118 | Perfect Happiness

1213 Kata

Kedua tangan Ahyar yang saling mengepal di sisi tubuh basah akibat keringat dingin. Jantungnya berdegup kencang, tegang bukan main. Pasalnya, saat ini ia tengah duduk berhadapan dengan kedua orang tua Ditrisya. Tengah harap-harap cemas, menunggu tanggapan mereka usai Ahyar mengemukakan keinginannya untuk menikahi Ditrisya. “Pekerjaan kamu apa sekarang?” tanya Ayah Ditrisya, setelah menyiksa Ahyar dalam keheningan. “Saat ini saya bantu-bantu jadi mekanik di bengkelnya Bos Bambang.” “Kamu berencana jadi artis lagi?” “Tidak. Saya akan jadi orang biasa.” “Lalu apa yang kamu punya sampai-sampai berani meminta putri saya?” Sungguh Ahyar pikir proses minta izin ini akan berjalan mudah, jika ditilik dari pertemuan-pertemuan mereka sebelumnya. Meski Ahyar yakin restu sudah di tangan, Ahyar m

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN