Perdebatan

1244 Kata
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DI DALAMNYA! Selamat Membaca Semuanya. Di suatu kampus ada seorang siswa bernama Chaing He yang memiliki sifat yang sangat polos sedangkan temannya Tae Wang memiliki sifat pemarah. Sebenarnya aslinya bukan pemarah, tapi karena kebodohan atau kepolosan temannya yang bernama Chaing He itu. Ia jadi sering marah, bahkan susah untuk mengontrolnya. Bayangkan saja, pertanyaan yang anak SD bisa jawab, Chaing He malah menanyakannya. Otomatis, Tae Wang merasa kesal, bukan hanya itu saja jika sudah dijelaskan oleh Chaing He, dia tetap seperti orang yang tidak tahu atau mengerti sama sekali. Padahal Tae Wang sudah menjelaskannya secara rinci, alhasil darah tinggi Tae Wang naik yang untung saja Chaing He tidak digantung terbalik sama Tae Wang. Pagi hari setelah mereka di kampus, Chaing He berjalan bersama dengan Tae Wang. Tae Wang sudah sabar, pasti sebentar lagi Chaing He akan memberikan pertanyaan yang sangat aneh dan dia harus menjawabnya dengan tepat dan mudah dipahami. "Tae Wang, lihat deh," ucap Chaing He sambil memegang tangan Tae Wang. Tae Wang memandang sinis Chaing He, apa yang begitu heboh hingga dia harus melihatnya? "Lihat apa?" sahut Tae Wang sambil melepaskan tangan Chaing He. Gak harus pegang tangan juga, entar dikira homo bakal repot urusannya nanti. "Tadi kan, sebelum aku pergi ke kampus, aku lihat celana belakang adikku si Nanami berdarah." Dengan nada penasaran sambil melihat Tae Wang. Tae Wang menepuk jidatnya, sekarang dia harus menjawab apa? Supaya si Chaing He ini bisa diam dan tidak mempermasalahkannya lagi. Lagian, Chaing He kenapa bisa lulus kalau masalah seperti ini tidak diketahuinya sama sekali. "Ya ampun bodohnya kau, itu artinya adikmu lagi bocor," jawab Tae Wang kesal. Dia tidak tahu kalau jawabannya itu membuat Chaing He semakin gila atau kebodohannya semakin kumat. "Bocor ... bocor ... gigimu, pikirmu adikku genteng apa? Makanya bocor!" ketus Chaing He kesal sambil memandang remeh Tae Wang. Tae Wang hanya menghela napas dan menahan kesabarannya. "Ya ampun, maksudnya adikmu lagi datang bulan makanya celananya bisa berdarah," jelas Tae Wang dengan nada membentak, kali ini dia sudah tidak tahan lagi dengan kepolosan Chaing He. "Haa? Sejarahnya aku gak pernah lihat bulan datang ke rumahku, apalagi menghampiri si Nanami. Selama ini kan bulan di atas langit, kapan sampainya ke rumahku? Lu bohong kan," ucap Chaing He sambil mengulurkan jari telunjuk ke arah Tae Wang. Tae Wang lagi-lagi memukul jidatnya lalu memijitnya menahan rasa sakit yang ada di kepalanya karena Chaing He begitu bodohnya. Entah jawaban apa lagi yang bisa membuat si otak kecil itu mengerti. "Adeh, maksudnya adikmu lagi mens bodoh!” jelas Tae Wang dengan tegas dan berhasil membuat Chaing He diam sementara. entah hal apa lagi yang dia pikirkan untuk membuat Tae Wang marah dan menjadi gila karena pertanyaannya. "Mens? Oh maksudmu pen ...." Dan ternyata benar, Chaing He berhasil membuat Tae Wang sakit kepala, kali ini jika jawaban yang diberikan oleh Tae Wang tidak dipahami oleh Chaing He, mungkin saja Tae Wang akan membunuh Chaing He. "Menstruasi gila!” pekik Tae Wang dengan nada yang sangat keras, membuat Chaing He tercengang dan menutup kupingnya dan lagi-lagi dia berpikir, entah apa yang dipikirkannya kepala Tae Wang serasa sudah mau pecah sekarang. "Oh! Menstruasi ... artinya apa ya?” ucap Chaing He memecahkan keheningan, kali ini kening Tae Wang berkerut menghadapi tingkah Chaing He. "Adeh! Mati aku,” sahut Tae Wang kesal. "Kasih tahu aku dulu baru kamu boleh mati,” ucap Chaing He. Sontak aja Tae Wang mendengar perkataan Chaing He, dia tidak menyangka kalau Chaing He akan mengatakan hal itu, padahal selama ini Tae Wang selalu baik. "Buset! Kau mau doakan aku mati!" bentak Tae Wang marah sambil menggertakkan giginya sedangkan Chaing He dia tidak perlu sama sekali. "Tidak, terserah deh kalau gak mau kasih tahu, tapi aku mau tanya lagi masalah yang lain lebih genting dan mengerikan bahkan aku saja sampai heran kenapa hal aneh itu bisa terjadi.” Tae Wang hanya menatapnya malas, paling pertanyaan yang aneh lagi kalau gak apalagi coba. “Semalam kan aku tidur terus mimpi cewek cantik yang aduhai, eh tiba-tiba si Nanami datang banguni aku sambil tertawa lihat celanaku, nah pas itu aku langsung lihat celanaku basah kayak kencing celana tapi yang aku tahu, aku gak kencing celana dan atap kamarku juga gak bocor, itu air dari mana datangnya ya?" cerita Chaing He panjang kali lebar. Tae Wang menahan tawanya, Chaing He jangan sampai mengetahuinya jika tidak dia pasti akan membuat kesal Tae Wang lagi pastinya. "Loh mimpi basah bodoh, eh! Tunggu kejadiannya semalam kan? Umur lo uda 19 tahun dan lo baru mimpi basah?” cetus Tae Wang dan kali ini tidak bisa menahan tawanya lagi, dia terus tertawa tapi Chaing He bingung seribu jawaban. Dia butuh jawaban yang lebih jelas lagi. "Memang gunanya mimpi basah apa?" tanya polos Chaing He sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Otaknya mungkin semakin sakit saat Tae Wang mengatakan hal yang tak pernah didengarnya sama sekali. "Itu tandanya kau uda besar ... sudah bisa buat anak," jawab Tae Wang dengan menahan amarahnya. "Oh ... kalau gitu ayo buat anak,” ajak Chaing He. Mata Tae Wang terbelalak, mulutnya sedikit menganga. Kemudian menaikkan satu alisnya, menelan ludahnya dan mengacak rambutnya dengan sangat brutal. Dia menarik napasnya perlahan, menenangkan diri dari cobaan yang ada di depannya. "Lo gila ya? Buat anaknya pas uda nikah tahu! Baru, buat anak itu dengan seorang wanita bukan sesama lelaki. Kalau kayak begini gimana bisa menghasilkan anak!?" teriak Tae Wang. "Oh! Cara buat anak kayak mana?" tanya Chaing He lagi dengan wajah super polos dan lugu, bahkan keluguannya itu membuat Tae Wang tak sanggup untuk memarahinya. "Aihk ... apa salahku harus bertemu dengan anak yang satu ini? Begini, kau hanya tinggal masukkan saja juniormu ke Miss V istrimu nanti," jelas Tae Wang pasrah dengan jawabannya. "Oh, junior sama Miss V yang mana ya?" tanya Chaing He sambil menatap serius Tae Wang, Tae Wang semakin gila, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, baginya kabur adalah jalan satu-satunya. Tae Wang membuang napasnya lagi, kali ini pasti Chaing He tahu apa maksud dari perkataan Tae Wang tadi. "Alat kelaminmu bodoh!” teriak Chaing He dengan begitu kuat dan kencang, membuat kuping Chaing He terasa sakit. "Gak usah teriaklah ... yang slah kan kamu masa alat kelamin dibilang Junior, uda jelas-jelas namanya alat kelamin dibilang lagi junior, orang sinting memang kayak gini," sahut Chaing He dengan nada marah, Tae Wang menatapnya tajam. Sebenarnya yang bodoh di sini siapa ya? "Ni anak uda salah melotot lagi, mau ngajak bentrok?” jawab Tae Wang sambil memajukan dirinya, Chaing He yang melihatnya hanya cuek dan tidak peduli sama sekali. Bagi dia jawabnya itu adalah jawab yang benar, padahal jelas sekali hal itu disebut sama dengan homo. *** J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - f**k With Boss - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - F**k With Boss - g e n r e - R o m a n c e - K a n t o r. Semangat bacanya :v
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN