95. Maaf

1331 Kata

Keesokan paginya, Rainier tidak datang menjemput. Rasanya sepi sekali harus berjalan sendirian ke sekolah. Ia dan Rainier sama-sama putus kontak. Lyssa tidak tahu, entah kali ini hanya sekedar break, ataukah hubungan mereka selesai untuk selamanya. UTS selesai, lanjut persiapan ujian. Ujian dan ujian. Kelas tiga semester akhir memang penuh dengan ujian. Rangkaian ujian awal berhenti. Kembali pada materi. Meski begitu, di antara Rainier dan Lyssa masih tetap sama. Tidak ada yang mengalah untuk mengawali berbaikan. “Ha.. Kepalaku rasanya mau meledak,” gumam Lyssa pelan. Jam pelajaran matematika masih berlangsung, tapi Lyssa sudah tidak sanggup lagi berkonsentrasi. ‘Ding dong.. Ding dong..’ – Akhirnya, bel istirahat bunyi juga. “Baiklah, sekian dari Ibu, jangan lupa kerjakan PR-nya untu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN