27. Bukan Salah Cinta

1069 Kata

Mas Arhab kembali mengulas senyum. "Kalau kamu jujur pasti Ibu bisa paham, Mir." "Permisi Mbak, ini tehnya." Penjual meletakkan minuman hangat itu di atas meja. "Makasih, Bu," jawab kami bersamaan. "Jangan dikira ibu kamu tidak paham perihal masalah yang kamu hadapi. Bisa jadi setiap malam ibu kamu kepikiran. Namun, beliau berusaha menyembunyikan. Kadang orang tua kita itu sangat perasa. Ada masalah sedikit saja dengan anak-anaknya mereka tahu." Mas Arhab mengaduk teh hangat itu. Lalu menyeruputnya. "Jangan berpikiran negatif dulu. Aku yakin ibu kamu akan paham." Aku mengamati teh hangat yang masih sedikit mengepulkan asap. Apa benar demikian? "Nasi gorengnya, Pak." Penjual kembali menjadi selingan obrolan kami. Aku mengulas senyum. "Dimakan dulu, Mir." Mas Arhab menyingkirkan pot

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN