Bersamamu adalah keinginanku Motor-motor yang baru saja terparkir berantakan di lantai empat bangunan tua itu membuat Daffa menampilkan senyumnya. Ia melipat kedua tangannya di depan d**a, dan melebarkan kakinya selebar bahu. Gaya angkuh yang selalu ia lakukan untuk menghadapi Angkasa. Dari jaraknya yang sudah bisa dibilang cukup dekat, Daffa bisa melihat jelas wajah emosi Gilang. Meski sempat berpikir kalau ia tidak akan lagi berurusan dengan pemimpin Angkasa, ternyata Daffa kembali menghadapi hal itu. "Mau lo apasih, anjing!?" Gilang menghardik setelah kakinya membawanya untuk berhadapan dengan Daffa. "Mau Rara? Nanti," balas Daffa dengan santainya. Berbeda dengan Gilang yang sudah mengeluarkan emosinya, Sami memilih untuk diam. Berdiri di samping Gilang dengan kedua matanya yang ti

