“Kamu udah ngelamar Riri berdua belum?” celetuk Mama Dewi saat sedang membawa barang-barang milik Ray yang akan dibawanya menuju kantor baru Ray. Ray memang memutuskan membuka kantornya sendiri di Jakarta setelah memutuskan menikah dengan Riri. Kini Ray sudah menemukan tujuannya untuk menetap di Jakarta dan meninggalkan Surabaya. Ray menata barang-barang yang dibawakan Mamanya seperti bekal makanan, beberapa alat tulis kantor yang sudah disusun di dalam sebuah kotak besar. “Bukannya kemarin acara lamaran formal sama keluarga itu cukup, Ma?” sahut Ray dengan wajah polosnya. Dewi menepuk bahu Ray. Anaknya ini memang polosnya luar biasa. Entah karena pengalaman berpacarannya kurang atau bagaimana. Mana mungkin Ray bahkan belum melamar Riri dengan aksen romantis seperti kebanyakan pasangan

