Sailling Toward The Tembula Ocean

1211 Kata
Sebelumnya, Hazin dan yang lainnya telah berusha menakluk kan mahluk buas yang Meraju ceritakan. Tapi, semua tidak berjalan seperti yang putri Latina inginkan. Pada akhirnya, Hazin tetap saja menggunakan uangnya untuk membeli sebuah kapal berkelas bangsawan. Karena kapal sudah dimiliki, Hazin dan yang lainnya mulai menaiki kapal itu. Namun, ada satu hal yang membuat Jack bertanya, "Bagaimana cara mengendarai perahu?" Karena mereka berempat sama sekali belum pernah mengendarai perahu. Akhirnya, Hazin memutuskan untuk menyewa jasa seorang kapten dan beberapa kru untuk membantu mengendarai serta mengurus mereka berempat sampai tujuan. "Tembula, kenapa kalian ingin pergi kesana?" Tanya kapten, ia bernama Kargoa Ifluke, ia merupakan Half Man yaitu manusia setengah beruang. "Kucing cengeng ini bilang bahwa ada kerajaan bawah laut disana, kami perlu memastikan sesuatu, dan itu penting." Jawab Hazin, ia menunjuk Minaki. "Hem.. kerajaan bawah air ya, memang aku pernah mendengar itu. Namun, banyak orang menyangka bahwa itu hanyalah dongeng, kami sebagai Half Man tidak pernah bertemu dengan seseorang yang dapat bernapas didalam air secara alami, tapi. Mungkin saja kerajaan itu adalah hasil dari penyihir." Jelas Kargoa. "Itu bukan dongeng, aku benar-benar yakin bahwa kerajaan bawah laut itu memang ada." Ucap Minaki. "Yah.. karena kau adalah keluarga Ista, aku tidak bisa berbuat banyak, aku permisi dulu." Kargoa kembali keruang kapten. "Oi, pangeran bodoh! Kau tidak mau mandi?" Tanya Jack, ia sedang berjalan menuju lantai bawan dengan hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya. "Jangan memanggil Hazin ku seperti itu rambut api!" Minaki memeluk Hazin. "Apa kau bilang lendir berjalan!" Sentak Jack. Akhirnya Jack dan Hazin mandi dan berendam didalam bak yang tidak terlalu besar bersama, Minaki juga melakukan hal yang sama dikamar mandi wanita, sedangkan Latina duduk dipinggir geladak kapal sambil menatapi lautan. "Hah.. akhirnya kembali kediriku yang semula, lendir slime itu membuat badanku lengket, air panas ini membuatku hidup kembali." Jack menikmati mandinya. "Oi, kenapa kau murung? Apa kau merasa sedih karena aku memanggilmu pangeran bodoh?" Tanya Jack. "Tidak, aku hanya sedang berpikir. Bagaimana bisa ada bak air panas di dalam kapal." Jawab Hazin dengan wajah dingin. "Mana aku tahu k*****t!" Jack sedikit menyentaknya. "Aku telah mengambil sesuatu yang seharusnya tidak kudapatkan saat kita berada di Volhem. Teknik terlarang yang Hidrus bilang, kenapa teknik itu bisa sampai terserap dengan mudah olehku?" Hazin mengingat saat ia menyentuh sebuah kristal dikuil merah Volhem. "Kau seperti anak kecil saja, hanya karena Hidrus menyebutnya teknik terlarang, kau sampai melamun tidak jelas." Jack memejamkan matanya. "Tidak hanya itu bawang merah, ras iblis telah berhasil menghancurkan desa-desa tanpa diketahui oleh ayahku, itu berarti mereka sudah pasti tahu bahwa kita sudah berangkat mencari Death Stone." Jelas Hazin. "Jika kelompok Kuroi Akuma yang ditakuti ayah benar-benar muncul, kenapa mereka tidak langsung mengejar kita? Padahal akan banyak peluangnya jika memang mereka tahu kita sudah bergerak." Hazin mengingat kembali gambar salah satu kelompok Kuroi akuma yang Vondest tunjukan. "Heh.. paling mereka takut karena ada aku disini." Jack tersenyum. "Kau sasaran empuknya bodoh." Ucap Hazin dengan santai. "Apa kau bilang?!" Sentak Jack. Mereka berdua diam sejenak. "Kau berubah Hazin, walau dalam waktu dekat. Kau sudah berubah dari yang tadinya tidak ingin berbicara dengam orang lain menjadi kau yang sekarang ini. Bukan berarti aku tidak menginginkannya, tapi. Kau tidak usah lagi bersikap dingin pada semua orang." Jack melirik Hazin. Hazin hanya terdiam mendengarnya, lalu. Ia mengingat ucapan Vondest ayahnya. "Pengalaman bukan hanya membuatmu kuat, namun juga dapat membuat seseorang berubah menjadi sosok yang lebih baik." Ucapan Vondest hampir terdengar jelas dikupin Hazin. "Ahh, apa yang aku pikirkan. Ini hanya permulaan dari perjalananku yang sesungguhnya. Padahal hanya beberapa hari saja waktu yang aku lewati, tapi. Aku sudah merasa sudah mendapatkan pengalaman yang ayah bilang, benar-benar bodoh." Gumam Hazin dalam hatinya. Dukk! Terjadi benturan yang cukup keras. "Gawat! Gawat! Monster laut menyerang!" Terdengar seseorang teriak dari geladak. Para kru sibuk berlarian, Minaki tidak terlihat keluar dari kamar mandinya. "Kampret..!! Kucingcang habis kau monter laut b******k! Kenapa selalu saja mengganggu waktu mandiku?!" Jack teriak marah-marah saat keluar dari kabin berdiri digeladak, ia belum memakai baju. "Hei..!! Pakai dulu pakaianmu b**o!" Latina kaget saat melihat Jack masih telanjang, ia langsung memalingkan pandangannya. "Diamlah! Kau juga monster!" Jack balik menyentak. "Setidaknya pakai ini dulu." Hazin memberi Jack sebuah handuk, namun saat handuk itu melayang kearah Jack, seketika seekor naga tanpa sayap berwarna biru dengan tanduk dikepalanya melahap handuk itu dan membawanya pergi kedalam lautan. "Woii..! Kembalikan handukku!!" Jack langsung loncat ke air mengejar naga itu. "Naga? Bukankah itu lebih mirip kebelut daripada naga?" Hazin bertanya kedirinya sendiri. "Itu adalah Water Dragon, salah satu monster laut yang sering muncul disamudra Tembula, ini aneh karena kita masih belum jauh dari pelabuhan, kenapa dia bisa ada didekat sini?" Kargoa bingung. "Em.. hehe, apakah ini penyebabnya?" Latina diam-diam memberikan sebuah benda panjang berwarna biru ditangannya. "I-itu, bukannya itu kumis milik naga tadi?!" Ucap salah satu kru dengan ekspresi kaget. "Benar juga, kalau tidak salah naga tadi hanya memiliki satu kumis yang berada disebelah kanan saja." Hazin kembali mengingat saat naga tadi mengambil handuk yang akan diberikan kepada Jack. "Gawat! Kau sudah membuatnya marah anak muda." Kargoa mengeluarkan pedang dari pinggangnya. "Bisa-bisanya kau melakukan itu, dasar puteri tidak berguna." Ucap Hazin cemberut. "A-aku hanya! Em.. itu.." Latina berusaha mencari alasan. "Itu tidak penting, sekarang kita harus mencari cara agar kita bisa menyelamatkan teman berambut merah tadi didalam air." Kargoa terus mengamati daerah laut sekitar kapal. "Kau tidak perlu khawatir dengan si b**o itu." Ucap Hazin, Kargoa terlihat kaget dan melirik kearah Hazin. Saat para kru yang disewa Hazin panik diatas kapal, Jack yang tengah mengejar naga itu kehilangan jejak karena laut sudah mulai gelap, bukan hanya Jack berenang terlalu dalam, namun juga karena hari sudah mulai malam. "k*****t! Dengan santainya dia menggangguku, sekarang dia justru mengambil handukku, sial..!! Kenapa harus berupa cacing bertanduk!" Ucap Jack dalam hatinya, ia terus mencari keberadaan naga tadi. Ngeng... Sebuah bayangan hitam melintas dibelakang Jack, ia langsung menengok. Tapi, bayangan itu terlalu cepat untuk dilihat. "Jangan sembunyi cacing bau!" Jack menengok-nengok kearah yang berbeda, namun laut sudah cukup gelap, ia hampir tidak bisa melihat. "Apa boleh buat." Jack memejamkan matanya. "Terbakarlah! Api abadi, Heaven Fire." Sebuah api berukuran sedang muncul di hadapan Jack dan bersinar cukup terang, bayangan yang tadi Jack lihat ternyata adalah sekumpulan naga laut yang sedang mengintainya. "Disana kau rupanya." Jack senyum. JBURR..!! Air menggolak dan meluap dari laut, beberapa naga juga ikut berterbangan dari sumber yang sama. "Ba-bagaimana bisa semudah itu?" Kargoa terkejut setelah melihat naga-naga air berhamburan keluar dari air. "Mengganggu mood orang saja." Jack keluar dari air dan langsung terbang kearah perahu sambil mengenakan handuk. "Kau, bagaimana bisa memiliki jumblah energi sebanyak itu? Ka-kau pasti seseorang dari keluarga bangsawan kan?" Tanya Kargoa, ia melamun. "Heh..? Keluarga bangsawan? Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Kau tidak menyadarinya tua bangka? Mereka memiliki jumlah energi yang lebih besar dariku." Jack melirik Hazin dan Latina. "Siapa kalian sebenarnya?" Tanya Kargoa, ia baru menyadari bahwa Latina memiliki aura energi yang begitu besar walaupun ia hanya diam, Hazin juga memiliki besar energi yang tidak terlalu jauh. "Membosankan, memangnya jika kau tahu siapa kami tiba-tiba kita akan langsung sampai ketempat tujuan? Berhenti menganggap seorang bangsawan itu seolah dewa." Hazin kembali masuk ke kabin. Mereka berlayar lebih dari lima hari. Sampai akhirnya, kapal menggulung layar nya lalu menurunkan jangkar nya yang berat, kapal yang dinaiki Hazin telah sampai di tujuan nya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN