KECEWA

1198 Kata
Arjuna melajukan mobilnya menuju ke kelab malam untuk menghilangkan kesuntukannya. Sesampainya di kelab malam, Arjuna melihat sahabatnya Koko, juga ada di kelab malam. Arjuna duduk di samping Koko, aroma alkohol, parfum dan asap rokok menyentuh indera penciuman Arjuna. Suara musik yang berdentam memekakkan telinga, terdengar mengasyikkan untuk mereka yang sedang melupakan sejenak problema hidup. Koko menegur Juna, yang tampangnya terlihat tidak baik-baik saja dengan rambut yang acak-acakan, sungguh bukanlah seorang Arjuna sama sekali. Arjuna yang dikenal Koko, adalah seorang yang dingin dan selalu rapi dalam penampilannya. “Aku kesal dengan kedua orang tua ku, mereka kembali mencoba untuk menjodohkan ku dengan kenalan mereka. Aku tidak mau dipaksa dan dijodohkan oleh mereka.” “Aku bersyukur orang tua ku membebaskan diri ku untuk memilih bjodoh ku sendiri. Sudahlah, kamu lupakan saja dahulu masalah perjodohan mu, sekarang kita bersenang-senang saja dahulu.” Arjuna dan Koko kemudian pindah ke ruangan private. Di ruangan private ini lah, biasanya tersedia wanita-wanita cantik dengan pakaian seksi yang menawarkan jasanya untuk menemani mereka, sekedar minum dan ada juga yang memberikan pelayanan plus. Malam ini Arjuna tidak berminat menerima pelayanan plus dari wanita yang menemani mereka. Ia tidak tergoda sama sekali dengan penampilan seksi dan bujuk rayu dari wanita yang dipanggil Koko untuk menemani mereka berdua. Koko sudah lama pergi dari ruang private ini mencari kamar, sementara ia hanya duduk, sambil menyesap vodka dan menghisap rokok nya dengan nikmat. Wanita yang berada di samping Juna menjadi kesal, karena tidak berhasil menggodanya. Ia lantas berdiri dan berteriak kepada Arjuna, “Sepertinya, Kau sudah kehilangan ke machoan mu, tidak seperti biasanya kau menolak pelayanan dari ku.” Arjuna hanya menatap wanita itu dan tidak berminat untuk menjawabnya. Dibiarkannya wanita itu ke luar dari ruangan tanpa ada niatan untuk memanggilnya. Arjuna hanya menatap kosong ke depan. Bosan berada di kelab malam, dengan tubuh yang sempoyongan Arjuna berjalan ke luar menuju ke parkiran. Dengan sedikit kesulitan, Arjuna akhirnya berhasil memasukkan kunci ke lubang kunci. Dinyalakannya mesin mobil dan melajukannya dengan perlahan menuju ke apartemennya. Sesampainya di apartemennya Arjuna langsung merebahkan badannya di atas kasur King Size miliknya. Dalam sekejap ia sudah larut dalam alam mimpi, hanya suara cicak di dinding yang beradu dengan suara dengkurannya. Arjuna bahkan tidak mendengar suara handphone milliknya yang berdering nyaring. Sementara itu, di lain tempat, setelah makan malam rencana perjodohan yang gagal, Tari, gadis yang akan dijodohkan dengan Arjuna telah sampai di rumah bersama dengan kedua orang tuanya. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan menangis dengan terisak. Tari sudah lama jatuh hati kepada Arjuna, dahulu sewaktu ia masih kecil hingga SMP, sering diajak oleh ayahnya Andri Firmanto berkunjung ke rumah Arjuna. Tari sering diajak bermain oleh Arjuna, perlakuan Arjuna yang ramah kepadanya membuat Tari kagum. Lambat laun rasa kagumnya kepada Arjuna berubah menjadi rasa suka dan sayang. Tari memeluk boneka panda dengan ukuran besar yang selalu menemani tidurnya. Boneka itu menjadi benda kesayangan Tari, karena boneka itu hadiah ulang tahunnya yang ke-14 tahun dari Arjuna. Sambil memeluk boneka kesayangannya, Tari menangis terisak hingga akhirnya ia tertidur karena kelelahan. Andri mengetuk pintu kamar Tari, tak mendapatkan jawaban dari si empu kamar, Andri membuka perlahan pintu kamar putri kesayangannya dan melangkah masuk. Andri berbdiri di sisi ranjang putri nya tidur. Dapat dilihatnya, mata Tari bengkak dan jejak bekas air mata terlihat jelas di mata Tari. Andri mengusap pelan wajah Tari, “Maafkan ayah yang sudah membuat mu bersedih hari ini, ayah janji Arjuna akan menyesali penolakannya, ia akan memilihmu menjadi istrinya. Hanya kamu yang pantas menjadi istri seorang Arjuna. Selamat tidur putri kesayangan ayah.” Andri masuk ke dalam ruang kerjanya dan menutup kembali pintu ruag kerjanya, tak lupa ia menguncinya. Malam ini Andri tidak mau diganggu oleh siapa pun, ia ingin menyendiri di ruangannya ini. Andri duduk di depan meja kerjanya, ia tidak menyangka kalau putra dari sahabatnya akan menolak perjodohan dirinya dengan putri nya. Selama ini Andri memang mengetahui kalau putrinya, tari jatuh cinta dengan Arjuna. Oleh sebab itu lah ia dengan semangat menjodohkan Tari dan Arjuna. Namun, ternyata Arjuna justru menolak dengan tegas dan membuat putri kesayangannya bersedih. Ia akan mencari cara agar Tari bisa dekat dengan Arjuna, orang tua Arjuna sudah bercerita kepadanyab kalau Arjuna tidak memiliki kekasih yang dapat menjadi saingan Tari dalam merebut hati Arjuna. Andri kemudian teringat, ia baru saja mendapatkan laporan dari orang kepercayaannya, kalau anak kandungnya dari istri pertamanya sudah pindah dari rumah kontrakan mereka dan ia kehilangan jejak di mana mereka berada. Andri mendesah kecewa, meski ia tidak pernah menampakkan batang hidung nya dihadapan kedua anaknya, akan tetapi ia selalu memantau keadaan keduanya. Sekarang, ia sudah kehilangan jejak keduanya. Terkadang ada keinginan di hati Andri untuk menemui kedua anaknya itu dan memberikan mereka materi yang seharusnya mereka dapatkan. Akan tetapi ia tidak mau bertengkar dengan istrinya yang sekarang. Istrinya tidak suka sama sekali, kalau ia masih berhubungan dengan kedua anaknya dari istri pertamanya. Andri hanya bisa mengawasi mereka dari jauh, meski ia juga tidak melakukan apapun untuk keduanya. Bagi Andri melihat keduanya sehat, sudah cukup dan sekarang ia kehilangan jejak keduanya. Jauh di lubuk hatinya, Andri bangga kepada Arini, anak pertamanya yang rela berkorban untuk ibu dan adiknya. Ia lebih mementingkan kebahagiaan mereka daripada kebahagiaannya sendiri. Andri mengusapkan wajahnya dengan kedua tangan besar nya. Sungguh ironi, ia dapat hidup tenang dengan harta yang berlimpah, sementara kedua anaknya yang lain harus hidup dalam kesusahan dan bahkan putri pertamanya hanya Lulus Sekolah Pertama saja. Namun, ia tidak ada memberikan bantuan sedikit pun kepada kedua anaknya, ia hanya mengawasi saja tanpa melakukan tindakan untuk meringankan beban kehidupan kedua anaknya. Andri mengusap potret kedua anaknya dengan sendu, “Semoga kalian berdua dapat berbahagia dan meraih kesuksesan di manapun kalian berada.” Andri kemudian menyimpan kembali potret kedua anaknya di dalam laci dan menguncinya. Andri menyembunyikan semua informasi tentang kedua anaknya dari Maya, istri keduanya. Ia tidak tahu tindakan apa yang akan dilakukan oleh Maya, seandainya mengetahui kalau ia masih menyimpan potret kedua anaknya dan mengawasi keduanya. Ia sadar, dirinya selalu lemah dalam menghadapi istrinya, Maya. Meski, alasannya, karena ia tidak mau bertengkar dengan istrinya itu, seharusnya ia memberikan pengertian dan pemahaman, kalau yang dilakukan oleh istrinya menyakiti hati dari kedua anaknya yang lain dan membuatnya menjadi seorang ayah yang jahat. Sementara itu di kediaman orang tua Arjuna, Markum Sasongko, 57 tahun, ayah kandung Arjuna dan Septi, 50 tahun, ibu Arjuna sedang duduk di ruang keluarga. Keduanya merasa malu dengan keluarga Andri Firmanto, karena ulah Arjuna. “Arjuna benar-benar kelewatan, tidak seharusnya ia mempermalukan kita seperti tadi dan tidak bisakah ia bersikap sedikit sopan. Kasihan Tari, gadis itu menyukai Arjuna dan ia terlihat jelas sangat kecewa dan sedih dengan penolakan dari Arjuna.” Tutur, Septi. “Hmm, memang Arjuna sedikit kasar dalam menyampaikan penolakannya, tetapi itu lebih baik daripada ia berpura-pura menerima perjodohan ini dan akan menyakiti hati Tari saja.” Sahut Markum dengan santai, tidak terpengaruh oleh kekesalan dari istrinya. “Ibu tidak terima Arjuna menolak Tari, dia gadis yang baik dan cocok untuk menjadi calon istri Arjuna, kita sudah mengenal keluarga nya dengan baik, kita juga tahu kalau Tari itu terpelajar.” Markum mengingatkan kepada istrinya untuk tidak terlalu memaksakan kehendaknya kepada Arjuna, karena ia tidak mau kelak mereka akan menyesal, kalau terlalu memaksakan kehendak menjodohkan Arjuna dengan Tari.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN