Siapa dia

1172 Kata
Hey kamu, dasar b******k kamu!" Teriak Adiva melangkahkan kakinya dengan cepat mendekati laki-laki yang berada didepannya. Adiva menarik rambut laki-laki itu dengan kasar membuat laki-laki terkejut dan menarik tangan Adiva agar melepaskan tangannya menarik rambutnya. "Siapa kamu? Dasar perempuan gila!" Teriaknya membuat dua orang karyawan hotel yang kebetulan melewati koridor ini terkejut melihat pemilik hotel berteriak kencang pada sosok wanita cantik yang saat ini menangis. "Kamu tega Mas, kamu menghianatiku hiks...hikss..." tangis Adiva. Adiva tidak menyadari jika sikapnya saat ini kepada laki-laki tampan ini akan membuat kehidupannya berubah. Apalagi laki-laki ini menatapnya dengan tajam dan seolah menilai penampilan Adiva dari atas hingga kebawah. "Apa salahku kenapa kamu berselingkuh dengan Atika Mas, kau bahkan tidak datang ke acara pernikahan kita, hiks...hiks..." ucap Adiva membuat wajah laki-laki ini terlihat sangat dingin. Adiva memukul laki-laki ini dengan tasnya membuat laki-laki ini semakin geram. "Kamu jahat dasar laki-laki b******k, penipu, penjahat!" Teriak Adiva. Lima orang Bodyguard mendekati laki-laki itu namun dengan isyarat tangannya ia meminta mereka untuk tidak mendekatinya dan meminta menyungkirkan karyawan hotel yang saat ini terkejut mendengar ucapan Adiva. Laki-laki itu menggendong Adiva membuat Adiva semakin berteriak, ia kemudian membawa Adiva masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu kamar dengan kencang. "Kau yang memulai semuanya dan kau yang menjebak dirimu!" Ucap laki-laki. Tadinya ia ingin segera masuk ke kamarnya karena pertemuannya dengan rekan bisnisnya membuat tubuhnya merasa panas. Panas karena rekan bisnisnya yang licik ingin menjebaknya dengan wanita malam dengan memberikan obat perangsang di minumannya. Laki-laki ini membawa Adiva keatas ranjangnya dan ia menatap Adiva dengan tajam. Ia mencoba menahan dirinya dengan tidak menyetuh perempuan mabuk yang sialnya sangat cantik ini. Perempuan ini beraninya memakinya dan menganggapnya laki-laki b******k yang menyakitinya. Ia tahu apa yang dilakukannya saat ini pasti membuat kedua orang tuanya terluka dan kecewa. Resiko yang ia akan dapatkan pasti sangat mengerikan yaitu cambukan dari sang Papa karena telah berbuat dosa. "Ini semua karena salahmu, kau yang membuatku akhirnya melibatkanmu dalam kehidupanku!" Ucap Laki-laki itu, ia mencengkram wajah Adiva dan kemudian memejamkan matanya berusaha mengontrol dirinya agar tidak melakukan hal yang saat ini sedang berkecamuk dipikirannya. "Siapapun kamu, jangan harap kau bisa lepas begitu saja," ucapnya diingin. Laki-laki tampan yang dingin ini bernama Ghavin Candrama, ia merupakan seorang pewaris Candrama grup yang memimpin banyak perusahaan. Hotel mewah ini juga merupakan salah satu hotel miliknya dan ia datang ke hotel ini untuk melakukan pemeriksaan dan juga menemui rekan bisnisnya. Rekan bisnisnya yang ia temui ini, merupakan warga asing yang juga sedang liburan ke Bali. Sialnya ia bertemu pembisnis licik yang ingin menjebaknya dengan wanita malam atau mungkin wanita asing yang merupakan keluarga dari rekan bisnisnya itu. Ghavin menolaknya dan ia bisa menahan diri agar tidak tergoda dengan perempuan yang mencoba merayunya tadi. Tapi kali ini sepertinya ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh perempuan cantik ini yang berhasil mengganggunya. Saat ini Ghavin menatap Adiva yang berada diatas ranjang dan Adiva terduduk lalu ia menunjuk wajah Ghavin. "Kau bukan si b******k itu, siapa kau? Hey Eric keluar kau jangan bersembunyi hadapi aku b******k!" Teriak Adiva. Ia kemudian turun dari ranjang dan kemudian mencari sosok Eric namun matanya tidak dapat menangkap sosok Eric. Kepalanya terasa pusing dan Adiva yang berjalan dengan lemas, ia tanpa sadar ia menabrak tubuh yang sangat kokoh. Ia tiba-tiba memeluk Ghavin dan menatap wajah tampan Ghavin. Adiva terpesona dengan sosok Ghavin "Kok kamu tampan banget sih. Hidung mancung dan hehehe...bibir kamu seksi beda banget sama si b******k itu. Udah jelek jahat, dia membuat Papi marah padaku. Aku nggak ada siapa-siapa lagi, sekarang aku ingin pergi terbang bebas," racau Adiva. Ghavin memejamkan matanya saat jemari lentik Adiva menyentuh wajahnya. Tubuh Ghavin yang tinggi tidak membuat Adiva kesulitan untuk menyetuh wajahnya, karena ia saat ini melompat lalu menggelungkan kakinya dipinggang Adiva. Ghavin menahan napasnya karena jantungnya berdetak dengan kencang dan ia mengeram kesal karena sosok Adiva membuat pertahannya hancur. Ia menarik tubuh Adiva agar lebih menempel padanya dan kemudian kembali meletakkan tubuh Adiva diranjang. Tanpa banyak pikir Ghavin melucuti pakaiannya dan juga pakaian Adiva. Adiva hanya diam dan ketika Ghavin menciumnya lagi-lagi dan lagi, ia tidak menolaknya. Malam ini keduanya berbagi kehangatan dan untuk pertama kalinya Adiva melepas sesuatu yang selama ini ia jaga. Laki-laki yang merenggutnya adalah seorang laki-laki penuh pesona dan berkuasa yaitu Ghavin Candrama. Adiva tidak tahu bahaya yang mengancamnya saat ini karena seorang Ghavin tidak akan pernah melepaskannya. Dua jam berlalu Adiva terlelap tanpa busana disamping Ghavin. Ghavin yang belu terlelap memiringkan tubuhnya dan ia memeluk erat tubuh wanita cantik yang tidak ia kenal ini. Ia mencium dahi Adiva dan ia berjanji tidak akan melepaskan wanita cantik yang telah ia renggut kesuciannya ini. Malam ini ia menggila seolah kehilangan kewarasannya hingga logika dan prinsip yang ia jaga selamanya akhirnya hancur. Ghavin menghela napasnya karena ia harus menghukum mereka yang telah membuatnya melakukan dosa ini, baik itu rekan bisnisnya ataupun perempuan cantik yang saat ini berada didalam pelukannya. Mereka semua akan ia hancurkan apalagi wanita cantik yang berhasil merayunya ini, akan hidup terjebak selamanya bersamanya. Jika permepuan cantik yang ia tiduri ini adalah istri orang lain, maka ia akan meminta suaminya untuk menceraikannya karena telah berselingkuh dengannya tapi ia tahu wanita ini pasti belum menikah dan masih suci sebelumnya, membuat senyum sinis tersungging dibibirnya. Ghavin akan melakukan apa saja demi mendapatkan perempuan cantik ini termasuk memaksanya dan mengikatnya hingga tak bisa bebas tanpa dirinya. Ia mengambil ponselnya dan memotret beberapa foto dirinya bersama Adiva. Ghavin juga mengambil tas Adiva dan ia memfoto KTP Adiva, ia meminta orang suruhannya untuk mencari tahu mengenai Adiva. Seorang Ghavin akan melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Perempuan ini telah berani memasuki ruang hatinya dengan merayunya dan perempuan ini memang harus segera menerima hukumannya karena telah mengusik ketenangannya. Ghavin bukanlah laki-laki pengecut yang tidak bertanggung jawab dan baginya, Adiva selamanya adalah miliknya. Ia tidak membiarkan laki-laki lain mendekati Adiva, apalagi memiliki Adiva. Ghavin kembali menghubungi bawahannya yang ia perintahkan untuk mencari tahu mengenai Adiva. "Cari semua informasi tentang perempuan ini dan tidak terkecuali termasuk siapa laki-laki yang pernah mendekatinya karena mereka semua harus disingkirkan!" Ucap Ghavin. Ghavin menutup ponselnya dan ia kembali diatas ranjang dan kembali membaringkan tubuhnya sambil memeluk Adiva. Baru kali ini ia merasa sangat terarik dengan perempuan dan mendiang istrinya saja, tidak membuatnya tergugah untuk menyetuhnya. "Kau benar-benar membuatku menjadi pendosa," ucap Ghavin dan ia kesal dengan apa yang terjadi. "Kau harus segera menjadi istriku, suka atau tidak pokoknya harus!" Ucap Ghavin dan ia kembali mencium Adiva dengan lembut. Ghavin pun akhirnya terlelap sambil memeluk ADIVA setelah melakukannya lagi dan lagi. Ia merasa Adiva sangat berbahaya dan ia harus segera menjadikan Adiva halal baginya. Pagi menjelang, Adiva merasakan tubuhnya terasa sakit dan ia membuka matanya perlahan. Adiva melihat kesekelilingnya dan ia terkejut saat melihat laki-laki tampan sedang memakai jam tangannya sambil menghubungi seseorang. Adiva menyingkap selimutnya dan ia terpekik membuat Ghavin menolehkan kepalanya dan ia menatap tajam Adiva. Adiva menujuk wajah Ghavin membuat Ghavin segera mematikan ponselnya dan ia melangkahkan kakinya dengan elegan mendekati Adiva. "Si...siapa kau? Kau memperrkosaku," lirih Adiva saat ia menyadari penampilannya saat ini tanpa busana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN