Seorang cowok mengganggu Sifa saat mencari buku n****+ percintaan di perpustakaan Kampus, namun Rea dengan kehebatannya dalam bela diri mampu mengalahkan cowok itu dengan telak dan membuat cowok itu lari ketakutan.
***
Sifa merasa letih dari pulang kuliah, dia rebahan sebentar di kasur kamar tidurnya, pikirannya masih sedikit shock dengan kejadian di perpustakaan tadi. Sesaat kemudian dia ingat dengan n****+ yang baru saja dipinjamnya, dia beranjak untuk membaca-baca sedikit isi cerita n****+. Sifa membuka tasnya untuk mengambil salah satu buku n****+, namun dia melihat sesuatu yang tidak biasa.
"Pena?" Kenapa ada pena di dalam buku milikku? Aku tidak pernah menaruh pena ke dalam buku dan memasukkannya ke tas. Biasanya pena aku sendirikan."
Sifa segera mengecek pena itu, dia mengeluarkan buku yang ada penanya tersebut. Sifa tidak tahu sebelum memasukkan buku-bukunya ke dalam tas ada sebuah pena yang ditaruh di bukunya, karena saat mau pulang kuliah dia buru-buru memasukkan buku-bukunya. Alangkah terkejutnya ketika dia membuka bagian buku yang ada penanya itu.
"Apa ini, siapa yang menulis ini di buku ku?" dia berpikir sebentar tentang kira-kira siapa pelakunya "Mungkinkah Rio yang sangat tampan itu? Aaa...," tambah Sifa sambil teriak tak percaya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Tulisan di dalam buku Sifa itu adalah 'Wajahmu bagai bulan purnama yang bersinar terang, 08...' terdapat nompr ponsel juga. Ternyata Fahri menulis itu di buku Sifa, mungkinkah diam-diam Fahri menyukai Sifa? Namun sayangnya, Sifa mengira itu dari Rio.
***
Menjelang sore hari, tampak Rio bersama geng-nya sedang bermain bola bersama, ada juga orang lain yang tidak dikenal, mungkin teman-teman dari fakultas lain. Di bawah sinar matahari yang tidak terlalu terik, mereka menikmati bermain bola dengan penuh semangat dan tak kenal lelah. Tampak si tampan Rio bermain dengan sangat lincah dan baik, begitu pun Kevan, Fahri dan Max, mereka bekerja sama dengan sempurna. Keringat terus menetes membasahi pakaian mereka. Rio berhasil mencetak gol ke gawang musuh dengan bantuan Kevan, sorak dan tepuk tangan tim Rio terdengar bahagia. Saat bermain lagi, bola melayang ke arah jalan, kebetulan ada 2 orang gadis yang sedang lewat.
"Awas...!" teriak para pemain bola, mendengar itu 2 gadis tersebut terkejut.
Salah 1 gadis berhasil lari menghindar, namun yang satunya tidak sempat menghindar dan terkena bola di bagian tangan kanannya yang ternyata sedang makan es krim, bola itu membuat es krimnya jatuh berantakan ke tanah serta membuat wajah gadis itu belepotan dengan es krim. Sebagian pemain termasuk Rio berlari menghampiri gadis itu untuk mengecek kondisinya.
"Kamu gak apa-apa? " tanya Rio sambil menahan tawa karena melihat wajah gadis itu belepotan es krim, ternyata yang menendang bola sampai kena gadis itu adalah Rio, mungkin bola terpental karena mengenai lawan.
"Gak apa-apa, tapi...," jawab gadis itu terhenti.
"Duh, maaf ya. Ini salahku."
Rio yang merasa bersalah segera mengambil sapu tangan dari saku celana pendeknya, pastinya untuk membersihkan es krim di wajah gadis itu, dengan perlahan Rio membersihkannya. Gadis satunya terkesan melihat perlakuan Rio pada temannya sambil menggigit jari-jarinya.
"Es krim kamu. Maafkan aku, akan aku ganti nanti setelah ini bersih."
Gadis yang terkena bola itu hanya terdiam dan menggelengkan kepala, mungkin dia tidak ingin es krimnya diganti, wajah gadis itu tampak sangat merah. Saat Rio ingin mengetahui apakah wajahnya sudah bersih atau belum, dia maju mendekatkan wajahnya untuk mengecek, wajah Rio cukup dekat. Tiba-tiba keluar darah dari hidung gadis itu.
"Aaa...!" teriak gadis itu sambil lari dan menutupi hidungnya. Sepertinya gadis itu mimisan karena tidak kuat melihat wajah tampan Rio dari dekat, dia terus berlari diikuti dari belakang gadis satunya.
"Hey! Mau ke mana? Es krim kamu belum aku ganti," teriak Rio.
Namun kedua gadis itu terus berlari hingga jauh, Rio terheran melihatnya. Para pemain bola yang melihat itu hanya bengong bingga mulutnya terbuka.
