The Black Hood

1168 Kata
Al-Sarem Kingdom, kota bawah tanah Sekumpulan mahluk buas seketika menghampiri Hazin dan teman-temannya, hal itu terjadi tidak lain karena suara putri Latina yang lantang karena bersemangat. Tidak sama seperti Latina dan Hazin yang masih terlihat santai, Minaki sedikit takut dengan suara geraman itu. Ditambah lagi, Jack tadi bilang bahwa ia melihat mahluk buas yang sedang berlari. "Bagaimana ini Hazin... Mereka semua pasti sedang mengincar kita." Minaki merengek sambil menarik-narik baju Hazin. "Hah? Siapa yang kau maksud mereka?" Tanya Hazin dengan santainya. "Masamune!!" Latina mengeluarkan salah satu senjata Tyrel yang ia miliki dengan tangan kanannya, ia sedikit tertawa sambil menundukan kepalanya. "Ahaha... Ini, inilah yang disebut dengan petualangan! Situasi mencekam dimana kita merasa akan berakhir disini, mahluk buas yang ganas, kegelapan kota bawah tanah sebelumnya. I-ini semua adalah yang kuinginkan!!" Latina terlihat begitu antusias, ia juga sedikit teriak diawal dan diakhir ucapannya. Jack mengelurkan pedang besarnya. Sedangkan, Minaki yang hanya diam lanhsung melirik merasa aneh karena Jack tidak memanggil Aqualya untuk memakai pedang Exe. "Gawat! Jika sebanyak ini, kita semua pasti akan kerepotan!" Ucap Jack. Mahluk buas yang tidak terhitung jumlahnya mengelilingi dan terus berlari mendekati bereka berempat, jenis dari mahluk buas itu beragam. Jadi mereka tidak bisa asal terbang karena banyak juga dari mahluk buas tadi yang berupa kelalawar raksasa dan moster bersayap yang menyerupai anjing. Latina masih senyum-senyum. "Sial, aku benar-benar semangat. Saking semangatnya aku tidak tahu harus melakukan apa, membabi buta mereka semua hanya akan membuang energiku, pasti ada suatu cara agar aku bisa menghantam mereka dengan radius yang lebih besar." Gumam Latina, mahluk buas terus mendekati mereka. "Oi puding berry! Apa yang seharusnya kita lakukan?! Saat ini kita tidak bisa bertanya pada putri itu. Lihatlah! Dia sudah mulai gila!" Jack menunjuk Latina yang sedang senyum-senyum sambil melihat para mahluk buas. Latina menoleh kearah Jack saat ia berkata gila sambil menunjuknya, "Siapa yang kau sebut gila hah?!" Ia menyentak Jack. Karena tidak mau kalah, Jack ikut menyentak Latina. "Tentu saja kau! Lihatlah, akibat suara tawamu yang lantak itu, para mahluk biadab ini jadi bermunculan! Sial, padahal hari ini aku sedang tidak ingin bertarung." Ia menggenggam pedangnya lebih erat lagi. "Hah! Apa susahnya bilang bahwa kau takut?" Tanya Latina sambil melirik Jack. Namun, saat ia ingin meledeknya lagi, dengan cepat matanya melirik kearah yang berlawanan. Duakk!! Ekor dari kalajengking raksasa menghantam tanah, Latina melompat dan berhasil menghindari serangan itu. "Cepat juga yang satu ini." Ucap Latina, ia masih berada diudara karena loncatannya yang kuat tadi. "Atasmu!!" Minaki teriak. Rahang dari anjing bersayap sedang terbuka lebar diatas kepala Latina, ia sedikit lengah karena ia justru melompat kearah kumpuluan mahluk buas. "Singkirkan mulut baumu!" Latina kembali menggenggam erat pedang Masamune dan mengayunkannya kearah kepala mahluk buas tadi. Cratt! Dengan mudah Latina membelah kepala anjing itu, darah hitam keluar dan sedikit mengenai kulit mulus Latina. Latina tersenyum ditengah ayunan pedangnya, "Awal yang bagus." Ia kembali mendarat didekat kumpulan mahluk buas, "ahaha!! Ayolah, kalian semua hanya akan menjadi tumbal untuk pedangku yang belum sempurna, kemari dan coba makan aku!" Latina berdiri tegak ditengah serbuan mahluk buas. Mahluk buas yang berupa hyena besar loncat dan berusaha menerkam Latina dari belakang, Latina tidak menyadari serangan itu karena terlalu banyak mahluk buas disekitarnya. Saat rahang mahluk itu dekat dengan leher Latina, ia baru sadar dan tahu bahwa ia takan punya kesempatan untuk menghindar. "Sial, aku lengah!" Gumam Latina, ia berusaha mengayunkan pedangnya kembali untuk menebas mulut mahluk itu. Namun, gerakannya terlalu lambat dibandingkan gerakan mahluk tadi yang sudah melompat lebih dulu. Cratt!! Saat mulut mahluk itu benar-benar dekat dengan Latina, jarum hitam milik Minaki terbang dan menusuk kepala mahluk itu sampai terpental cukup jauh. "Kau takan bisa melawan mereka sendirian, Latina!" Teriak Minaki, ia terlihat serius. Latina yang masih terkejut dengan serangan mendadak itu melirik Latina lalu tersenyum, "Minaki. Aku tidak perlu bantuanmu marmut hitam! Tadi, sedikit lagi saja, aku hampir membunuhnya kau tahu?!" Latina teriak memarahi Minaki dengan wajah kesal. "Eh?! Kenapa aku malah dimarahi? Aku tadi berhasil menyelamatkanmu! Kau tidak perlu berterima kasih, cukup diam saja!" Minaki merasa kesal karena ia dimarahi Latina setelah menyelamatkannya. Latina kembali fokus pada pertarungan. "Terserah kau. Sekarang, biarkan aku yang menghabisi mereka semua!" Latina memposisikan pedangnya secara horizontal didepan wajahnya yang dimana dilatar belakangi oleh ratusan mahluk buas. Wajah Latina berubah menjadi serius. "Maafkan aku. Tapi, aku harus membasmi kalian semua!" Latina mengeraskan kakinya dan berencana melompat, namun. Grep. Hazin memengang baju Latina dan menariknya keluar dari kerumunan mahluk buas. "Hei! Lepaskan aku! Kenapa kalian-..." "Diam dan ikuti saja!" Hazin menyela ucapan Latina, wajahnya terlihat serius. Ya, walaupun ia memang sering memasang wajah serius. akan tetapi, saat Latina melihatnya pada saat Hazin menarik tubuhnya, wajah serius Hazin lebih mendalam daripada sebelumnya. Jack dan Minaki terus membunuh mahluk buas yang memiliki kemampuan untuk terbang diudara, mereka berempat terbang menuju kota bawah tanah yang sesungguhnya. Tempat dimana terdapat beberapa bangunan besar dan juga kecil, tempat yang ditunjuk oleh Mehmed yang digunakan sebagai tempat ia menerima dua Death Stone. "Hazin, kenapa dia terlihat begitu serius? Tidak, ekspresinya sekarang lebih mendekati kesal daripada serius." Gumam Latina sambil menatap wajah Hazin, ia membalas tatapan Latina. "Ahk tidak! Sekarang dia malah menatapku." Latina memalingkan pamdangannya. "Kita harus segera mencari Death Stone dan langsung keluar dari sini. Orang itu, entah kenapa perasaanku tidak enak sejak melihatnya." Hazin melirik kearah yang cukup jauh, disana terlihat ada seseorang dengan wajah dan badan yang tertutup oleh tudung dan juga jubah hijau tua yang sedikit lusuh, orang bertudung itu juga seakan menatap Hazin. "Apa?! Ada orang selain kita berempat? Bukankah Mehmed bilang takan membiarkan satu orangpun masuk kesini? Bagaimana bisa ia masuk kesini? Dan juga. Energi orang itu, berbeda." Gumam Latina setelah melihat orang bertudung tadi. "Apa?! Sejak kapan akar besar itu berada disana?" Latina terkejut saat melihat tempat dimana mereka diam sebelumnya hancur oleh akar yang bergerak-gerak. Hazin berhenti lalu sedikit menoleh, "Sejak kau menggila." Balas Hazin, ia tidak lagi memasang wajah kesal. "Jack dan Minaki sudah membuka Jalan, cepat! Kita tidak punya banyak waktu." Hazin kembali terbang setelah diam sesaat, Latina hanya menggangguk dan kembali mengikuti Hazin. "Hazin, sepertinya dia bukanlah seseorang, mungkin dia adalah mahluk buas yang menyamar menjadi orang. Jika benar begitu, itu berarti dia adalah mahluk buas yang mengendalikan semua mahluk buas yang ada disini, jika kita bisa mengalahkannya, kita tidak perlu melawan mahluk buas lain dan bisa mencari Death Stone dengan tenang." Ucap Latina sambil sesekali melirik orang bertudung tadi. "Itu terlalu beresiko, kau juga merasakannya kan? Energi miliknya berbeda dengan orang pada umunya. Terlebih, energi miliknya hampir mirip dengan energi milik Dough, si manusia setengah iblis sialan itu." Wajah Hazin kembali serius setelah mengingat lawannya di final Turnament Gya. Latina kembali menatap kedepan. "Baiklah." Latina hanya mampu menerima kenyataan bahwa orang itu mungkin berbahaya untuk dihadapi pada situasi yang sedang mereka hadapi. Dan pada akhirnya, Latina mengikuti rencana Hazin. Setelah berhasil kabur dari serbuan mahluk buas, akhirnya Hazin dan teman-temannya sampai ditempat tujuan mereka. Sebuah bangunan besar yang menyerupai aula, tempat itu mereka tuju karena sebelumnya Mehmed mengatakan bahwa bangunan itulah yang menjadi tempat dimana ia menghilangkan Death Stone nya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN