyum ceria menatab zaire. "Jijik muka mu kak"geleng zaire jijik. "Biarin!" Ceklek Pintu utama terbuka menampilkan perempuan payuh baya,dengan kaca mata hitam yang menutubpi kedua matanya.siapa lagi kalau bukan Bunda Arisa!. "Bunda"ucap zaire yang berlari menuju Arisa,pasalnya zaire tidak bertemu Arisa selama dua hari. "Hati hati" "Bundaa"peluk Zaire kepada Arisa.tentu saja Arisa membalasnya dengan lembut. "Udah sembuh?"tanya Arisa yang menatab putri satu satunya ini. "Udah Bun"angguk zaire cepat. "Banyakin istirahat yah"peringat Arisa. "iya bundaa" "Bun"Sapa gatra dan Alan kepada Arisa. "Dihh dua ganteng"geleng Arisa menatab Alan dan Gatra langsung menyaliminya. "pasti bun" "Yaudah lanjutin,bunda mau ke kamar dulu"ujar Arisa yang mulai berjalan menuju Kamarnya. "Lanjut Nonton Apa wey?" tanya Allan menatab Zaire dan Gatra. "Film horor"datar Zaire yang membuat Alan memberikan remot itu kepada Zaire. "Lo ambil aja,gue mau kemar"ucap Alan yang kemudian bangkin berjalan menuju kamar disusul Gatra dari belakang. "Dih takut"geleng Zaire menatab malas kedua kakanya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN