BAB 19

1016 Kata

Kami tidak bisa berlama-lama di rumah sakit, karena abi harus istirahat, akhirnya kami pergi ke restoran terlebih dahulu. Ya, maksud kami yang kuucapkan itu, aku, dia dan dirinya. Sejak tadi aku seperti obat nyamuk, ternyata wanita cantik itu sangat asyik. Kak Ali sering kali menahan tawa hingga akhirnya terbahak karenanya. Aku? Aku diam saja dari tadi. Lagi pula tidak ada yang mengajakku bicara. "Kamu enggak apa-apa, Hafshah, pulang malam? Ibu dan ayahmu enggak akan marah?" Aku menatap sinis ke arah Syahnaz, entah sejak kapan tatapan sinis ini terlahir, sebelumnya aku tidak suka menatap sinis ke orang lain. "Ibuku udah meninggal, ayahku nitipin aku sama laki-laki yang udah dia percayai, tapi laki-laki buat aku sakit hati terus." Wajah Syahnaz berubah, ia menampakkan sisi iba ke ara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN