Bagian 21

1062 Kata

"Jadi ... bukan, Den Ian?" tanya mang Yadi sekali lagi untuk memastikan. "Mamang kira yang diomongin sama orang-orang itu adalah den Ian. Ternyata bukan, ya? Soalnya den Ian, kan, cucu laki-laki tertua nyonya Surya Atmadja. Jadi ... Mamang pikir ya den Ian ini." "Bukan, Mang. Kan, calon istri saya ada di sini." Aku hanya mencoba berbasa-basi agar pembicaraan teralih. Tapi ... sepertinya, Aruna sudah menangkap maksud dari perkataanku. "Kalau bukan kak Adrian, jadi yang mau menikah dengan anak perempuan juragan Cukul itu ...." Kabut mulai terlihat menyelimuti bola matanya. Aruna tampak mengikis ujung kelopak matanya untuk mencegah cairan bening itu terjatuh di pipinya. "Permisi ...." "Teh Una ...?" Aruna pamit meninggalkan kami yang sedang berbincang di ruang utama vila. Aku me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN