Dalam otaknya ia ingin melawan tapi, apa daya akhirnya ia hanya bisa menikmati sentuhan bibir hangat Peter yang membuat otaknya empty untuk beberapa lama
"Cella, kakak suka sama kamu" lirih Peter di telinga Cella
"Kak, kita gak mungkin bersama" jawab Cella dengan menggelengkan kepalanya
"Cel, kita coba dulu" pinta Peter pada Cella
"Enggak kak, kakak pergi aja sana, nanti papi mami curiga" ucap Cella seraya mendorong tubuh Peter dari hadapannya
"Tapi Cel"
"Keluar kak" ucap Cella lagi sambil membuka pintu kamarnya
Walaupun dengan berat hati Peter pun lantas keluar dari kamar Cella
"Abis ngapain kamu malem malem keluar dari kamar Cella?" tanya Nyonya Sutopo yang memergoki Peter saat keluar dari kamar Cella
"Abis bantuin Cella kerjain tugas kampusnya, Peter masuk kamar yah" jawab Peter yang langsung mengayunkan langkahnya melewati Nyonya Sutopo, yang keheranan melihat wajah lesu anaknya ini
"Cella kamu udah tidur?" tanya Nyonya Sutopo saat ia membuka pintu kamar Cella
"Belum mih, ada apa?" jawab Cella yang kini sedang duduk menghadap meja belajarnya
"Tadi siang katanya kamu ke rumah om Juan yah, terus gimana? Jadi dia jodohin kamu sama Hans? Kamu nya mau gak?"
"Mih, Cella masih kuliah mih, terus Cella juga pengen kerja, jadi jangan paksa Cella ya mih" pinta Cella dengan raut wajah memelas
"Ya udah mami gak akan paksa kamu, semua kembali sama kamu"
"Makasih ya mih" jawab Cella yang dijawab anggukan kepala oleh Nyonya Sutopo
Pagi menjelang dan pagi ini, baik Cella dan Peter mereka sama sama saling diam, dan membuat orang tua mereka jadi keheranan
"Kalian yakin gak ada masalah diantara kalian?" tanya Nyonya Sutopo memecah kesunyian diantara mereka
"Hah.. masalah? Enggaklah mih, ya gak kak? Hahaha" jawab Cella sambil nyengir kuda di hadapan Tuan dan Nyonya Sutopo
"Kak.. tolong itu ayammnya" ucap Cella pada Peter yang saat itu sedang mengambil ayam goreng di piring saji
Tanpa banyak bicara Peter memberikan ayam yang baru saja akan ia bawa pada Cella
"Oh.. baguslah kalau begitu, soalnya kalau sehari aja kalian gak ribut itu, rasanya kayak gimana gitu" jawab Nyonya Sutopo sambil melirik Tuan Sutopo yang ada di depannya
"Hmm.. oiya Peter besok kamu ke Lombok yah, lihat proyek baru kita disana" ucap Tuan Sutopo pada Peter
"Harus besok yah Pih?" tanya Peter yang lumayan terkejut saat mendengar permintaan ayahnya
"Ya emangnya mau kapan lagi" ketus ayahnya dan Peter hanya mengangguk pelan
Hari ini weekend jadinya semua anggota keluarga berkumpul bersama melakukan segala kegiatannya di rumah, tak terkecuali Peter dan juga Cella, walaupun saat ini mereka masih diem dieman tapi kalau di depan orangtuanya mereka terpaksa pura pura akur dan baik baik saja
"Kaakkk.. kak Peter" panggil Cella dari ruang televisi
"Apa Cel, kakak lagi tanggung nih" jawab Peter yang sedang sibuk menggoreng kentang untuk cemilan mereka
"Cepet ih!" teriak Cella gak sabar
"Bentar"
"Kaaaaaaakkk.. buruan urgent ihh!"
"Bentar Cellaaaa, ntar gosong kentangnya"
"Bentar doang napa sih!"
Akhirnya Peter pun bergegas menghampiri Cella yang ada di ruang televisi, dimana disana juga ada mami dan papinya
"Ada apa Cel? Ada mami sama papi juga" tanya Peter dengan ketus
"Itu, remote tivi nya dong" ucap Cella dengan santainya tanpa melihat ke arah Peter
"Apa? Remote tivi? Kan itu ada di depan kamu, ngapain kamu panggil kakak segala?" gak berang gimana coba, Peter udah lari lari dari dapur demi Cella cuman buat ngambil Remote tivi yang jelas jelas ada di depan mukanya Cella
"Gak nyampe tangannya" jawab Cella dengan wajah tanpa dosa
Peter menghela nafasnya dalam dalam, mengatur emosinya dengan baik dan tetap tersenyum dan berkata dengan suara yang dalam
"Kan, ada mami Cel" ucap Peter, tapi yang disebutkan namanya hanya mendelik sadis
"Ada papu juga" ucap Peter lagi dan tatapan papi Sutopo jauh lebih menyeramkan dibandingkan dengan nyonya sutopo
Kalau bukan karena cinta sama sayang ama ni bocah satu, udah dijitakin kepalanya dari tadi, sayangnya Peter udah kelewat cinta sama sayang, jadi ya cuman bisa nurut aja
"Ini, remote tivinya, silahkan tuan puteri" ucap Peter seraya menyerahkan remote tivinya pada Cella
"Terimakasih" jawab Cella dengan centil
Melihat tingkah Cella Peter menghembuskan nafasnya gemes, dan kembali lagi ke dapur melanjutkan lagi menggoreng kentang untuk cemilan satu keluarga ini
Setelah seharian mereka menghabiskan waktu bersama kini malam menjelang Papi dan Mami Sutopo sudah masuk kamarnya termasuk juga Cella dan Peter mereka sama sama sudah masuk kamar
Di dalam kamar Peter tak hentinya memikirkan Cella begitupun dengan Cella, ada rasa rindu menyerang hati mereka, ingin rasanya mereka saling bertemu dan memeluk tapi apa daya, Cella tak ingin membuat malu keluarga Sutopo dan Peter tak ingin membuat Cella semakin marah padanya
Keesokan paginya Peter sudah bersiap siap untuk pergi ke Lombok untuk urusan bisnis, ia sudah berdandan rapi layaknya CEO muda yang penuh kharisma dan energi, ketampanan Peter membuat Cella terpesona dengan ketampanannya bak anak surga, untuk beberapa detik Cella sempat terdiam memandangi dari kejauhan wajah tampan itu
"Cella, liatin kakaknya ampe bengong gitu" suara Mami Sutopo membangunkan Cella dari lamunannya
"Mami, ngagetin aja" jawab Cella yang kemudian melengos pergi dari hadapan mami
"Eh.. cumi jangan main tendang gitu dong! Barang mahal nih" ketus Peter saat Cella dengan sengaja menendang koper kecil miliknya yang berharga jutaan rupiah, belum nyampe ratusan juta gaesssss
"Orang gak sengaja, wlee" ketus Cella seraya menjulurkan lidahnya pada Peter dan langsung duduk selonjoran diaatas sofa sambil ngunyah ciki kesukaannya
"Tolong dong itu berkas di atas meja bawa kesini" ucap Peter saat meminta tolong pada Cella untuk mengambilkannya berkas yang harus ia bawa ke Lombok hari ini
"Bawa aja sendiri" jawab Cella dengan cuek
"Cel, please dong, jangan bikin keributan pagi pagi deh" ucap Peter dengan suaranya yang masih lembut, sabar dan gak emosi
"Ih.. siapa lagi yang bikin keributan pagi pagi, SENTIMEN! Nih bawa, bilang makasih" jawab Cella sambil berdiri dan menyerahkan tumpukan berkas itu pada Peter dan kemudian ia melenggang pergi dengan wajah juteknya
Huffffthhhhh.. gak ngerti lagi Peter kudu gimana ngadepin Cella, mau di nikahin, tapi bawaannya ngajakin ribut mulu, kelakuannya masih bocah banget, duh pusing juga yang jadi Peter
Saat Peter sudah bersiap untuk pergi rupanya Cella sudah menghadang dirinya di ujung pintu dengan bersedekap
"Adik kecilku calon istriku, jadi adik yang baik yah, jangan nakal jangan macem macem cowok lain, ngerti" ucap Peter sambil berbicara pelan tepan di depan wajah Cella, hingga membuat Cella membulatkan kedua matanya terkejut dengan ucapan Peter
"Ck.. apaan sih, gaje banget, udah sana pergi, ati ati" ketus Cella yang langsung mengayunkan langkahnya masuk kembali kedalam rumah, sementara Peter yang melihat tingah awkward Cella hanya bisa mengulum senyumnya gemas.