Bab. 2 Penghinaan Masal

1478 Kata
Bab. 2 Penghinaan Masal Empat jam yang lalu. " Ahhh, ini sahaja lah. Hanya sekedar menangkap kucing apa susahnya," ucap Fahmi sembari mengkonfirmasi salah pilihan Quest yang diberikan. Dari tiga Quest harian yang Fahmi terima, menurutnya hanya mengangkap kucing sahaja yang paling mudah. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya Fahmi memutuskan untuk menyelesaikan Quest tersebut. Kucing yang menjadi target Fahmi adalah kucing anggora berbuulu kuning keemasan, dengan keterangan yang jelas dan lokasi yang sudah diberikan, tidak akan mebutuhkan waktu yang lama bagi Fahmi untuk menemukan kucing itu. Fahmi berjalan mengikuti map yang terdapat pada ponsel pintarnya, lokasi kucing itu sudah terkunci. Ia hanya perlu menangkap dan memegang sahaja, setelah itu Quest selesai. Setelah berjalan beberapa ratus mater akhirnya Fahmi sampai di lokasi.. Namun begitu sampai di lokasi kucing, yang besimbol merah pada peta di poselnya, tiba-tiba simbol itu bergerak menjauh. Fahmi menaikan alisnya, ia menatap tajam layar ponselnya dan berlari cepat mengejar kucing itu sesui dengan pergerakan simbol pada peta. Jarak antara Fahmi dan kucing itu semakin dekat, begitu simbol merah pada peta berhenti dan Fahmi langsung dengan sigapnya memeriksa sekitar. Pelataran rumah besar dan di sampingnya adalah sebuah gudang kosong yang tidak berpenghuni Fahmi dapati, " Di sekitar sini, kemana lagi kucing itu," gumam Fahmi sambil menggeledah semak belukar di sampingnya. " Oh, itu dia. Kucing aku dapatkan. " " kyyyaaaaaaaaa. " Siapa yang menduga ternyata di balik semak beluka itu ada anak perempuan sedang buang air kecil, wajah Fahmi merona dan gadis kecil yang terlihat seperti berumur 14an tahun itu berteriak histeris. Sama seperti Fahmi yang memerah mukanya, wajah gadis kecil itu terlihat lebih merah dan dengan gerakan cepatnya ia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Fahmi yang terperanjat segera memalingkan mukanya, ia segera berlari sambil membawa kucing anggora yang menjadi Quest hariannya. Begitu ia berlari, ada begitu banyak pria berbandan kekar mengejarnya. " Woii, bocah jangan lari!!! " " Kau harus membayar apa yang kau lihat!!!" Jantung Fahmi berpacu sangat cepat, ia tidak menduga anak kecil itu ternyata memiliki Gangster sebagai bodyguard. Sekarang ia dikejar banyak lelaki Gangster hanya karena tidak sengaja melihat anak kecil sedang buang air kecil di balik semak belukar. " Siall, Siall kucing bang*sat, hadiahnya tidak seberapa. Dan sekarang nyawaku taruhannya. Kemana pula si Reyhan, udah aku chat ratusan kali, kenapa gak dibalas? " dengus Fahmi kesal. Kembali ke saat ini. Duarrrr Suar tanda pertolongan dinyalakan oleh Anto, sebuah kembang api meledak di malam hari. Semua orang yang berada di jarak 100km dapat melihat ledakan suar tersebut. Hanya dalam hitungan menit puluhan pria berbadan kekar menenuhi tempat Anto dan Joni, sebagian dari mereka yang membawa mobil langsung bergegas memasukan Fahmi ke dalam mobil. Anto dan Joni memang memiliki pengaruh dalam guild, meskipun pengaruh mereka terbatas, namun kedua orang ini memiliki kuasa untuk mengatur dan memerintah anggota lain. Sebelumnya orang-orang ini sempat banyak bertanya dengan sosok pria yang kritis itu, lantaran Joni memiliki sifat yang keras, hanya dengan beberapa penjelasan kecil, serta nada tinggi sudah cukup untuk menyiutkan nyali para anggota lain untuk tidak bertanya lebih. ***** Sebenarnya Anto dan Joni sedang mengawal ketua guild mereka yang ingin jalan-jalan. Saat di jalan ketua guild melihat kucing anggora yang lucu, tekesan dan kelucuannya ketua guid mereka mengejar kucing tersebut. Ketua guild itu sangat ingin kencing, sebab ia tidak bisa menahannya lagi. Ketua guild itu kencing di balik semak belukar yang ternyata menjadi tempat bersembuyinya kucing. Fahmi menangkap kucing di balik semak belukar dan menyaksikan secara langsung ketua guild sedang buang air kecil dengan daun kering sebagai tisu. Melihat hal tersebut ketua guild sangat marah dan malu. Ia memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Fahmi karena melihat hal yang tidak pantas. Ia juga menjanjikan kepada siapa pun pengawalnya yang berhasil membunuh Fahmi akan mendapatkan hadiah kusus, Joni dan Anto menjadi bersemangat dalam mengejar Fahmi, mereka berdua menjadi orang pertama yang berhasil menemukan Fahmi. Namun karena keteguhan Fahmi dan strateginya dalam bermain game, sekarang ia mendapatkan julukan yang tentunya dengan hal itu nyawanya bisa terselamatkan, tapi akan ada efek yang Fahmi terima yang pastinya efek itu adalah sesuatu yang paling tidak Fahmi inginkan. ** Sebuah mobil berparkir di halam depan rumah mewah. Rumah itu memiliki tiga tingkat dan begitu banyak pengawal berjejal di rumah tersebut. Baik itu pengawal ataupun pelayan, entah itu laki-laki atau perempuan memiliki postur tubuh yang besar dan berotot. Seorang anak kecil keluar dari rumah mewah itu dengan belasan pria kekar di belakangnya. Wajah anak kecik itu terlihat sangat marah, namun ekesprei marahnya terlihat lucu sebab usianya yang belum genap lima belas tahun itu menampakan rupa yang imut. " Apa kalian berhasil membunuhnya?" tanya wanita kecil itu. Biarpun bertubuh kecil, tapi wanita kecil yang bernama Debby ini adalah ketua guild dan salah satu dari sepuluh top player. " Ada yang lebih gawat lagi ketua. Nanti akan saya jelaskan, yang terpenting saat ini kita harus menyelamatkannya," ucap Joni tergesa-gesa menggotong Fahmi bersama Anto dan anggota lainnya. Debby menyipitkan matanya, ia pandangani sosok pria dengan penuh luka yang di gotong Joni dan yang lainnya. Sebetulnya ia tidak lagi mengenali paras pria yang di bawa Joni. Ia marah hanya karena pertanyaan diabaikan. " JONIIIIIII," teriak Debby dengan suara melengking. Joni menyerahkan tubuh Fahmi kepada orang lain dan meminta mereka untuk bergegas menyelamtkannya, ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjelaskan situasi yang terjadi kepada ketua guild. ***** Di dalam ruang medis Rumah mewah ini ternyata adalah markas guild Midnightscars. Layaknya markas guild besar pada umumnya, rumah besar dan mewah ini lengkap dengan kolam renang, mini bar, ruang pertemuan dan ruang medis. Fahmi yang masih sadar dengan kondisi sekitar hanya bisa berbaring lemas di atas kasur, luka dalamnya sudah membaik. Ramuan penyembuhan yang dimiliki oleh guild papan atas memang berbeda, hanya dalam beberapa jam sahaja Fahmi sudah rasa sakit di sekujur tubuhnya berkurang. Satu hari berlalu dan sekarang Fahmi sudah benar-benar pulih, tubuhnya sudah bebas digerakan dan semua luka yang ia alami sama sekali tidak membekas sedikit pun, menandakan tingginya kualitas ramuan yang baru sahaja ia minum. Sebenarnya Fahmi sangat bingung, ia dipukul kemudian disembuhkan dan bahkan mendapatkan pelayan yang istimewa di ruang medis. Dalam hati ia bertanya-tanya, ada maksud apa sebenarnya guild ini kepadanya. Melihat Fahmi yang sudah sehat, sekelompok pria berbadan kekar tiba-tiba masuk ke dalam ruang medis. Baju hitam yang seragam dengan otot kekar yang mencolok, menampilkan kegarangan kumpulan pria ini. " Eeeemmeeemm. " Mereka langsung mengikat Fahmi dengan tali, tangan dan kaki terikat serta mulutnya disumpal kain. Sekarang Fahmi tidak bisa bicara sedikit pun, ia hanya bisa mengerang dengan suara yang tidak jelas. Fahmi mereka bawa ke dalam sebuah ruang rapat. Ruangan tersebut begitu luas dan beberapa kursi telah mereka singkirkan menumpuk di pojok belakang agar Fahmi dapat dikelilingi banyak orang. Semua orang yang mengelilingi Fahmi langsung melemparkan telor, tepung dan berbagi macam kotoran hewan, ada pula sebagian dari mereka yang melemparkan satu tong penuh berisi sampah. " Hahhahah, dasar pecundang. " " Sampah harus berkumpul dengan sampah." " Pemain terlemah berhak mendapatkan telur busuk. " " Kau itu sejajar dengai t*hi anj*ing, ini makan. " Tubuh Fahmi penuh akan kotoran, sampah yang bau, kotoran hewan yang berbau khas serta telur dan sampah yang penuh akan belatung. Menempel semua pada tubuh Fahmi. " Ehhmmmeemmm. " Fahmi ingin muntah, namun mulut yang tersumpal kain itu menahan semua makanan yang mau keluar, menyebabkan rasa yang aneh pada tenggorokannya. Bau busuk dan sekumpulan belatung menempel pada kulit Fahmi. " Bang*sat kalian semua. Jika aku bisa keluar dari sini hidup-hidup. Kalian semua aku pastikan akan menjadi yang pertama aku bunuh," umpat Fahmi benci kepada orang-orang ini. Beberapa kali Fahmi akan muntah, namun lagi-lagi kain penyumpal mulut menahannya, air matanya mengalir. Merasakan bau busuk yang menyengat dan muntahan yang tersangakut pada tenggorokan memberikan penderitaan yang berat untuk Fahmi. Rasa yang tidak enak itu, membuat Fahmi tidak tahan. Air matanya mengalir semakin deras, semua orang semakin semangat menghina Fahmi yang menangis. " Hahhahah, dasar pria cengeng. Nihh, makan telur busukk.. " " Hiya, nagis dia Bang, dasar pria lemah. " Kluntanggg Kluntanggg Kluntanggg Suara ponsel berbuyi meramaikan ruang rapat yang luas, semua pemian DT memeriksa notify yang muncul pada ponsel mereka masing-masing. Semua mata melebar bergitu tahu mereka mendapatkan stat tambahan, hanya dengan menghina seseorang. " Hahahah, gokil benar-benar gokil nih. Kagak perlu capek-capek ngerjain tugas nih. Ngehina orang ini aja udah cukup. " " Hahaha, setuju tuh Bang.." Mendengar olokan itu, Fahmi mengumpat keras dalam hati. Bau busuk tidak lagi ia rasakan lagi dan rasa aneh di tenggorokan entah mengapa bisa hilang dengan mudah, hanya karena kebenciannya kepada orang yang menghinanya. Mata Fahmi melotot dan memerah, ia pandangi satu per satu orang yang menghinanya, dalam hati ia berjanji akan memberikan kematian yang menyakitkan kepada orang-orang ini. Semua orang tertawa bahagia melihat Fahmi yang menyedihkan dengan penampilannya yang menjijikan, lalat pun mulai mendatangi Fahmi. Semakin menambah buruk tampilannya. " Kalian semua baj*i*an laknat. Tunggu sahaja pembalasanaku. Kalian akan menerima berkali-kali lipat apa yang aku rasakan," batin Fahmi marah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN