pasar malam

2217 Kata
Malam harinya Mai menemui blu di kediamannya . Terlihat blu sudah siap memakai baju yang lebih santai bersama dengan satu satunya pelayan pribadinya, Ola. Tidak seperti orang berpangkat tinggi lainnya yang memiliki lebih dari beberapa pelayan pribadi , blu hanya meminta satu saja. Karena ia juga lebih suka mengerjakan beberapa hal sendiri tanpa bantuan orang lain. Kali ini Mai terpana melihat pakaian yang di pakai oleh blu , tidak biasanya atasannya itu memakai rok . Hal itu menambah kesan anggun kepada blu saat ini. Karena apapun yang di pakai oleh blu selalu terlihat mencolok karena dia sendiri. "Jadi anda mau mengajak saya kemana nona?" Tanya Mai. " Di luar pekerjaan panggil saja aku blu, hah aku bahkan sudah mengatakan hal ini ratusan kali," ucap blu sambil menggela nafasnya. "Baiklah no eh maksud saya blu," ucap Mai. "Jadi Ola hal apa yang mau kamu cari di festival kali ini?" Tanya blu. "Saya mau nona melihat toko di sebelah sana, ada toko baru yang pasti nona suka," ucap Ola sambil menunjuk ke salah satu toko yang baru di buka minggu ini. "Wah aku baru tahu kalau Ola bisa membedakan mana tempat senjata bagus," ucap Mai saat masuk ke toko itu. Toko itu berada sedikit jauh dari deretan toko lainnnya dan sangat sepi. Hal itu membuat blu sedikit heran orang rumahan seperti Ola bisa tahu tempat ini. "Ola bagaimana bisa kamu tahu tempat ini?" Bisik blu. Sejujurnya blu merasa hawa aneh saat sudah masuk ke toko yang remang-remang ini. Ia curiga kalau pelayannya itu sedang di tipu orang lain. " Saya tidak sengaja berjumpa dengan pemilik toko ini," jawab Ola. Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari dalam dan menyambut mereka bertiga. Orang itu tidak seperti orang runnia pada umumnya. Ia terlihat memiliki kit yag cenderung lebih pucat dan juga tinggi badannya yang mungkin hampir dua meter. Jelas dia bukan manusia biasa, dia pasti bangsa vampir. " Selamat datang di toko saya nona eh, anda nona Ola ?" Ucap pemilik toko itu. " Wah anda masih ingat dengan saya tuan rune, saya mau berterima kasih di hari itu tapi anda sudah pulang , sekali lagi saya berterima kasih," Blu diam memperhatikan apa yang di lakukan oleh Ola dan vampir di depannya. Meskipun mereka tidak memiliki masalah dengan kerajaan vampir tapi bukan berarti mereka tidak waspada. "Wah blu ada pedang spirit," ucap Mai. Seperti biasa Mai adalah orang yang kurang waspada bahkan ia sepertinya tidak sadar kalau toko ini milik vampir. " Sepertinya nona berdua memiliki ketertarikan pada senjata," "Tuan rune perkenalkan beliau adalah nona saya dan temannya, " ucap Ola. " Senang bertemu dengan anda nona, jadi apa ada barang yang ingin anda sekalian cari?" Tanya rune. "Ah itu tuan rune apa anda punya sabuk untuk pedang?" Tanya Ola. " Ada mari saya antar, nona berdua silahkan melihat-lihat koleksi saya," ucap rune sambil mengantarkan Ola . Perlahan mai mendekati blu dan membisikkan sesuatu saat rune dan Ola sudah jauh dari mereka. "Blu dia bukan manusia ya?" Tanya Mai. " Iya dia vampir, sebenarnya percuma kamu berbisik karena pendengaran mereka sangat tajam setahuku," ucap blu dengan santai. Mai menganggukkan kepalanya, ia merasa pantas saja blu terlihat sangat waspada saat pemilik toko ini keluar. "Wah mereka punya senjata yang unik ya," ucap Mai saat melihat ada beberapa senjata yang bertahtakan berlian. "Sebenarnya yang itu biasa untuk koleksi, kalau anda ingin sesuatu yang indah dan bisa di pakai ada di sebelah sini nona," ucap rune yang datang dengan Ola. " Sepertinya itu bukan senjata biasa,"ucap blu saat rune menunjuk salah satu bilik senjata. " Benar, mereka mempunyai afinitas sihir di dalamnya tapi mudah di pakai oleh orang biasa," jelas rune. " Sepertinya anda mengerti banyak tentang senjata sihir ya," ucap blu. " Kebetulan saya pernah masuk ke akademi sihir, namun saya tidak tertarik menjadi penyihir," jelas rune. " Ngomong-ngomong tuan apa anda bisa mereparasi senjata, aku tidak yakin pedang ini memiliki afinitas sihir tapi dari dulu ia selalu mengeluarkan cahaya, tapi akhir-akhir ini ayunannya terasa lebih berat," ucap blu sambil memberikan pedang yang ada di pinggangnya. Sambil menunggu rune yang sedang mengecek blu ikut melihat jajaran senjata yang di lihat oleh Mai. " Kamu tertarik sama belati itu Mai?" Tanya blu. " Iya , dia unik dan cukup ringan," jawab Mai. Blu setuju dengan kata unik di belati yang di pegang oleh Mai. Tapi ada hal aneh di belati itu kenapa belati itu di selimuti oleh asab berwarna ungu gelap yang menakutkan. " Ola apa kamu sudah selesai mencari barang yang kamu mau?" Tanya blu. " Sudah nona, apa nona punya tujuan ke tempat lain setelah ini?" Tanya Ola. " Ya aku ingin mengajak kalian keliling ke area festival, sudah lama rasanya aku tidak menikmati festival," jawab blu. Kedua wanita itu tersenyum mendengar jawaban blu, sepertinya atasan mereka itu mulai lunak kepada dirinya sendiri. Sudah cukup lama kedua orang itu selalu melihat blu yang sibuk bahkan untuk sekedar beristirahat saja ia lebih memilih tidur di kantornya. Terkadang baik Mai ataupun Ola ingin melihat blu seperti saat ini menikmati hidup tanpa harus di ikuti embel-embel kata kerja seperti biasa. " Kalian kenapa tersenyum?" Tanya blu. " Ah tidak hanya saja nona terlihat cantik dengan gaun anda saat ini," jawab Ola. Belum sampai blu mengajukan pertanyaan lagi tiba-tiba rune datang dengan pedang milik blu di tangannya. " Nona apa kita bisa berbicara secara pribadi sebentar?" Tanya rune. " Boleh," ucap blu . Blu segera mengikuti langkah kaki rune menuju ke suatu ruangan yang lebih gelap. Di sana ia bisa lihat banyak batu aneh dan simbol-simbol sihir . "Nona coba anda ayunkan pedang anda seperti saat anda melawan musuh anda ke arah kayu di depan sana," ucap rune sambil menunjuk sebuah kayu yang berada di tengah ruangan. Blu pun mengambil pedang miliknya dan meloncat menyerang ke arah kayu tersebut. Di saat itu jelas terlihat ada kilatan cahaya di sekitar pedang miliknya sehingga berhasil membakar kayu itu seakan-akan kayu itu telah tersambar petir. " Ludiaz , nona anda harus segera pulang dan kembali ke elvians yang mulia kamu sangat membutuhkan anda," ucap rune sambil berlutut. " Apa maksudmu? Pulang ke elvians? Aku bukan vampir seperti kalian untuk apa aku ke sana? Dan siapa ludiaz?" Ucap blu kebingungan. " Yang mulia anda adalah takdir elvians, dan sudah seharusnya anda pulang kesana, disana anda akan mendapatkan jawabannya hamba tidak bisa menjelaskan lebih lanjut," ucap rune. " Berhenti memanggilku yang mulia tuan rune cukup jelaskan saja aku tidak paham apa maksudmu pulang kesana , aku adalah seorang gadis Runnia dan disinilah tanah airku dan mengapa kamu mengatakan seolah-olah aku berasal dari sana?" Ucap blu. " Nona apa anda tahu pedang anda tidak memiliki afinitas sihir apapun, semua kekuatan yang keluar itu dari anda sendiri, bukan dari senjata ," ucap rune.Jawaban itu cukup membuat blu terkejut, itu adalah hal yang aneh. Ia tidak pernah tahu dan mendengar dari orang tuanya kalau ia memiliki kekuatan seperti itu. " Berhentilah berlutut tuan rune itu mengganggu pandanganku," ucap blu. Rune segera berdiri sesuai dengan permintaan blu. " Tuan rune saya tidak mengerti apa yang anda maksud dan mungkin kedepannya anggap saja saya tidak melihat dan mendengar apapun ," ucap blu sambil melangkahkan kakinya keluar ruangan itu. " Semoga cahaya selalu memberkati anda yang mulia," ucap rune . Blu tidak menoleh sekilas melihat rune yang kembali membungkukkan badannya. Itu adalah hal yang aneh, kenapa ada vampir yang tiba-tiba berlutut dan memanggilnya yang mulia . Ia bahkan tidak memiliki darah kerajaan manapun seingatnya. Bahkan ini pertama kalinya ia mendengar kata ludiaz. Itu adalah kata yang asing bahkan ia belum pernah membaca kata kata tersebut di semua buku yang ia baca . Pada akhirnya blu tidak membeli satu barangpun dari toko itu. Ia bahkan tidak mendapatkan jawaban kenapa pedang yang biasa ia pakai terasa lebih berat dari biasanya. Sedangkan Mai dan Ola keluar dari toko itu membawa benda yang baru saja mereka beli. " Blu setelah ini kita kemana?" Tanya Mai. " Enaknya kemana Ola, saya kurang faham dengan festival," ucap blu sambil tersenyum. " Kalau begitu mari ikut saya nona-nona," ucap Ola sambil menarik tangan blu dan Mai . Mereka berjalan menuju ke tengah pasar malam. Disana banyak makan dan permainan yang unik yang selama ini belum pernah blu coba. " wah menakjubkan, selama ini aku kemana saja sampai tidak tahu kalau di festival ada pasar yang seperti ini ," ucap mai. "itu karena kita terlalu sibuk dengan numos," ucap blu. "benar juga nona biasanya jarang pulang setiap ada festival," ucap Ola. " wah blu di sana ada penjual tempura sayuran," ucap Mai sambil menunjuk seorang penjual. mereka pun segera menuju ke tempat penjual tempura itu. Mai segera memesan beberapa menu di sana tanpa menanyakan pendapat Ola dan blu. " blu tunggu di sini sebentar ya," ucap Mai sambil menarik Ola. Terlihat Mai sangat semangat mengelilingi pasar setelah di bawa masuk oleh Ola. bahkan ia sudah meninggalkan blu sendirian di tempat penjual tempura. "dasar anak itu, " gumam blu . blu segera membayar pesanan Mai tadi dan berjalan mencari kedua orang yang meninggalkannya itu. tidak butuh waktu lama ia melihat Mai sedang berada di tempat permainan, tepatnya di tempat memanah. Sebelum itu terlihat sedikit curang karena lawan Mai adalah penduduk biasa bukan pasukan seperti dirinya. Tapi karena perlombaan itu bersifat umum dan siapapun bisa mengikutinya. "pasti setelah ini anak itu akan berteriak," ucap blu yang melihat Mai yang akan memanah . "YAHOOOO," teriak Mai saat anak panah miliknya berhasil mengenai buah anggur yang di lempar. Blu hanya bisa menggelengkan kepalanya heran saat melihat Mai yang bersorak gembira. Blu sangat hafal dengan Mai, gadis itu selalu bersorak gembira seperti sebuah selebrasi usai berhasil melakukan segala sesuatu. Itu juga salah satu penyebab kenapa Mai tidak pernah di masukkan kedalam misi khusus mana pun. Mai menoleh ke belakang setelah memenangkan satu keranjang buah dengan lima keping emas cetakan khusus yang hanya ada seratus cetakan. Ia melambaikan tangannya ke arah blu yang saat ini duduk di salah satu bangku penonton. " lihat ini nona aku berhasil memenangkan permainan itu," ucap Mai " bagus , kalau begitu besok cobalah memanah bersama pasukan alpha," ucap blu sambil menerima keranjang dari mai. " ah tidak , terima kasih lebih baik aku berlatih dengan yang lainnya atau tenggelam diantara dokumen di kantor , aku tidak mau melawan para orang gila itu," ucap Mai sambil mengibaskan tangannya. " dimana Ola?" tanya blu. " dia tadi bilang mau menunggu di kedai kopi disana," ucap Mai sambil menunjuk di salah satu pertokoan yang cukup ramai. " ayo ke sana, ini bawa juga barangmu," ucap blu sambil memberikan tempura dan keranjang buah itu. "hehe, terimakasih nona," ucap Mai. Blu dan Mai pun berjalan menuju ke tempat dimana Ola berada. Kedai kopi itu cukup ramai dan kebanyakan pembeli disana adalah anak muda . Sepertinya minum kopi sedang menjadi trend baru untuk sarana anak muda berkumpul dengan teman mereka. Dari kejauhan Mai dan blu bisa melihat dimana Ola berada, karena gadis itu duduk di salah satu meja yang dekat dengan meja kasir . " wah nona sudah datang," ucap Ola. " Ola ini untuk mu ," ucap Mai sambil memberikan satu keping emas dan dua apel dari keranjangnya. " untuk apa nona?" tanya Ola. " terima kasih sudah mengajakku ke tempat ini," ucap Mai sambil tersenyum. Sedangkan blu tanpa di tawari pun ia sudah mengambil satu buah anggur hijau dari keranjang milik Mai. Toh Mai tidak suka dengan anggur , karena menurutnya bentuknya aneh. Itulah sebabnya Mai akan menggerutu setiap ada penduduk yang memberikan banyak anggur ke kantor penjaga saat ia sedang berjaga. " ternyata nona blu sudah mengambil buah sebelum aku tawari," ucap Mai sambil menatap blu yang asyik memakan anggur di pelukannya. " kenapa ? kau tiba-tiba suka anggur?" ucap blu sambil menyodorkan anggur yang ia pegang. " ah sudah lupakan saja, nona ini untuk anda, yah meski saya yakin anda sudah punya keping emas seperti ini," ucap Mai sambil memberikan satu keping emas lainnya. " terimakasih oranye, ah kalau kau tidak tahu kalau keping emas yang cetakan ini bisa membeli setengah dari rumah ku yang berada di ibukota," ucap blu. Uhuk....... Ola tersedak mendengar ucapan dari blu. siapa sangka kalau keping emas dengan diameter sepuluh Senti itu bisa membeli setengah dari rumah blu. Siapapun anak buah blu pasti tahu rumah blu di ibu kota. Karena rumahnya tepat di sebelah selatan oasis yang tepatnya hanya dua ratus meter dari istana. "wah aku tidak tahu kalau benda ini semahal itu," " ya memang cukup mahal itu sebabnya tidak banyak orang yang memilikinya, rencananya mau kau buat apa semua koin itu oranye?" " mungkin membeli rumah , aku ingin memiliki rumah di daerah Remus," ucap Mai . " nona kenapa di Remus ? itukan bukan termasuk wilayah Runnia," tanya Ola. " iya aku tahu kalau itu berada di wilayah elvians, tapi aku sangat menyukai karena disana sangat sejuk berbeda dengan di sini, lagi pula tidak ada larangan antara dua kerajaan kita untuk saling bertukar penduduk benar bukan blu?" " benar, kau bisa meminta ijin untuk berpindah penduduk ke elvians , karena meskipun mereka vampir, mereka tidak pernah meminum darah manusia setahuku, tapi kalau kalian ingin berpindah penduduk ke wilayah numos maka persiapan saja leher kalian," jawab blu. Mai mengusap lehernya karena merinding mendengar jawaban dari blu. " memangnya kenapa kalau kita ingin pinda ke numos nona?" tanya Ola. " Kerajaan pasti memberikan hukuman mati untuk siapapun yang berencana mengkhianati Tanah air Runnia,"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN