Bagian 1

1058 Kata
Lantunan lagu milik Justin Bieber-sorry di lantunkan dengan merdu oleh seorang gadis cantik bernama Alana, gadis cantik berusia 22 tahun yang kini tengah asik menyirami beberapa jenis bunga yang ia tanam di halaman rumahnya. Hal ini sudah menjadi rutinitas paginya setiap hari Minggu di saat kuliahnya sedang libur, sedangkan di lain hari Minggu, maka Ibu kosnya yang akan menyiraminya. Bunga matahari terlihat sangat indah saat bunga berwarna kuning itu mekar saat terkena sinar matahari. Alana masih asik dengan lagunya, tangannya bergerak mengarahkan gayung berisi air ke beberapa tanaman bunganya yang lain, seperti mawar, melati hingga anggrek. Alana memang sangat menyukai bunga, bunga yang paling ia sukai adalah bunga matahari dan mawar. "Astaga, lama-lama halaman rumahmu itu menjadi kebun Alana," suara seseorang dari arah belakang membuat Alana menghentikan suaranya yang tadi bernyanyi. Di balikan tubuhnya 180° ke arah belakang, menatap seorang pria tampan yang sudah menjadi tetangga sejak tahun lalu. "Hai Jack, bagaimana kabarmu?" tanya Alana basa-basi, di liriknya Jack yang tengah membawa seekor anjing berwarna abu-abu yang Alana sendiri tidak tau jenis anjing apakah itu. Alana menatap intens ke arah anjing itu beberapa detik lantas bergidik ngeri. Ukuran anjing itu sangat besar dan menyeramkan dengan gigi taringnya yang terlihat tajam. "Aku baik, bagaimana denganmu?" tanya balik Jack, pria itu nampak sangat santai berdiri di samping anjing besar itu, berbeda dengan Alana yang menelan salivanya susah payah karena takut, bagaimana ia tidak takut, sedari tadi anjing itu menatapnya seolah-olah dirinya adalah mangsanya. "Ya--- seperti yang kau lihat, aku masih hidup." balas Alana yang membuat Jack terkekeh pelan. "Jack, anjing siapa yang kau bawa? Dia terlihat sangat menyeramkan." komentar Alana mengenai anjing yang di bawa Jack. Mendengar kata menyeramkan yang keluar dari mulut Alana, anjing abu-abu dengan mata kuning keemasan itu menggeram marah, membuat Alana tersentak kaget hingga menjatuhkan gayung yang tadi ia genggam di tangannya. Alana bahkan melangkahkan kakinya beberapa langkah ke belakang untuk antisipasi jikalau anjing itu menyerangnya. "Dia anjing milik kekasih baruku, namanya Maxime, kau bisa memanggilnya Max." sahut Jack dengan santai, tangannya terulur mengelus kepala anjing miliknya yang masih menggeram marah ke arah Alana. "Sepertinya anjing milik kekasihmu itu tidak menyukaiku," ucap Alana bergidik ngeri, anjing besar bernama Max itu masih saja menatapnya dengan tajam. "Tidak, dia sangat menyukaimu. Max ayo salaman dengan gadis manis itu. Namanya Alana Artamefti." jelas Jack pada Max, Jack lantas melepaskan tali yang mengikat kalung leher Max, membuat anjing besar itu langsung berlari ke arah Alana. Alana ketakutan, anjing itu berlari ke arahnya masih lengkap dengan tatapan tajamnya. Alana dengan cepat berlari ke arah kursi panjang yang tak jauh darinya, di naikinya kursi itu untuk menghindari Max. "Jack, aku takut. Anjing milik kekasihmu sepertinya sangat galak, dia menakutkan." ujar Alana yang saat ini tengah berdiri di atas kursi, di bawahnya ada Max yang tengah mendongakkan kepalanya menatap ke arahnya sembari menggeram marah. "Dia tidak akan marah kalau kau tidak mengatainya menyeramkan atau menakutkan. Coba kau elus kepalanya lantas ucapkan kata yang manis padanya, dia pasti akan sangat senang." balas Jack sembari ke dua tangannya di lipat ke d**a. Alana tersenyum kikuk ke arah Max, tangannya menjulur ke arah kepala Max lantas ia menariknya menjauh lagi, ia terlihat sangat ragu. "Tidak usah takut, dia tidak suka menggigit wanita, hanya saja---- ia suka menerkam wanita di ranjang." gurau Jack sembari tersenyum miring. Ucapan Jack barusan dihiraukan oleh Alana, gadis itu masih gemetar takut. Namun tidak dengan Max, anjing besar itu menatap Jack dengan tatapan membunuh, dia sangat tidak menyukai kalimat yang tadi di lontarkan oleh Jack. "Hai Max, kau sangat besar." ucap Alana dengan lembut, telapak tangannya mendarat dengan sempurna di pucuk kepala Max, lantas mengelusnya dengan pelan dan lembut. Suara geraman Max tidak terdengar lagi, anjing besar itu memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut yang Alana berikan. Ketakutan Alana sedikit berkurang, Max tidaklah galak seperti tampangnya, bahkan saat menikmati sentuhannya Max terlihat sangat lucu. "Bulumu sangat lembut Max, aku suka. Kau seperti boneka, pasti kalau aku peluk di malam hari kau akan membuatku hangat dan nyaman. Hehe...." oceh Alana yang saat ini sudah turun dari atas kursi, duduk di kursi itu sembari masih mengelus kepala Max. Max memajukan moncongnya, menjilati paha mulus Alana yang terekspose jelas di hadapannya, pasalnya gadis itu hanya memakai kaos tipis selengan dan celana jeans pendek. "Huh, dasar Max m***m!" cibir Jack dengan lirih namun masih terdengar jelas di gendang telinga Max. Max melirik Jack dengan tajam, membuat Jack menelan salivanya susah payah, Max terlihat sangat menyeramkan saat sedang marah, pantas saja Alana ketakutan tadi. "Hahaha----- geli Max, hentikan! Kau sangat nakal!" gerutu Alana saat Max terus saja menjilati paha mulusnya, bahkan dengan tak sopan anjing besar itu dengan sengaja menyenggol benda berharga milik Alana dengan moncongnya. "Ahg, anjing nakal!" Alana memukul kepala Max dengan kepalan tangannya saat Max dengan beraninya menekan area kewanitaan Alana dengan moncongnya. Max menyipitkan matanya, seperti sedang tertawa, sedangkan Alana, dia mencibikkan bibirnya sangat kesal. Sedangkan Jack yang melihat itu hanya terkekeh geli. "Aku titip Max padamu selama sehari semalam." ucap Jack dengan santai, Alana yang mendengarnya lantas dengan cepat berdiri dari duduknya, menatap Jack dengan ekspresi terkejut. "Emangnya kamu mau kemana Jack?" tanya Alana dengan heran, jujur saja, ia tidak mau menjaga Max selama sehari semalam. "Mau menikmati hari yang cerah dan malam yang indah bersama dengan mate ku," sahut Jack dengan santai sembari tersenyum manis, kini ia tengah membayangkan wajah cantik kekasihnya. "Mate?" bingung Alana, "mate itu apa?" tanya Alana dengan bingung. Jack menggaruk tekuknya sembari tersenyum kikuk ke arah Alana. "Mate itu soulmate, pacar!" jawab Jack dengan mantap, Alana hanya mengangguk paham. "Maaf Jack, aku tidak bisa jaga Max." ujar Alana dengan serius, ia takut, bagaimana jika nanti Max mengamuk dan menggeram marah padanya? Alana sangat takut itu terjadi. "Gak nerima penolakan! Jaga dia, aku pergi!" ucap Jack langsung berjalan melenggang pergi meninggalkan halaman rumah Lana. "JACK! JACK! JANGAN PERGI! JACK!" teriak Alana dengan keras namun di abaikan oleh Jack, pria itu masuk ke dalam mobil lantas meninggalkan rumah Alana. Alana menggaruk kepalanya dengan frustrasi, sekarang ia harus menjaga Max, anjing besar yang nakal, m***m dan menakutkan. "Ayo masuk Max! Ini adalah rumahku, di dalamnya sangat kecil, aku akan memberimu sosis dan juga susu." ajak Alana dengan ramah pada Max, ia harus ramah, atau Max akan menggeram padanya nanti. Dengan semangat Max berjalan di belakang Alana, memasuki rumah sederhana yang di sewa gadis cantik itu selama tinggal di kota ini. •TBC•
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN