Pagi menjelang dengan cahaya mentari mengintip dari celah jendela, menjatuhkan sinarnya tepat di wajahku. Dengan menggeliat pelan aku membuka mata dan mendapatkan Kartika sedang duduk terdiam di sisiku. "Ada apa?" tanyaku yag aneh melihatnya diam aja memeluk kakinya sendiri. "Aku takut, Mas, aku khawatir, Mbak sakinah tahu lalu akan terjadi petaka," bisiknya pelan. "Jangan khawatir, Kartika," kataku sambil bangkit lalu memeluknya. "Bagaimana kalo Mbak sakinah datang dan menemukan kamu di sini?" "Aku sudah menelponnya dan beralasan bahwa semalam aku kebagia jatah piket di markas," bisikku sambil mencium daun telinganya. "Bagaimana kalo Mbak sakinah melihat mobilnya Mas di depan rumahku sepagi ini?" "Aku gak pake mobil, aku pake sepeda," balasku yang lalu bangkit, mengenakan pakaian

