The Fall Of One Of Them

1438 Kata
Al-Sarem Kingdom, ibukota kerajaan Sebelum nya, Hazin beserta teman-teman nya tengah melawan salah satu dari enam jendral iblis yang disebut sebagai Kuroi Akuma. Kerajaan Al-Sarem yang menjadi tempat mereka bertarung terlihat cukup berantakan, Latina sebagai putri tertinggi juga telah jatuh pingsan setelah menerima hentakan kencang dari Pelmond. Hazin, Jack maupun Minaki benar-benar kehabisan cara untuk melawan musuh mereka. Namun, walaupun tidak ingin melakukan nya, ada satu hal yang bisa menyelamatkan mereka. Dari balik kabut tebal, Hazin memanggil kedua orangtua nya dengan suara lantang. Sedangkan, Jack yang berada disisi Hazin kembali membuat pedang Exe ke wujud aslinya, seorang peri kecil bernama Aqualya, mereka semua. Hazin, Jack, Minaki dan juga Aqualya, mereka menatap kearah yang sama. Arah yang mereka pandangi itu terdapat cahaya matahari yang lebih cerah dibandingkan sekitarnya, terdapat bayangan disana, mengapung, terlihat seperti sosok seseorang, terdapat dua bayangan disana. Secara mendadak kabut yang dibuat Jack menghilang diakibatkan oleh tekanan angin dan energi, secara perlahan mereka melihat sosok itu, kabut mulai menyingkir, membuat mereka melihat apa yang mereka ingin lihat. Wajah Minaki sangat terkejut saat kabut itu mulai hilang, "I-itu... Ra-raja Vondest, dan ratu Viole?!" Ia sangat terkejut. Vondest dan Viole terlihat sedang berdiri tegak diudara, mereka menghadap kearah Pelmond. Lalu, Viole melirik kearah Minaki. Saat melihat kehadiran Hazin, ia langsung terbang dengan kecepatan luar biasanya dan langsung memeluk Hazin. "Hazin anakku...! Maafkan ibu dan ayah ya, kami terlambat membantumu." Viole memeluk Hazin dengan erat, ia juga menggesek-gesek kan pipinya di pipi Hazin. Vondest sedikit melirik Hazin, "Maafkan ayah juga ya, kita datang terlambat. Tapi, sekarang kalian tidak usah khawatir, Viole! Sembuhkan luka putri Latina sebisamu, biar aku yang urus dia." Vondest balik menatap Pelmond, wajahnya langsung terlihat ketakutan saat Vondest menatapnya, itu karena tekanan energi milik Vondest yang luar biasa besar. Minaki ikut merasa tertekan oleh energi Vondest, "Wuah... Bahkan dalam jarak sejauh ini, energi milik tuan Vondest masih terasa jelas." Ia sedikit menggigil. Muncul lingkaran sihir saat Viole memeluk Latina yang tengah pinsan. Setelah selesai, Viole kembali mengembalikan Latina, ia menyuruh Hazin yang menggendongnya. Dengan wajah cemberut, Hazin menggendong Latina dengan kedua tangannya. Viole berdiri dibelakang Hazin lalu berbisik, "Ibu memang tidak salah pilih, Latina memang cocok untuk menjadi pasanganmu." Bisiknya, Hazin hanya cemberut tidak berkata. "Minaki! Kau juga tidak usah sedih. Suatu saat nanti, kau bisa memanggilku dengan kata ibu." Viole tersenyum manis pada Minaki yang ikut tersenyum cerah, "Dengan senang hati aku akan menunggu nyonya." Viole sedikit menyenggol Hazin menggunakan sikutnya. Lalu, ia berbisik di kuping Hazin. "Lihat, sepertinya ibu bisa mengizinkan mu untuk memiliki dua istri sekaligus." Sambil terus cemberut Hazin membalas, "Sudah kuduga, aku menyesal telah melakukan hal ini." Jack berdiri sambil memperhatikan raja Vondest, "Sejauh ini, aku tidak pernah melihat raja Vondest bertarung melawan musuh seperti iblis sungguhan. Namun, kali ini aku akan menjadi saksinya, aku akan belajar darinya seperti kau, Ayah." Gumam nya. "Nah sekarang, apa yang sebaiknya aku lakukan untukmu? Menghancurkan seisi kerajaan bukanlah perbuatan yang mudah untuk dimaafkan." Vondest tersenyum percaya diri, "Tapi sebelum itu, bagaimana jika kita membuat suatu perjanjian?" Tanya raja Vondest. Pelmond sedikit tersenyum walaupun ia sangat takut, "Baik sekali. Jika boleh kutahu, apa isi perjanjian itu?" Tanya Pelmond, badan raksasanya sedikit diturunkan agar sejajar dengan Vondest. Vondest kembali melirik kearah Hazin, ia seolah menunjuk kebawah Hazin dengan tatapannya. Melihat ayahnya mengisyaratkan hal itu, Hazin langsung mengerti, dengan teknik Naguru yang ia miliki. Hazin menghancurkan beberapa akar beracun yang berada dibawah kaki Minaki. Vondest dapat mengetahui kelicikan Pelmond dengan mudah. Ia terus tersenyum, sedangkan Pelmond, ia justru ketakutan setelah mengetahui Vondest menggagalkan rencananya untuk membunuh Minaki, "Raja tertinggi bangsa Fadelta memang luar biasa! Tidak kusangka kau akan berkembang sejauh ini." "Ayolah, padahal tadi aku ingin memberikan suatu keringanan untukmu. Tapi, kenapa kau masih saja melakukan hal diam-diam seperti tadi?" Vondest mengangkat kedua pundaknya. "Mau tidak mau, perjanjian itu tidak bisa dilakukan. Sebagai gantinya, aku akan langsung menghabisimu." Ucap Vondest, ia tersenyum sambil terus berdiri tegak. "VONDEST...!!" Pelmond mengangkat seluruh akar raksasanya lalu menggarahkannya kearah Vondest. Bukannya menghindar, Vondest justru sengaja menerima semua serangan yang diberikan Pelmond. "Kau lebih baik mati..!!" Seluruh akar raksasa telah sampai ditempat Vondest berdiri, akar itu bagaikan sebuah pecut. Gerakan cepatnya serta berhentinya menimbulkan suara dengkuman yang kencang. Minaki terkejut dan khawatir tentang hal itu, "Nyonya Viole, apakah tuan Vondest tidak akan terluka?" Tanya Minaki, lalu dengan senyuman hangat Viole menjawab, "Dia takan bergeming." Viole menatap kearah akar Pelmond yang menghantam Vondest sambil memegang kedua pundak Minaki. Setelah debu dan asap yang menghalangi pandangan mereka, Vondest kembali terlihat. Badannya masih berdiri tegak dengan kedua tangan yang masih ia lipat didepan d**a, bahkan posisi ia berdiri tidak berpindah, "Mau coba lagi?" Vondest meledeknya. "K-Kurang ajar..!!" Kali ini Pelmond menggerakan akarnya kearah penduduk yang sedang mengungsi. Mengetahui hal itu, Vondest tidak lagi tersenyum, "Viole." Vondest memanggil nama istrinya sambil menutup matanya. Viole melepaskan kedua tangan dari pundak Minaki, "Ya ya, dia memang suka sekali menghancurkan sesuatu." Cakar Viole bertambah panjang, ia memasang gaya bertarung seperti seekor macan yang akan menerkam mangsanya. Posisi badannya didempetkan dengan tanah, lalu. Tanpa bisa diikuti oleh tatapan mata, secara mendadak Viole menghilang dari hadapan Hazin, semua akar raksasa yang sedang menuju kerumunan tiba-tiba tercincang menjadi bagian yang sangat kecil, tebasan dan cakaran Viole hanya menyisakan cahaya nya saja. Minaki dan Jack terpukau saat melihat hal itu terjadi, "Hebat, cepat sekali." Ucap Jack kagum, "Tidak hanya cepat, cakar itu... Warna silver berkilau itu... Itu adalah Claws of Light!" Minaki menebaknya. Viole kembali kesamping Hazin, "Kau tahu banyak ya." Ia tersenyum pada Minaki, saat Viole kembali, barulah semua akar yang ia tebas berjatuhan, "Haduh... Ibu tidak tahu, bisa selama apa perbaikan kota disini." Ia melihat kearah akar raksasa yang tengah terjatuh. "Tiga detik, tidak... Mungkin hanya satu detik, ratu Viole. Bagaimana seorang wanita bisa sekuat beliau, raja Vondest, ratu Viole, ratu Patricya, tuan Ensberg dan nyonya Lien. Mereka semua memang pantas untuk memiliki panggilan, lima jari dewa." Gumam Minaki. "Uhk!- HUAH...!!!" Pelmond kesakitan saat semua akarnya hancur dan berjatuhan, Pelmond akhirnya menggunakan lengannya untuk meninju Vondest. "Usaha terakhir kah? Baiklah, akan kusambut dengan meriah." Vondest memasang kuda-kudanya sambil mengarahkan tangan kanannya kearah tangan raksasa Pelmond yang sedang mengarah padanya. Tangan kanan Vondest sedikit demi sedikit bercahaya, petir-petir kecil ikut mengelilingi tangannya, Vondest menyempatkan untuk tersenyum sebelum melancarkan gelombang energinya. "Selamat tinggal." Nging.... BLDARR..!!! Gelombang energi dalam jumlah yang begitu besar menghantam tangan Pelmond serta menghancurkannya, "Kurang ajar!! VONDEST!! Kita akan bertemu lagi..!!" Seluruh badan Pelmond yang berukurang besar itu hancur menjadi debu. Hazin, Jack dan Minaki tidak pernah menyangka bahwa Pelmond, salah satu anggota dari Kuroi Akuma akan kalah semudah itu, "Ya... Tidak akan ada yang selamat... Jika terkena.... Yang sebesar itu." Ucap Minaki kagum. Vondest menghela napas. Lalu, ia berpaling dan menatap Hazin dengan senyuman, "Hehe.." ia mengangkat jempolnya kearah Hazin, anaknya itu hanya dapat terdiam karena ia juga tidak menyangka bahwa kekuatan ayahnya akan sebesar itu. Viole mengangkat kedua tangannya, "Kita... Berhasil mengalahkannya!" Ucapan Viole merubah situasi, Minaki ikut merasa senang karena iblis didepannya berhasil dikalahkan, ia berkali-kali melompat karena senang, "Hazin! Setelah ini kita harus merayakan kemenangan kita!" Minaki menggenggam pundak Hazin. Hazin hanya terus menatap ayahnya yang sedang senyum-senyum sendiri, "Kita... Berhasil mengalahkannya?" Gumamnya. Kehancuran ibukota Al-Sarem memang tidak bisa dipulihkan dalam waktu dekat, serangan dari salah satu komandan iblis, Pelmomd Root yang merupakan iblis dan termasuk kedalam kelompok Kuroi Akuma menyebabkan enam puluh persen kehancuran, kastel dan beberapa rumah warga masih berdiri tegak berkat perlawanan dari Hazin beserta teman-temannya. Tidak lupa, peran raja Vondest dan ratu Viole sangat berpengaruh besar diakhir pertarungan. Selama pertarungan berlangsung, Mehmed sang raja Al-Sarem beserta para petinggi lainnya ternyata bersembunyi dalam ruang bawah tanah, Vondest masuk kedalam kastel dan langsung menarik mereka semua. Raja Mehmed langsung bersujud dan meminta maaf dihadapan raja Vondest dan ratu Viole. Viole hanya memberinya sebuah pukulan yang cukup keras dibagian kepalanya, namun Mehmed menerima hal itu dengan senang hati. Latina yang mengalami luka paling parah diantara teman Hazin, ia masih dirawat dalam pengawasan ratu Viole, Hazin juga ikut bersama Latina dan ibunya. Jack dan Minaki hanya mengalami luka ringan, mereka segera membantu para penduduk yang terjebak didalam reruntuhan bangunan. Sebelum melakukan hal yang lain, Vondest mendatangi tempat dimana ia menghancurkan tubuh Pelmond, ia berharap Pelmond tidak mati. Itu karena, Vondest sebenarnya ingin mengintrogasinya mengenai rencana sang raja iblis. Namun, setelah melihat keadaan Hazin yang terluka sebelumnya, Vondest marah dan sedikit lepas kendali, tubuh Pelmond benar-benar hancur. Kabar tentang terselamatkannya kerajaan Al-Sarem menyebar dengan cepat, didalam kabar itu, nama Hazin Triton, Latina The Down, Minaki Ista serta Jack tertanam sebagai orang yang menyelamatkan kerajaan itu dari serangan komandan iblis, Vondest sengaja untuk tidak menggunakan nama Vondest serta Viole, karena mereka takut bangsa iblis akan mengetahui kabar itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN