5

1511 Kata
Kemudian ia memikirkan juga seberapa banyak nya tadi yang mengantri untuk mendaftar mengikuti acara Try To Love On 30 Days ini. Pasti nya mereka semua nanti akan diseleksi bersama dengan data milik nya juga. Kini ia membayangkan baru hari kedua saja sudah sebanyak itu bagaimana hari selanjutnya nanti. Apalagi mereka semua juga pasti memiliki alasan yang kuat mengapa mereka ingin mengikuti acara itu. Memikirkan itu saja Naura saat ini sudah yakin bahwa diri nya tidak akan lolos, ia tidak akan bisa menjadi player dalam acara tersebut. Ia sudah merasa pesimis pada saat ini. Entah lah. "Tapi kayak nya gua juga ga bakalan sih jadi yang mereka pilih. Kayak impossible banget sih bagi gua. But gua ga tau ya hehehe. Entah lah gua pusing sih kalo mikirin itu sekarang setelah gua tahu ternyata animo dari siswa sebanyak itu." ujar Naura kepada Nabila dan Meira pads saat ini. "Gua juga ga bisa ngasih Lo harapan sih Nau karena maybe prosentase nya itu 1 banding berapa dah. Ga tau pokok nya bantak sih." ujar Nabila itu. "Nah daripada Lo mikirin tentang yang ga pasti mending Lo move deh buruan Nau, ke Kak Titan. Ga kalah kok dia dari Mas N." ujar Meira tersebut. "Apa sih Mei, kenapa dari kemarin Lo nyuruh Nau buat move deh. Tapi kalo sekarang gua juga setuju sih sama saran Lo Mei. Kayak nya kalo Lo ga mau gerak sendiri, because kayak Lo ga ada ada niatan sama sekali buat deketin secara mandiri mending Lo move aja deh." ujar Nabila kepada Naura. "Ah gua masih bingung sih sekarang, udah lah ga mau mikirin tentang itu gua pokok nya. Sekarang gua mau mikirin yang lain nya aja." ujar Naura. Kebetulan makanan mereka saat ini sudah datang, karena itu kini mereka sedang makan. Mereka makan dengan enak sekarang sampai tak lama kemudian ada Ilham yang mendatangi mereka. Ilham ikut makan disana membuat mereka bertiga tak bisa lagi membicarakan tentang Nevan disana. "Eh iya Nau, Lo udah lihat belum antrian nya yang mau daftar acara Try To Love On 30 Days yang mau Lo ikutin itu loh. Lo tau ga kalo sekarang antriannya udah panjang bener gila. Lo yakin tetep mau ikut seleksi nya? Saingan Lo banyak banget sih Nau beneran dah." ujar Ilham kepada Naura. "Ya elah Ilham, mau Naura ikut atau ga jadi ikut juga tetep aja data nya dia udah ada di panitia kan dia udah kirim tadi malam. Gimana sih Lo tuh. Jadi udah ga bisa lagi deh di tarik." ujar Nabila kepada Ilham membuat Ilham mengangguk kali ini. Sekarang ini Ilham tampak menatap ke arah Naura itu. Naura terlihat sedang kesal, mungkin juga karena kemungkinan ia bisa ikut hanya sedikit. Kemungkinan ia bisa ikut dalam acara itu hanya sedikit saja. "Eh iya ntar jangan pada balik atau lewat belakang sekolah ya Lo pada. Bahaya banget kalo Lo pada lewat sana." ujar Ilham kepada mereka bertiga karena tadi ia mendengar kabar bahwa setiap pulang sekolah selalu ada anak-anak dari SMK Garuda yang ada di warung belakang dan itu sangat tidak baik. Kenapa tidak baik karena mereka semua sering sekali menganggu cewek yang lewat disana. Ya walaupun hanya menganggu dan di ajak kenalan saja tapi tetap saja akan terasa menyeram kan jika terjadi pada mereka. "Hah? Emang nya kenapa dah Ham?" tanya Naura yang penasaran. "Itu, gua denger ada anak SMK yang setiap pulang sekolah selalu nongkrong di warung belakang. Mereka semua sering ganggu cewek yang lewat disana. Itu sih yang gua denger." ujar Ilham yang membuat Naura, Nabila dan Meira tampak mengangguk. Mereka akan mengingat hal itu. Bel masuk sudah berbunyi, mereka bertiga pun kini sudah berjalan menuju ke kelas mereka ya meskipun nanti di kelas mereka hanya akan terdapat keramaian saja karena guru mereka tidak akan hadir lagi ke kelas. Naura saat ini tampak cemberut karena dirinya yang merasa sedih. Ia sedih karena dirinya kemungkinan besar hanya akan mencintai Nevan dalam diam sampai kapan pun. Karena ia tidak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaan nya itu kepada Nevan secara langsung, ia pengecut. Aduh Naura, lagian juga kenapa suka sama cowok kayak Kak Nevan deh. Sulit untuk di gapai hadeuh. Kak Nevan itu kayak angin yang ga bisa digenggam. Sampai kapan pun gua mencoba buat menggenggam tetep akan selalu gagal dan selalu tidak pernah berhasil. Batin Naura kepada dirinya. "Btw Nau, emang nya anak SMK Garuda itu pada galak-galak atau gimana deh? Kok pada takut lewat belakang sekolah?" tanya Meira tersebut. "Ya mana gua tahu Meira, gua kan ga kenal sama mereka. Gua juga ga tau sama mereka. Jadi ga tahu deh gimana sifat mereka." ujar Naura itu. "Iya juga sih ya hehehe. Kalo gitu nanti balik sekolah aja kenalan sama mereka Lo Nau." ujar Meira bercanda mendapatkan delikan dari Naura. Jam mulai berganti, saat ini mereka sudah istirahat ke dua. Tadi guru mereka juga hanya melakukan perkenalan saja. Mereka berharap jika guru terakhir nanti juga hanya berkenalan saja, tapi seperti nya mereka tidak membaca siapa nama guru terakhir itu. Guru terakhir mereka itu kemarin sudah berkenalan di hari pertama jadi tak mungkin hari ini juga berkenalan. Mereka saat ini sedang berada di lapangan basket. Sebenar nya bukan mau Naura untuk ada disini, tapi ini semua merupakan mau nya Meira dan Nabila yang mana mereka ingin melihat pesona anak basket yang mana sebagian besar merupakan teman dekat dari Titan karena memang Titan yang merupakan Ketua Tim Basket SMA Garuda ini. Mereka masih bermain saja. Banyak sekali yang melihat permainan mereka ini karena mereka semua terlihat sangat bersemangat dan pasti nya terlihat sangat tampan sekali. "Gila deh Lo liat deh itu Nau, Kak Titan main nya jago banget eh. Ga salah sih kalo Kak Titan jadi salah satu Most Wanted nya SMA Garuda. Lah dia pas main basket damage nya parah sih ga main-main." ujar Meira kepada Naura. "Apa sih Mei, kayak nya Lo aja deh yang suka sama Kak Titan. Jangan malah ngajak gua dah, gua masih setia pokok nya. Meskipun mungkin kisah gua ga ada akhir ceritanya." ujar Naura yang kini tersenyum kecut juga. "Nau, gimana kisah itu mau Lo akhiri kalo Lo ga pernah memulai apa pun dengan kisah itu?" tanya Nabila yang mana Nabila sangat benar. Ia tidak pernah memulai apa pun dengan Nevan, bahkan mengutarakan saja tidak. Jadi apakah dia memang salah jika ia tidak memulai tapi mengatakan bahwa kisah nya akan hadir tanpa akhir? Ya. Naura salah karena dirinya terlalu pengecut dan tidak memiliki keberanian untuk mengatakan rasa nya itu. "Eh sekarang nih udah jam segini. Kita ke kelas yuk." ujar Meira. Mereka bertiga pun berjalan menuju ke kelas sekarang. Sesampainya di kelas mereka langsung duduk di tempat masing-masing. Sekarang ini mereka sedang menunggu bel masuk dna guru yang akan mengajar nanti juga masuk. "Kira-kira hari ini full perkenalan atau ada pelajaran juga nih guys? Bingung sih jujur gua tuh kira-kira gimana ya. Kayak nya sih perkenalan dulu kali ya?" tanya Nabila kepada Naura dan Meira. Mereka berdua masih memikir kan apa jawaban nya. Tak lama setelah itu Ilham yang baru saja keluar masuk lagi dan saat melewati bangku mereka bertiga ia pun mengatakan sesuatu. "Fix pelajaran kita, guru nya sama kayak yang kemarin." ujar Ilham yang mana tak lama kemudian saat ini akhir nya guru yang di sebut oleh Ilham tadi pun muncul. Benar saja guru itu merupakan guru yang mengisi kemarin. "Selamat siang semua. Hari ini kita langsung di pembelajaran ya, tidak usah perkenalan karena kemarin kita sudah perkenalan. Oh iya saya kemarin lupa mengatakan bahwa saya mengampu dua mata pelajaran di kalian yaitu IPS dan juga Sejarah. Jadi maka dari itu saat ini saya ada disini." ujar guru itu. "Baik Pak." jawab mereka serentak meski pun mereka merasa kesal kenapa ini di kasih di belakang padahal sekarang ini jam-jam nya mereka mengantuk. Saat ini mereka tampak diminta untuk mencatat apa yang sedang di bicarakan oleh guru itu, lebih tepat nya merangkum karena nanti rangkuman itu akan langsung di kumpul kan sebagai nilai awal mereka. Mereka tadi nya yang mengantuk pun terpaksa harus mendengarkan perkataan dari guru itu karena jika tidak maka nilai mereka nanti akan kosong. Masa iya nilai pertama nanti kosong kan juga ga lucu. Kini mereka semua masih mendengar kan guru itu berbicara, sesekali guru tersebut juga bertanya kepada mereka dan untung saja ada yang menjawab pertanyaan tersebut. "Ah iya, jangan lupa di beri nama ya di atas, sama nomor absen kalian. Biar nanti bapak mudah untuk menilai nya." ujar Pak guru tersebut sekarang. Mereka pun menjawab nya, kini waktu pulang tinggal lima belas menit lagi. Kelas Naura pun semakin berkeinginan untuk pulang karena mereka melihat kelas lain nya yang saat ini sudah keluar dan sudah membawa tas. Arti nya mereka sudah akan pulang sekarang. Kelas Naura belum menyelesaikan semua nya, guru mereka masih berbicara sampai sekarang. Kini mereka tahu bahwa sepertinya guru mereka ini sangat tepat waktu dan disiplin. Kemarin guru itu tidak sampai selesai karena ada urusan juga. Kini waktu pulang sekolah tinggal lima menit lagi, akhir nya guru mereka mengatakan pada mereka untuk mengumpulkan lembar rangkuman itu dan meminta mereka untuk segera berkemas. Mereka pun sudah berkemas. Saat sudah di perbolehkan pulang mereka pun langsung menyalami guru dan saat ini keluar dari kelas mereka. Rasa nya benar-benar lega, seperti menghirup udara segar setelah sesak nafas berada di kelas mereka tadi. Mereka sekarang sudah bebas dan boleh pulang kapan pun mereka mau.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN