Sabtu jam enam pagi, Stella sudah bangun dari tidurnya dan bersiap untuk mandi. Mengingat
bahwa jadwalnya hari ini adalah bertemu dengan CEO dari Min Company, Min Junho. Entah
kenapa jadwalnya pagi sekali, biasanya janji temu yang orang lain buat dengannya selalu saat
jam makan malam sehingga mereka melakukan pembicaraan setelah makan malam bersama.
Stella memilih pakaian kerjanya yang sangat sopan, kali ini dia memilih untuk memakai
celana kain berwarna baby blue yang sudah satu set dengan jasnya, untuk bajunya dia
memilih blouse putih lengan panjang dengan renda di bagian kerahnya.
Setelah selesai, Stella segera berangkat dari apartemen nya menuju kantor Kim & Jang,
karena di sanalah Stella akan di jemput oleh sopir dan sekretaris Min Junho. Setelah keluar
dari kompleks apartemennya, Stella menepikan mobilnya untuk mampir ke mini market
membeli beberapa makanan untuk dia sarapan. Dua buah sandwhich dengan dua botol s**u
selalu cukup untuk dia sarapan, Stella memang tidak pernah memasak. Dia berpikir akan
mubazir jika dia memasak karena dia hanya tinggal seorang diri di Seoul, sementara orang
tuanya berada di Californa. Setelah membayar belanjaannya dia segera memasuki mobil dan
membuka satu bungkus sandwhich dan memakannya sambil mengendarainya menuju kantor.
Hari ini jalanan terlihat ramai tetapi tidak sampai terjadi kemacetan. Dia memasuki area
parkir Kim & Jang dan memarkir mobilnya di basement. Dengan langkah kaki yang santai
dia melangkah menuju lift untuk pergi ke ruangnya. Di ruangannya sekretaris Park sudah
menunggunya dan siap untuk membantu jika dimintai tolong oleh Stella.
“Selamat pagi pengacara Jang,” sapa sekretaris Park.
“Selamat pagi juga sekretaris Park, awal sekali kamu sudah sampai di sini sekretaris Park.
Aku kira aku sudah berangkat sangat pagi,” ucap Stella dengan nada sedikit tertawa.
“Tidak juga pengacara Jang, saya juga baru saja sampai,” jawab sekretaris Park.
“Apakah kamu sudah sarapan?”
“Sudah, saya sudah sarapan pengacara Park,
“Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu,”
“Selamat bekerja pengacara Jang,”
Stella membalas ucapan sekretaris Park dengan anggukan dan senyum di wajahnya. Dia
meletakan tasnya di sofa dan melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya. Dia
mendudukkan pantatnya di kursi kerjanya dan memutar kursinya menghadap jendela luar
dengan pemandangan kota Seoul yang di penuhi dengan gedung – gedung tinggi. Dia
memejamkan matanya sebentar untuk menenangkan pikirannya, setelah dikira sudah tenang
dia akhirnya memakai kacamata bacanya dan memulai pekerjaannya.
Kring kring
“Halo, ada apa sekretaris Park,”
“Halo pengacara Jang, saya ingin memberitahukan bahwa sekretaris dari Pak Min Junho
sudah menunggu anda di loby pengacara Jang,”
“Baiklah, aku akan segera turun ke loby, tolong katakan padanya bahwa aku akan segera
turun,”
“Baik pengacara Jang,”
Klik
Stella segera mengambil tasnya segera turun ke loby untuk menemui sekretaris dari Min
Junho. Saat sudah sampai di loby, ada seorang pria muda yang menghampirinya.
“Apakah benar anda pengacara Jang?” tanya pria muda tersebut.
“Ya, saya pengacara Jang,” jawab Stella.
“Perkenalkan nama saya Lee Hyunjin, sekretaris dari Pak Min Junho,” ucap Hyunjin sambil
mengulurkan tangannya pada Stella.
“Saya Jang Stella, senang bertemu dengan anda Tuan Lee,” jawab Stella dengan menerima
uluran tangan Hyunjin.
“Kalau begitu, mari saya antar ke kediaman Pak Min Junho. Beliau ingin bertemu dengan
anda di kediamannya,” jelas Hyunjin pada Stella.
“Terima kasih Tuan Lee,”
Mereka berdua memasuki mobil yang sudah di parkir di depan pintu masuk, di dalam mobil
juga sudah ada sopir yang akan mengantar mereka berdua menuju ke kediaman Min Junho.
Saat ini Min Junho sedang berada di salah satu rumah liburannya yang terletak di Desa
Goseong, Cheongpyeong-myeon, Gapyeong-gun, Provinsi Gyeonggi yang ditempuh dengaan
waktu sekitar tiga jam dari Seoul dengan kendaraan.
Selama di perjalanan Stella hanya melihat keluar jendela mobil karena dia sedikit bosan
dengan perjalanan yang sangat sunyi ini, jika dia tahu akan begini jadinya maka dia akan
menolak untuk di jemput dan lebih memilih untuk menaiki mobilnya sendiri agar tidak
kebosanan.
“Pengacara Jang, apakah perjalanan ini membuat anda bosan?” tanya Hyunjin yang sedikit
mengagetkan Stella dan membuat Stella sadar dari pikirannya.
“Ya? Oh tidak, saya tidak merasa bosan dengan perjalanannya,” jawab Stella dengan senyum
di wajahnya.
“Benarkah? Maaf apabila saya sedikit tidak sopan pengacara Jang, tetapi semuanya jelas
terlihat di wajah anda,” balas Hyunjin dengan sedikit menahan tawanya agar tidak terlihat.
Stella merasa tertangkap basah karena perkataan Hyunjin yang benar adanya. Tanpa dia
sadari wajahnya lama – kelamaan memerah bagaikan kepiting rebus.
Kok dia bisa tau si kalo gue lagi bosen, batin Stella merutuki dirinya sendiri.
“Apakah anda baik – baik pengacara Jang? Wajah anda memerah,” ucap Hyunjin yang
memberitahukan kondisi Stella sekarang.
“E-em ya, saya baik – baik saja,” jawab Stella yang langsung memalingkan wajahnya
kembali menghadap jendela karena merasa malu.
“Apakah anda ingin mendengarkan radio? Agar tidak terlalu bosan,” saran Hyunjin.
“Ti-tidak perlu, saya sungguh tidak bosan. Tetapi apakah kediaman Pak Min Junho masih
jauh?” tanya Stella.
“Sebentar lagi kita akan sampai ke kediaman beliau, sehingga anda tidak perlu lagi merasa
bosan pengacara Jang,” jawab Hyunjin dengan senyum yang lebar menghiasi wajahnya.
Ternyata memang benar, sekitar tiga puluh menit setelah percakapan yang menurut Stella
cukup memalukan, mereka akhirnya sampai di salah satu rumah liburan yang cukup besar.
Rumah liburan dengan rumah utama yang memiliki dua lantai di tambah dengan rooftop yang
bisa digunakan untuk bersantai dan satu rumah apung yang berada di pinggiran danau dengan
jarak yang sedikit jauh dari rumah utama. Saat mereka turun dari mobil ada seorang pelayan
yang menghampiri Hyunjin dan memberitahukan bahwa Min Junho sedang memancing di
rumah apung.
“Pengacara Jang, saat ini beliau sedang berada di rumah apung dan tengah memancing, mari
saya antar anda menuju ke sana,” ucap Hyunjin pada Stella yang masih memperhatikan
sekeliling rumah liburan yang bergaya arsitektur unik tersebut.
“Ya? Baik, terima kasih tuan Lee,”
Mereka berdua berjalan mengikuti jalan setapak yang sepanjang jalannya terdapat batu
pijakan yang di tata sedemikian rupa. Sampai pada jalan setapak yang terbuat dari kayu yang
menandakan bahwa mereka sudah sampai di rumah apung. Dapat di lihat dari kejauhan
terdapat sesosok pria paruh baya yang sedang duduk di pinggir danau dengan pancing di
tangannya.
“Tuan Min Junho, kami sudah sampai,” ucap Hyunjin sambil membungkukkan badannya
memberikan tanda hormat.
“Oh, sekretaris Lee kalian sudah sampai rupanya. Halo pengacara Jang, selamat datang di
rumah liburan saya,” ucap Junho dengan mengulurkan tangan kanannya.
“Halo Tuan Min Junho,” sapa Stella dengan menerima uluran tangan Junho dengan sedikit
membungkukkan badannya.
“Bagaimana perjalanan anda pengacara Jang? Maafkan saya karena meminta anda datang
jauh – jauh kemari,” tanya Junho.
“Sangat menenangkan selama di perjalanan Tuan Min Junho. Tidak apa – apa tuan, saya
pribadi sebenarnya juga ingin sedikit berlibur sebentar dari keseharian saya,” ucap Stella
berusaha untuk sesopan mungkin.
“Ya betul, sepertinya anda benar – benar butuh liburan pengacara Jang hahaha,” ucap Junho
“Sepertinya lain waktu saya akan pergi liburan agar hahaha,” jawab Stella.
“Karena anda sudah sampai disini bagaimana jika kita ke rumah utama saja untuk
berbincang, sepertinya sebentar lagi akan hujan karena langit sangat gelap hari ini. Ayo kita
ke dalam sekarang,” ajak Junho.
Stella menjawab dengan anggukan dan senyum yang selalu dia pasang di wajahnya. Stella
dan Hyunjin mengikuti di belakang Junho. Dan entah bagaimana ucapan Junho benar adanya, setelah beberapa detik mereka sampai di rumah utama hujan deras langsung mengguyur permukaan. Hujan yang sedikit berangin ini memberikan efek membuat mereka yang merasakannya merasa kedinginan. Beruntunglah penghangat di dalam rumah sudah menyala sehingga mereka tidak perlu merasa kedinginan lagi. Mereka memasuki ruang tamu untuk berbincang dengan santai.
“Silakan duduk pengacara Jang. Oh iya sekretaris Lee tolong katakan pada bibi untuk
membuatkan minuman hangat terlebih dahulu. Anda ingin minum apa pengacara Jang,” ucap
Junho kepada Hyunjin dan Stella secara bergantian.
“Apa saja tuan Min Junho, saya tidak keberatan dengan minuman apa pun,” jawab Stella.
“Kalau begitu apakah anda suka teh camomile?” tanya Junho pada Stella.
“Saya menyukai semua jenis teh tuan Min Junho,” jawab Stellam.
“Kalau begitu Hyunjin, tolong katakan pada bibi untuk membuatkan dua cangkir teh
camomile segera. Dan minta dia juga untuk membuatkan makan siang karena sekarang sudah
memasuki jam makan siang,” perintah Junho pada Hyunjin.
“Baik tuan, apa ada yang bisa saya bantu lagi?” tanya Hyunjin pada Junho.
“Kau juga buatlah minuman untuk menghangatkan badanmu,” ucap Junho.
“Baik, terima kasih banyak tuan. Kalau begitu saya ke belakang dulu,” ucap Hyunjin dan
segera berjalan menuju ke dapur untuk menemui ahjumma yang bekerja sebagai pembantu di
rumah liburan ini.
Sesaat setelah Hyunjin pergi, pembicaraan Junho dan Stella pun di mulai.
“Pengacara Jang, bagaimana kabar anda?” tanya Junho.
“Baik, kabar saya sangat baik tuan Min Junho. Bagaimana dengan kabar tuan sendiri?” ucap
Stella yang balas bertanya pada Junho.
“Ya, seperti kebanyakan orang tua lainnya. Walaupun terlihat sehat, tetapi tetap saja
terkadang sering sakit – sakitan,” jawab Junho.
“Anda harus menjaga kesehatan anda tuan, karena kesahatanlah yang utama,” ucap Stella.
“Tentu saja. Ekhem lalu tujuan saya meminta untuk bertemu dengan anda pengacara Jang
adalah untuk meminta tolong pada anda,” ucap Junho memulai pembicaraan yang serius.
“Meminta tolong? Hal seperti apa sampai anda meminta tolong pada saya?” tanya Stella.
“Saya ingin meminta tolong pada anda agar menjadi salah satu pengacara dari tim hukum
perusahaan saya,”
“Tim hukum? Suatu kehormatan bagi saya mendengar permintaan tolong dari anda tuan,
tetapi seperti yang anda ketahui bahwa saya masih lah bagian dari pengacara Kim & Jang,”
“Ya tentu saja saya tahu itu. Tetapi saya memang ingin Kim & Jang menjadi pengacara
sekaligus penasihat hukum bagi perusahaan saya. Dan saya ingin anda yang mewakili sebagai
pengacara dari Kim & Jang,” jelas Junho.
“Saya sangat berterima kasih atas tawaran anda tuan Min Junho. Suatu kehormatan bagi saya
jika saya bisa menjadi salah satu dari tim hukum perusahaan Min Company,”
“Sama – sama pengacara Jang, jadi apakah anda akan menerima tawaran dari saya?”
“Maafkan saya tuan Min Junho, saya harus mendiskusikan hal ini terlebih dahulu dengan
ayah dan teman ayah saya yang selaku CEO dari Kim & Jang,” jelas Stella.
“Ya, tentu saja anda bisa mendiskusikannya terlebih dahulu. Jika anda sudah memutuskannya
anda bisa menghubungi saya melalui sekretaris Lee,”
“Terima kasih banyak atas tawarannya tuan,” ucap Stella sambil membungkuk.
“Maaf menyela pembicaraan anda tuan Min, saya ingin memberitahukan bahwa minuman
dan makan siang untuk anda sudah terhidang di meja makan tuan,” ucap Hyunjin pada Junho.
“Benarkah? Terima kasih banyak sekretaris Lee, lalu apakah kamu membuat minuman juga?”
tanya Junho pada Hyunjin.
“Sudah tuan. Kalau begitu mari saya antar ke ruang makan tuan, mari pengacara Jang,” ucap
Hyunjin dan segera berjalan menuju ke ruang makan. Setelah mengantarkan Junho dan Stella
ke ruang makan, Hyunjin pergi keluar ruangan agar tidak mengganggu acara makan siang
tuannya dengan Stella.
Junho dan Stella menikmati makan siang mereka di temani dengan suara air hujan yang jatuh
membasahi tanah dengan derasnya. Sementara itu Hyunjin sedang duduk di teras samping
rumah untuk menikmati dinginnya suasana hujan siang ini.