"Aneh!" kata Rio karena heran.
Selanjutnya, mereka melanjutkan permainan bola itu hingga hari mulai petang. Karena badan terasa lelah, keringat membasahi seluruh tubuh dan merasa sudah cukup puas, mereka mengakhiri permainan bola itu dengan kemenangan tim Rio. Sebentar Geng Rio istirahat di sana sambil minum sebotol air mineral, sebagian pemain lainnya bergegas pulang. Terlihat Fahri sedang membaca pesan masuk di ponselnya, dia tampak senyum-senyum membacanya.
***
Malam hari Rio hanya di kamar tidurnya, dia sudah memberi pesan chat ke teman-temannya bahwa tidak bisa ikut berkumpul malam ini. Tampak Rio sedang fokus di depan layar laptopnya, ternyata dia sedang membaca artikel tentang bagaimana menjadi kuat dan bisa melindungi diri dari kejahatan orang lain, cara-cara untuk melawan balik orang jahat serta teknik-teknik dalam bertarung. Rio ternyata selama ini mempelajari cara berkelahi dengan baik dari internet, dan untuk membuat tubuhnya menjadi kuat, Rio rutin melakukan fitness dan berbagai macam olahraga, dengan itu juga Rio mempunyai badan yang atletis.
Malam ini Rio membaca banyak artikel tentang teknik pertarungan, dia juga menonton berbagai macam video tentang teknik berkelahi agar lebih mudah mempelajarinya. Ternyata Rio juga sangat suka menonton film tentang pertarungan antar geng, kungfu atau karate dan film tentang action penyelamatan, karena terlihat Rio mengoleksi film-film itu di dalam laptop-nya. Malam ini Rio mempraktekkan teknik bertarung yang baru saja dia pelajari, sambil menonton video teknik bertarung dia mencoba teknik-teknik tersebut. Rio berlatih di dalam kamar tidurnya dengan baik, terkadang juga sambil teriak karena semangat. Bik Velma yang berada di bawah mendengar teriakan Rio.
"Tuan Ganteng Rio berteriak-teriak sendirian lagi di kamar tidur. Sebenarnya apa yang dia lakukan? Jangan, jangan, Aaa...!"
Pembantu wanita itu malah bepikiran aneh-aneh mengenai Rio, entah apa yang ada di dalam pikirannya. Dia menjerit sambil menyentuh pipi dengan kedua telapak tangan.
Di rumah Fahri, di dalam kamarnya terlihat dia sedang asik membaca dan mengetik sesuatu di ponselnya sambil rebahan di kasur. Terlihat senyum-senyum bahagia di raut wajahnya. Sepertinya Fahri sedang mengirim pesan chat dengan Sifa, namun Fahri masih merahasiakan identitasnya di pesan tersebut, mungkin karena malu atau belum siap untuk melakukan tindakan lebih. "Sifa, kenapa sih wajahmu sangat imut. Aku sering mencuri pandang wajahmu saat di Kampus hingga membuatku tidak fokus dalam sesuatu. Aku tidak tau bagaimana perasaanmu tentang diriku, yang aku tau kamu selalu memperhatikan sahabatku, seharusnya kamu tau seperti apa sifat Rio. Aku harap kamu menyadarinya suatu saat nanti bahwa ada seseorang yang selalu memperhatikanmu," gumam Fahri.
Saat Rio sedang latihan teknik bertarung di kamar tidurnya, ponsel miliknya berdering ada pesan masuk. Rio menghentikan sementara latihannya untuk mengecek, pesan itu dari grup Geng Rio, isinya tertulis...
"Guys, coba buka media sosial!"
Rio segera membuka akun media sosial miliknya, dia sangat terkejut melihatnya.
"Wah, gila. Aku hampir tak percaya ini."
Ternyata Rio mengecek tentang video permainan joget saat di Kampus, video joget Geng Rio diunggah di media sosial, teman-teman Rio juga buru-buru membuka media sosial. Mereka terkejut karena melihat banyak sekali like dan komen dari para penonton, bahkan sudah mencapai puluhan ribu like, berbagai komentar yang lucu dan menarik banyak dikirim dalam video itu. Kemudian Rio mengecek di situs unggahan video populer, di situ juga sama saja. Video joget Geng Rio mendapat ribuan like dan puluhan ribu kali di tonton. Rio dan teman-temannya sangat bangga mendapatkan itu.
Setelah itu Rio melanjutkan latihannya tadi hingga merasa sudah cukup menguasai. Karena merasa sudah cukup, Rio beralih untuk menonton film kesukannya hingga selesai, setelah itu baru tidur karena sudah melebihi tengah malam. Rio cukup sering bergadang hingga larut malam, sebenarnya itu tidak baik bagi kesehatan.
To be Continued