Anak-anak yang tadinya duduk di sebelah si lelaki es bergeser, memberi ruang untuk Rainier dan Lyssa. Rainier berbasa-basi sebentar pada orang-orang di sekeliling mereka yang ternyata adalah senior-seniornya. “Bagaimana kabar Thrivent?” Lyssa mendengar si lelaki es bertanya. Nada bicaranya sangat datar – dan dingin. “Bagus, Kak. Aku juga sudah mulai nyiapin suksesor buat nanti setelah aku lulus.” “Good.” Lyssa tidak terlalu paham apa yang Rainier sedang bicarakan dengan si laki-laki es. Matanya fokus mencoba menghindari keberadaan Evan di sofa sebelah kanan. “Oh ya, Kak. Kenalin, ini Lyssa. Alyssa Grace.” Mendengar namanya disebut, Lyssa menoleh. Ia juga bisa merasakan Evan yang menoleh ke arahnya. Lyssa mencoba untuk tersenyum senatural mungkin pada si laki-laki es. Si pangeran es

