Bab 19

1076 Kata

Beberapa menit yang Kayla kira ternyata berubah jadi dua jam. Andaikan saja dia bisa menolak, Raffa pun pasti tak akan memaksa. Yang salah dia karena tak bisa menolak setiap sentuhan Raffa. Tubuhnya selalu memberi respon positif dengan semua sentuhan Raffa. Pukul sembilan lebih, mereka baru keluar dari kamar. Berjalan menuju ruang makan dan menyantap sarapan yang sudah dingin. Bi Minah menawarkan diri agar dia menghangatkan semua makanan itu dulu. Tapi Raffa menolak. "Kay, setelah ini kita beres-beres lagi," ucap Raffa setelah sarapannya selesai. Tangannya mengambil tisu yang tersedia di atas meja dan menggunakannya untuk membersihkan bibir. "Beres-beres apa?" tanya Kayla heran. "Barang-barangmu. Masa kita mau tetap pisah kamar?" Kayla terdiam mendengar itu. Baru ingat kalau dia dan Ra

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN