Beberapa hari semenjak pertemuan malam itu komunikasi mereka tak ada hentinya. Setiap kali Yora masuk kerja pada malam hari ia selalu menyempatkan diri untuk menelpon Zean di jam istirahat, di mana temannya yang lain menggunakan jam itu untuk tidur. Lain halnya dengan Yora yang selalu kasmaran tiap harinya dan selalu ingin menghubungi lelaki yang amat ia cintai itu.
Entah kenapa Zean pun seolah-olah memang begitu memberikan harapan dan kasih sayangnya pada Yora. Padahal ia tahu bahwa dirinya sudah mempunyai kekasih di kampusnya.
Ya.. Zean anak yang cukup berprestasi dan cukup berada untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sedangkan Yora, ia hanya gadis biasa dari keluarga biasa.
kendati demikian,, Yora tidak memandang Zean dari segi materi, begitu pula sebaliknya. Yora bersyukur karena Zean tidak pernah mempermasalahkan orang dari status sosialnya.
Suara telpon pun berdering..
Tak lama kemudian Yo mendengar suara yang begitu khas dari seberang sana..
"Halo yo.." suara serak-serak sambil mendesah khasnya orang bangun tidur. Yaa.. inilah suara yang selama ini Yora rindukan. suara khas seorang Zean dikala bangun tidur. Entah mengapa serasa candu ditelinganya yang membuat Yora semakin ingin terus menerus menghubunginya.
" Iya Ze.. udah bangun ya..? maaf ya gangguin jam tidurnya.." sebenarnya merasa tidak enak karena harus membangunkan tidur Ze dini hari karena jam sudah menunjukan pukul 03.20 pagi.
"Enggak apa-apa kok Yo.. tenang aja. kenapa? kangen ya? " suara khasnya itu sangat membuat Yo semakin merindukannya.
Dengan tanpa basa basi Yo selalu berbicara jujur dan spontan
" Iiih kok tahu siih??" sahutnya sambil tersenyum lebar
" Ya tahu laah.. hehhehe"
Ya, Zean tahu betul isi hati dan pikiran Yora.
Walaupun Yora tahu Zean mempunyai 2 kepribadian, tetapi Yora tak pernah mempermasalahkan itu semua. Menurutnya yang penting bisa selalu bersama Zean itu yang terpenting.
Terkadang Yora merasa dirinya sangat egois. Tidak pernah terpikir olehnya bakal menjadi pihak ketiga dalam hubungan Zean dan kekasihnya. Namun ia menepis pikiran negatif itu.
" Gak mungkin..! saya dan Ze hanya sekadar teman, bukan pihak ketiga dalam hubungannya." pikirnya dalam hati meyakinkan bahwa itu benar menurut jalan pikirannya.
.
.
Walaupun Yora sedang menjalani sebuah hubungan dengan Ervan, lantas tak menjadi penghalang hubungannya dengan Zean.
Entah kenapa Zean itu mempunyai sebuah magnet tersendiri untuk Yora.
Yora lebih mempriotaskan Zean dibandingkan Ervan kekasihnya. Yaa, kini Yora sudah resmi menerima Ervan dalam hidupnya, namun ia menerima kehadiran Ervan semata-mata karna ia tak enak hati menolak Ervan yang tak lain sepupu sahabatnya sendiri. Yora menghargai perasaan sahabatnya.
Usia Ervan jauh lebih muda dari Yora, bisa dikatakan Yora dapat brondong tampan.
Namun ketampanan Ervan tak membuat hati Yora berdebar. Hanya Zean seorang yang mampu meluluhkan hatinya.
Semenjak kehadiran Zean dalam hidupnya, belum ada seorang pun yang dapat meluluhkan hatinya 100 persen.
Sebelumnya ia pernah dijodohkan dengan beberapa teman kerjanya namun Yora hanya menganggap semuanya sebagai teman biasa.
Memang susah meluluhkan hati seorang Yora.
.
.
Namanya pacaran sama brondong, Ervan selalu mengeluh dikala Yora sangat susah diajak malam mingguan.
Bukannya tak mau, itu dikarenakan Yora bekerja disebuah pabrik yang mengharuskan Yora kerja lembur dimalam minggu.
Sesampainya Yora di tempat kerja, ada pesan masuk di Handphone nya
yank malam ini libur gak? kita jalan yuk?)
Yora tahu pasti Ervan bakalan kaya gini lagi tiap malam minggu. Yora paham betul mungkin karena Ervan jauh lebih muda darinya jadi pikirannya belum begitu dewasa.
Mereka bertaut usia sekitar 4 tahun, di mana Yora berusia 22 tahun dan Ervan baru 18 tahun.
" apa pacaran sama anak baru lulus Sekolah menengah itu kaya gini ya.?? apa wajib banget malam mingguan jalan??" pikirnya sambil memegang dagu sambil kebingungan harus jawab kaya gimana lagi agar Ervan tidak marah. Kemudian Yora menekan tombol panggilan menghubungi Ervan yg sedang menunggu balasan dari chatnya itu
" Haloo ynk.." ucapnya sedikit ragu
" Gimana ynk malam ini libur gak? pengen deh malmingan ini kita jalan ya..!" pinta Ervan seolah sedang merengek.
