HD | Adam Mabuk

1002 Kata
Ayana berjengit saat merasakan benda kenyal itu kini menyentuh bibirnya. Dia ingin menarik diri, namun Adam justru menekan kepala belakangnya untuk memperdalam ciumannya Ciuman itu terus berlanjut dengan hanya Adam yang bergerak aktif. Ayana hanya bisa mematung saat merasakan bibir duda tampan itu memangut bibirnya dengan rakus. Engh. Ciuman pria itu semakin intens. Membuat perut Ayana bergejolak entah karena apa sebabnya. Dia masih diam membiarkan Adam menginvasi bibirnya. Ayana akhirnya dapat bernapas lega saat Adam melepaskan tautan bibir mereka. Dia kembali ingin menarik diri, namun Adam justru mendesak tubuhnya hingga akhirnya berbaring di atas sofa. Dengan Adam yang tengah menindihnya. Ayana mencoba menatap netra jelaga milik Adam. Dia terkejut saat pria itu juga tengah menatapnya dengan dalam. "Om, jangan kaya gi-enghhh.." Ucapan Ayana terhenti saat Adam tiba-tiba saja menenggelamkan wajahnya di lehernya. Kecupan dan jila-tan Adam layangkan pada leher jenjang Ayana. Tangan pria itu tidak tinggal diam. Ditangkupnya bukit kembar Ayana. Lalu diremasnya dengan lembut. Emnh.. Ayana merasa bingung dengan dirinya sendiri. Mengapa dia membiarkan Adam melakukan semua ini pada tubuhnya? Ayana bukan gadis polos yang tidak tau apa yang dilakukan oleh Adam saat ini. Sedari dulu dia merasa penasaran. Namun tidak menyangka jika akan merasakan pengalaman pertamanya ini dengan duda tampan itu. Ciuman Adam semakin turun hingga sampai di belahan dadanya. Pria itu dengan tergesa menaikkan kaos pendek yang Ayana kenakan. Lalu menyingkap bra putih yang menjadi penutup aset pribadi gadis itu. Adam terdiam sesaat, tampak terpana dengan pemandangan yang ada di depannya. Bukit kembar Ayana terlihat begitu ranum dan segar. Ukurannya yang melebih rata-rata menjadi kesenangan tersendiri saat melihatnya. Jantung Ayana semakin berdebar saat Adam mendekatkan wajahnya pada area dadanya. Tubuhnya memanas dengan napas tercekat. Seharusnya dia yang masih waras bisa menghentikan aksi Adam. Namun yang terjadi, Ayana justru ikut larut dalam permainan yang pria itu mulai. Puas mengagumi pemandangan menyejukkan di depannya. Adam lantas mendaratkan kecupan panjang di belahan d**a Ayana. Menggeram samar saat indra penciumannya bersitubruk dengan aroma lavender yang menguat lembut di indra penciumannya. Adam kemudian mulai memasukkan pucuk keras Ayana ke dalam mulutnya. Membuat tubuh gadis itu menggelinjang karena sensasi asing yang baru pertama kali ini dia rasakan. "Ahh..Om..Adamhh..." desah Ayana meremas pundak lebar pria itu. Seakan tuli, Adam dengan rakus men-yusu pada gadis cantik itu. Mengu-lum, menyesap dan menji-lat puncak keras Ayana tiada henti. "Ouhh.. " Ayana mele-nguh dengan tubuh berjengit saat Adam tiba-tiba saja menggigit puncaknya dengan keras. Rasanya ngilu, namun ada rasa lain yang membuat Ayana ingin merasakannya lagi. Awalnya Ayana benar-benar ketakutan ketika Adam menarik paksa kaos yang dia kenakan. Rasa malunya seketika hadir sesaat setelah pria itu mempertontonkan aset pribadinya. Namun anehnya, Ayana justru mulai menikmati apa yang tengah duda tampan itu lakukan pada tubuhnya. Dan membiarkan Adam berbuat sesuka hati terhadapnya. Di sisi lain, Bibir dan lidah Adam masih sibuk menjamah bukit kembar Ayana. Sesekali pria itu akan menyematkan gigitannya pada daging mengkal itu. Menimbulkan ruam merah yang sangat kontras dengan kulit putih gadis itu yang bagai pualam. Tak cukup hanya memainkan tubuh atas Ayana, tangan Adam mulai bergerak mengelus pa-ha mulus gadis itu. Saat ini Ayana hanya mengenakan hotpans sebatas pa-ha. Sehingga memudahkan Adam untuk bergerak leluasa. Tubuh Ayana semakin menggeliat. Merasakan dua rang-sangan yang Adam layangkan padanya. Gadis itu semakin belingsatan saat Adam mulai berani menangkup bagian bawah tubuhnya. "Om-hh..ahh..ja-ngan.." lirih Ayana tak tahan. Adam tidak hanya meremas bukit tembamnya saja. Namun sesekali pria itu juga mencubit bagian tengah hotpans yang dia kenakan. Adam melepaskan kulu-mannya pada bukit kembar Ayana. Menatap gadis itu dengan seringai licik. "Tubuh kamu mengatakan sebaliknya, Baby." smirk Adam dengan suara beratnya, yang sukses membuat Ayana merinding. Jari pria itu semakin bergerak liar di antara selang-kangannya. Walau masih terhalang hotpans, namun Ayana masih dapat merasakan sensasi dari permainan jari duda tampan itu. "Ahh..ouhh..u-dah, Om-hh.." lirih Ayana. Netra sayu Adam berubah meruncing. Menatap Ayana dengan sorot mata gelapnya. Yang membuat gadis itu mendadak takut dibuatnya. "Kamu menolak sentuhan saya, Millie?" tanya Adam dengan wajah mengeras. Ayana tersentak, saat Adam bukan memanggil namanya. Dia dibuat kecewa karena pria itu sepertinya menyangka jika dirinya adalah gadis bernama Millie. Lalu yang menjadi pertanyaan besar di otaknya sekarang, siapa Millie yang Adam maksud? Apa pria itu adalah mantan istrinya? Adam kembali menindih tubuh Ayana. Bahkan pria itu seperti sengaja mendesak tubuhnya hingga susah bernapas. "Kamu lebih suka di sentuh Alfa sialan itu, hah? Kenapa kamu melakukan ini pada saya, Millie? Saya sangat mencintai kamu. Tapi kenapa kamu justru memilih dia." ujar Adam dengan suara keras. Ayana spontan terpejam saat mendengar kalimat terakhir Adam dilontarkan pria itu dengan suara keras. Tubuhnya menggigil ketakutan dengan rasa was-was. Adam tengah dalam pengaruh alkohol. Sehingga dia tidak sadar siapa yang tengah berada di bawah tubuhnya saat ini. Tak mendapat balasan apapun dari gadis yang ada di bawah kungkungannya, Adam dengan kesal kembali membungkam bibir bengkak itu. Kali ini ciumannya terkesan liar dan menggebu. Membuat Ayana merasa tersiksa dengan ciuman itu. Ayana berusaha melepaskan diri. Tak seperti tadi, kali ini dia berhasil menyingkirkan tubuh Adam. Membuat pria itu terjungkal ke belakang dengan kepala terpentuk sudut meja. Adam terdengar meringis sembari memegangi kepalanya. Ayana memanfaatkan keadaan itu dengan merapikan tubuhnya serta beranjak dari atas sofa. Gadis itu menatap Adam dengan pandangan kecewa sekaligus takut. Sebelum kemudian berlari meninggalkan pria itu menuju kamar Emily. "Hiks.. hiks.. Om Adam jahat." isak Ayana yang langsung luruh di atas lantai sesaat setelah dirinya sampai di kamar Emily. Gadis itu memeluk dirinya sendiri dengan tubuh menggigil. Raut ketakutan masih tergambar jelas di wajahnya saat ini. Namun sorot matanya memperlihatkan kekecewaan yang mendalam. Pikirannya saat ini dipenuhi oleh kejadian barusan yang membuat dadanya begitu sesak. Seharusnya dirinya langsung menolak ketika Adam mencium bibirnya dengan paksa. Namun bodohnya dia justru menikmati apa yang pria itu lakukan padanya. "Ayana bodoh. Kenapa kamu diem aja waktu dia nyerang kamu? Kenapa kamu nggak nolak?" Ayana sibuk merutuki kebodohannya. Menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi. Gadis itu meremas rambut panjangnya yang terlihat kusut dan berantakan. Sesekali tangan kecilnya yang mengepal akan berakhir memukul kepalanya sendiri. "Dasar bodoh. Ayana bodoh." maki Ayana pada dirinya sendiri. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN