Bagian 3 : RAPAT DARURAT TIM UBUR - UBUR

1033 Kata
Bagian 3 : RAPAT DARURAT TIM UBUR – UBUR Sebelum kejadian memalukan itu. Sore hari sebelum pulang ke rumah masing - masing biasanya kelompok orang ini berkumpul di salah satu kelas yang dulunya dipakai oleh OSIS. Tapi karena ruangan OSIS yang baru lebih menyenangkan ruangan ini di ganti menjadi tempat berkumpulan satu kawanan pem - bully di SMA ini. Semua orang di sekolah ini menjulukinya dengan tim ubur – ubur. Karena alasan jika salah satu dari mereka diganggu, mereka akan menyengat siapapun yang mengganggu. Termasuk guru dan staff sekolah. Bahkan guru juga kepala sekolah sudah angkat tangan dengan lima sekawaan ini. Tidak mampu lagi harus bagaimana caranya untuk menghentikan mereka. Tidak adil memang, saat mengetahui mereka adalah anak dari pendiri sekolah guru - guru mulai membiarkan mereka bertindak seenaknya. Bahkan tidak ada yang bisa menghentikannya selain diri mereka sendiri, mungkin. Korban pem – bully - an mereka kalau tidak pindah sekolah, ya di rumah sakit. Stress tingkat tinggi. Anggota tim ubur – ubur ini ada lima orang. Dua orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Ada Cherly S, biasanya dia suka memberikan ide yang sangat jahat untuk korban mereka. Tidak hanya memberikan ide, sering kali Cherly adalah orang yang paling depan untuk mengeksekusi dan merealisasikan ide jatanya. Kemudian, anggota perempuan kedua bernama  Fanny R. Fanny dan Cherly adalah paket komplit. Mereka tidak bisa di pisahkan. Dimana ada Fanny, disana pasti ada Cherly. Fanny hanya bertugas menyiapkan bahan – bahan untuk korban mereka. Terkadang juga Fanny melakukan eksekusi. Anggota cowok pertama adalah Ryan, dia biasanya maju paling depan jika korbannya adalah cowok. Memalakki korban atau mengeksekusi korban mereka. Rata – rata korban Ryan sudah pindah sekolah. Selain memperlakukan gadis secara tidak sopan dengan sedikit pelecehan seksuaal, Ryan juga memperlakukan laki – laki yang jadi korban mereka secara kasar. Jika tidak mendapat apa yang Ryan inginkan, Ryan akan maju paling depan untuk memberikannya ‘pelajaran’. Bukan dalam artian seksuaal. Pelajaran dalam artian yang sama dengan pelajaran yang diberikan antar sesama laki – laki. Memukul atau paling parah, mematahkan lengan atau kakinya. Cowok kedua di tim itu adalah Putra. Dia cenderung diam dan sesekali mengikuti apa yang anggota lain akan lakukan. Orang yang paling pintar dalam akademik dalam tim itu. Dia cenderung membersihkan tangannya. Tanpa eksekusi lapangan. Hanya menyempurnakan ide yang ada supaya keberhasilan meningkat dari 75% menjadi 99,9%. Biasanya ide yang sudah ada, di sempurnakan walaupun tidak pernah ada yang gagal jika Putra menyempurnakan ide itu. Putra tidak ingin membulatkan angka persenan keberhasilannya menjadi 100%. Karena kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi di lapangan berbeda dengan yang ada di dalam teori. Yang terakhir, pendiri sekaligus ketua tim ini. Yang sempat menolak dijuluki tim ubur – ubur karena ubur – ubur bukanlah hewan kuat dan termasuk letoy dalam artian yang sebenarnya. Namanya Abimanyu Utama Mahardhika. Yang berhak menyetujui atau menolak ide dalam kelompoknya. Tangan terbersih karena tidak pernah melakukan eksekusi pada korbannya. Dan tentu saja paling kaya diantara mereka berlima. Abimanyu adalah orang yang sangat tampan. Namun dia sering kali berlaku beringas kepada orang – orang yang mau menyetuh atau mengganggunya. "Besok ada siswi baru. Mau lo kerjain dengan cara apa?" “Gue yang akan mengekskusi dia. Cewek kan? Gue rasa apa yang cocok.” Cherly menjawab pertanyaan Ryan tadi. Cherly dan Fanny sudah menyusun rencana dan akan langsung menyiapkan bahan dan bagaimana mereka melakukan kelakuan kurang aajar mereka kepada anak baru. *** Sayangnya setelah melihat cewek itu pergi, Abimanyu dan yang lainnya juga meninggalkan tempatnya berdiri dan tempat melakukan eksekusi korban. Bahkan kemeja seragam milik cewek yang Bima tau namanya adalah Diara masih teronggok begitu saja di lantai di dekat kantor administrasi. Tidak ada yang sudi mengambilnya. Mungkin akan di biarkan begitu saja sampai pembersih sekolah yang mengambilnya. Bima tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada kemeja seragam cewek itu. ‘Masa bodoh.’ Batin Bima. "Lo kenapa sih Bim ngebiarin cewek itu pergi gitu aja ? Perasaan cewek itu kok berani banget sama kita?" Kata Cherly. "Kita bakal kalah sama murid baru Bim?" Kali ini cowok yang mengeluarkan suaranya, Ryan. "Lo gila apa? Masa kita kalah sama dia," kata Bima setelah sampai di ruangan khusus mereka. Dia duduk di sofa yang memang dikhususkan untuk dirinya lalu berfikir tentang apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Walaupun memikirrkan ide bukan tugasnya, tapi Bima merasa tanggung jawabnya sebagai ketua dipertaruhkan karena cewek brengseek tadi. Untung saja dia sempat melemparkan kunci mobil cewek itu. Mungkin cewek itu sedang belingsatan mencari kemana kunci mobil dia sendiri. Bima tersenyum ketika membayangkan si cewek itu kesusahan untuk membuka dan mencari kunci mobilnya. Ah pasti akan menyenangkan jika Bima melihatnya secara langsung. Sayangnya, Bima sudah cukup muak dengan perilaku si cewek itu. Dan ya, Bima sudah tidak bisa melihat wajah si cewek karena Bima takut kelepasa. Itu baru awal. Kata Bima dalam hati. Jangan perlihatkan taringmu dulul sebelum kau mengetetahui sampai mana kemampuan lawanmu. Itu adalah motto yang Bima buat sendiri. Dan tentu saja, Bima tidak bisa memperlihatkan keberingasannya pada cewek itu saat pertama kali bertemu. "Gue bakal bikin perhitungan sama dia. Gue bakal ngerjain dia abis - abisan mulai dari besok sampai dia ngakuin kalau dia salah memperlakukan kelompok ini dengan rendah kayak tadi," desis Bima. Saat semua orang menyumbang ide untuk korban mereka, keputusan sudah ada di di tangan Bima. Tinggal memutuskan apa yang akan dilakukan mereka untuk cewek itu besok. "Mau rencana A apa B?" Satu lagi cowok, Putra yang bertanya. Karena tentu saja ide mereka haruslah mempunyai cadangan, walaupun Putra mendeteksi rencana A cukup akan berhasil. Tapi mereka tentu saja harus menyiapkan. Karena seperti kata Putra. Ide saat dilakukan di lapangan akan ada banyak rintangan dan persen kegagalan. "Rencana A lebih menyenangkan," kata Bima. Dia tersenyum membayangkan bagaimana dia melihat cewek itu masuk ke dalam perangkapnya. “Dia akan masuk ke kelas kita.” Tentu saja, Ryan adalah pengumpul informan. Entah dari siapa, tapi itu sangat menguntungkan mereka. "Liat aja nanti lo. Besok gue bakal bikin lo malu saat lo masuk kelas," kata Bima bermonolog. Putra menutup buku novelnya yang sedari tadi di baca. Lalu beranjakk dari kursinya. “Mau kemana lo, Put?” Ryan bertanya karena tidak biasanya Putra balik duluan. “Ada urusan, siapin aja alat dan bahannya. Besok gue yang pasang perangkapnya.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN