102 | Nothing We Can Do

1535 Kata

Ahyar pikir, Ditrisya pasti sibuk sekali sampai-sampai belum sempat menghubunginya balik sejak teleponnya siang tadi. Hampir musahil Ditrisya sengaja tidak meneleponnya balik lantaran belakangan justru Ditrisya lah yang selalu cari-cari cara supaya mereka tetap berkomunikasi. Selagi menunggu telepon Ditrisya, Ahyar menyibukkan diri di bengkel Bambang, perlahan-lahan kehidupan Ahyar kembali ‘normal’. Ahyar baru tiba di rumahnya, ketika akhirnya telepon yang ia tunggu-tunggu itu masuk ke ponselnya. Namun, Ahyar sengaja tidak lansung menjawabnya agar Ditrisya tidak besar kepala mengira Ahyar menunggu-nunggu, meski pada kenyataannya memang begitu. Entah pada deningan ke berapa, Ahyar mengangkatnya. “Ha—“ “Yar, tolong aku.” Seketika sejujur tubuh Ahyar membatu, ditambah suara Ditrisya yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN