Manusia Paling Buruk

2806 Kata

"Kenapa?" tanyanya. Ia tentu saja kaget. Eshal kembali duduk dan menatap perempuan itu. "Jangan pergi," ucapnya sekali lagi. Kali ini dengan tetesan air mata. "Kenapa?" Ia mempertanyakan. Kenapa ia tak boleh pergi? Tapi Davira hanya menangis. Eshal jelas bingung lah. Ia menatap perempuan itu dan mengelus kepalanya. "Lo dengar semuanya kan?" Ia bisa menebaknya. Eshal menarik nafas dalam. "Seenggaknya lo udah sehat, gue udah cukup dengan hal itu." Eshal tersenyum tipis. "Kita mulai lagi hidup yang sempat tertunda. Oke?" Masih tak ada jawaban. Tapi ia yakin kalau Davira mendengarnya. "Sekarang tidur lah. Besok gue mampir lagi. Kalo ada apa-apa, seperti yang gue bilang, lo bisa ketuk tembok sebelah. Gue gak akan kunci pintu kamar ini. Oke?" Ia menenangkan sekali lagi. Tapi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN