part two

697 Kata
pagi ini ara terburu-buru pergi kerja karena bangun terlambat, ara melewati ruang makan dan tidak berpamitan pada keluarganya. " tidak tau sopan santun cih." decih rianti--mama ara "......" ara memilih diam dan keluar dari rumah itu. suasana kantor hening karena semua pegawai sedang mengerjakan tugasnya. teet..tett jamnya untuk beristirahat, para pegawai berhamburan untuk segera mengisi perut mereka yang sudah kelaparan. "raaa yuk ke kantin, laper banget ni." ajak pika "eh bentar pik dikit lagi ini tugasnya." kata ara "isss udah ayok lapar banget ini ra." sambil menarik tangan ara dari ruangan. "eh..ehh pika itu tugas aku belom kelar." ara berucap sambil mencoba melepaskan tarikan pika di tangannya. " udah sih ra, aku udah laper banget ini suer deh." bujuk pika, Melihat raut muka pika yang memelas ara pun luluh dan ikut ke kantin. mereka berdua makan dengan hikmat. tringg..tringg..tringg.. pika melihat nama yang tertera di layar depan hp nya, lalu buru-buru mematikannya melihat itupun ara mengernyitkan dahi. " loh pik kok gak diangkat? tumben ada telpon gak diangkat." tanya ara memandang heran ke arah pika. "e-eh i-itu biasa mike kangen mulu, padalan uda jumpa tadi malam." jawab pika , ara memerhatikan raut wajah pika yang seperti sedang gugup. "oh yaudah pik, eh aku ke toliet bentar yah." lalu ara pergi ke toilet, melihat punggung ara yang sudah menjauh pika segera menelepon kembali mike pacarnya. "halo honey" "ada apa mike kenapa meneleponku disaat sama ara!." " maap hon, kan gatau." " jadi? ada apa?cepatlah nanti ara datang kesini." " para polisi sedang mencurigai kita, honey coba cari jalan keluar supaya kita bisa aman." " apa! ck bagaimana bisa, kau sangat ceroboh mike." " ck cepatlah honey atau kita akan masuk penjara? kau mau emangnya di penjara?." " hah baiklah akan aku lakukan sesuatu." "i love u so much honey." " diam kau!." tutt.. pika segera mematikan panggilan secara sepihak, dan segera kembali ke dalam ruangan. ceklekk " ah baguslah ruangan ini masih sepi, aku harus segera menghilangkan barang bukti itu." ujar pika sambil membuka tas nya dan mengeluarkan barang bukti berupa pisau dan juga pistol. "tapi dimana aku harus menghilangkannya?." pika berpikir dan seketika mendapatkan ide,pika berjalan ke arah tempat duduk ara dan memasukkan barang bukti ke dalam tasnya. "hahaha ara ara malang sekali nasibmu, kau harus menerima tuduhan palsu ini.ck! lagian kau sudah membuat mike ku tertarik padamu dan sekarang rasakan akibatnya hahaha." pika tertawa bak seorang psikopat.Lalu segera kembali ke tempat nya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. kyara pov; aku berjalan menuju kantin dan melihat pika sudah tidak ada disana. " loh? pika kok ninggalin sih." gerutu ku, dan kembali ke ruangan kerja. "pik kok aku ditinggal sih." tanyaku pada pika. " yah gimana ya ra, tadi aku lupa ngerjain tugas yang mau dikasih sekarang." jawab pika beralasan. lalu semua pegawai kembali ke ruangan masing-masing dan mulai mengerjakan pekerjaan yang tertunda. Brakkk suara pintu dibuka dengan kasar, dan terlihat banyak sekali polisi memasuki ruangan ini. " silahkan semua angkat tangan dan menyingkir kami akan melakukan penggeledahan." seru seorang yang terlihat seperti ketua polisi, Semua yang diruangan itu terlihat ketakutan dan menyingkir.Tas dan laci -laci diperiksa dan tiba-tiba seseorang menemukan pisau dan pistol di tas ku. " ini tas siapa?." tanya polisi pada kami " itu punya ara pak." jawab pika di sebelahku sambil menunjukku, aku seperti sudah menduga bahwa ada yang mencoba menjebakku, lalu polisi itu menghampiriku dan bertanya kembali. " apa benar tas ini punya anda nona?." " iya pak itu tas saya." jawabku mencoba tenang, mendengar jawabanku polisi itu manggut-manggut dan bertanya lagi. "berati barang bukti itu punya anda?." mendengar itu sontak aku menggelengkan kepala " tidak pak, sepertinya ada yang mencoba menjebak saya pak." " berikan jawaban itu terhadap hakim nona, anda kami tangkap atas percobaan pembunuhan terhadap atasan anda." kata polisi tersebut sambil mengikat tanganku. aku segera membela diri tapi tidak ada yang percaya, lalu aku meminta pertolongan pika. "pik..pikk tolongin aku pik, aku tidak bersalah kau tau juga kan pik." aku memelas mungkin kepadanya dan berharap dia membantuku. "iya ra tenang aja, aku bakalan bantuin kau ra." ujar pika, mendengar jawabannya aku merasa sedikit lega dan segera dibawa ke kantor polisi untuk di tanyai lebih lanjut. semoga nyaman♡
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN