Chapter 84

887 Kata

Burung gagak hinggap di pohon kamboja. Pesan kematian akan disampaikan. Tunggu saja. *** Mang Yana duduk di bale-bale belakang rumah Mahesa. Tatapannya ke langit yang dirasanya aneh. Langitnya biru,tetapi mulai terlihat arak-arakan kelabu. Anginnya pun aneh, sedari tadi berembusnya kencang, seolah akan ada badai disertai hujan, padahal ini masih musim panas. Istrinya Sulis pulang ke kampung untuk menemani putri bungsunya melahirkan cucu kedua mereka. Ia bahagia karena cucunya terlahir sehat tadi subuh. Lebih bahagia lagi karena menantunya meminta dirinya untuk memberi nama. Mang Yana memberi nama cucu lelakinya itu Lukman. Semalam ia mimpi melihat Lukman di depan rumahnya, tersenyum dan damai. Mang Yana terkenang akan majikannya itu. Ia mengenal Lukman saat lelaki itu baru masuk SMA.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN