"Ujian skripsi?" Aku tersentak saat seseorang bersnelli putih, mengagetkanku dari belakang dengan suara halusnya. Sudah hampir satu tahun, aku nggak pernah lagi mendengar suaranya. Satu tahun pula, aku juga nggak lagi berpapasan dengan sosoknya. Nyatanya, aku masih sering melihat dirinya berkunjung ke kampus, untuk urusan akademik. Namun, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan, adalah hanya terus bersembunyi. Dari dirinya. Aku takut. Entahlah, apa yang aku takutkan. Mungkin, aku takut tersakiti lagi dengan kata-katanya. Atau mungkin, aku takut jika suatu hari, aku bisa saja tertaut dengannya, lalu sulit melepaskan diri lagi. Seperti kemarin. Bagiku, Dokter Gamma sudah mirip layaknya sebuah obat anestesi. Sekejap disuntikkan, membuat nyaman, lantas aku akan terasa ringan, kemudian ter