"Emmm.. itu ynk.. maaf ya bukannya gak mau diajak jal‐‐----" belun selesai Yora menjelaskan Ervan langsung memutus telponnya.
( astaghfirullah.. begini rupanya pacaran sama brondong) gerutu Yora sambil mengusap wajahnya. Anak muda yang masih sangat labil gaesss.. heheh
Dengan segera Yora membuka chatnya lagi
(maaf ynk bukannya gak mau jalan. kamu tahu sendiri kan saya itu kerja di pabrik?? gak bisa sembarangan atur jadwal sendiri..)
(dari kemarin tiap malmingan kerja malam terus emangnya gak ada pergantian shift??!!!) gerutu Ervan yg semakin kesal ditambah emotikon orang marah
( sekarang tuh memang lagi banyak kerjaan, makanya udah 2 minggu ini gak ada pergantian shift. kalo gak percaya tanyain aja sana sm sodaramu sendiri) Yora juga sedikit kesal. Rasanya sudah tak ingin lagi ia memanggilnya dengan panggilan sayang. Seolah ini memang celah yang sedang Yora tunggu untuk mengakhiri hubungan yang menurutnya sudah tidak ada harapan lagi. Yora sudah capek kalo harus membujuk kekasihnya terus jika malam minggu tiba.
Begitulah pacaran sama brondong selalu saja kita yang mengalah, yang sabar ya Yo..
keluhnya dala hati sabil mengusap-usap da** nya.
Di tempat kerjanya, Yora lumayan cukup dikenal teman-teman segedung. Terutama anak bagian mesin yang mana didominasi anak laki-laki.
Yora memang kerap akrab dengan siapa pun termasuk teman laki-laki. Ia tak pernah merasa canggung dengan siapapun karena memang kepribadiannya yang ceria dan ramah pada siapa pun. Terutama kak Bryan. Lelaki yang usianya 5 tahun lebih tua dari Yora begitu dekat dengannya.
Saat itu bagian kerja Yora memang sedang membutuhkan bahan yang diproduksi mesinnya ka Bryan. Kebetulan Yora seorang leader di sana, sudah pasti mereka akan selalu bertemu.
" Kak gimana bahannya bagus-bagus gak?" Yora mengagetkan kak Bryan yang saat itu sedang menyetting mesinnya tampak kaget ditepak pundaknya oleh Yora
" Eh Yo, belum tahu nih lagi disetting dulu. Emang urgent banget yak??" tanya kak Bryan menoleh sambil senyum ramah. Senyum paling manis yang Yora temuin di gedung tempat ia kerja.
Yora sebisa mungkin bersikap sopan. Karena memang Kak Bryan sudah Yora anggap seperti kakak sendiri. Yora memang selalu berangan-angan mempunyai kakak laki-laki.
" Iya kak urgent banget. Liat aja tuh para atasan aja langsung pada turun tangan kemeja produksi.." tunjuk Yora pada atasannya yang sedari tadi sudah mondar mandir bahkan ada yang sambil teriak-teriak, di situ Yora sambil membantu mempersiapkan bahan yang akan di jalankan dimesin Bryan.
"Wah..! ribet deh urusannya kalau mereka sudah pada turn ke lapangan " tumbenan kak Bryan mengeluh
" Iya kak, padahal bahan yang mau di produksi itu ga banyak tahu.. tapi beda-beda kode gitu, nih bahan yang ini aja mintanya cuma 300pcs aja" ucap Yora sambil mengangkat bahan itu ke meja mesinnya kak Bryan.
"Haduuuh.. Lama di settingnya doank ini mah.." keluhnya.. dan lagi sambil menebarkan senyuman manisnya.
( ngeluh tapi masih aja senyum-senyum.. dasar kak Bryan ini) senyumnya terlihat oleh temannya bagian mesin yang lain.
"Yo ngapain di situ?? kesempatan banget ya bisa deket-deket sama kak Bryan.." tiba-tiba kak Agil muncul menepak pundaknya Yora. Sontak Yora kaget dong.
" Eh! kak Agil ngagetin aja sih..!! siapa lagi yang nyari kesempatan. Orang bahannya kak Bryan lagi urgent banget. Gak lihat apa itu atasan yang pada sibuk di line saya??" jawabnya sambil mengerucutkan bibirnya.
Dilihatnya kak Bryan lagi, kaka satu ini menoleh sebentar lalu fokus lagi menyetting mesinnya sambil senyum dan menggelengkan kepalanya. Ah memang nih si kakak mah senyum terus.
" Iya siih.. biasa karena ada yang punya pabrik aja mereka pada sibuk. "
" Ya namanya di tempat kerja ada aja yang sedang cari muka di depan pemilik pabrik ya kak.. yang kerja mah kerja, yang carmuk ya banyak" sambung Yora sambil senyum tipis memperhatikan para atasannya yang sedang pada sibuk wara-wiri
.
.
.
"Yess akhirnya udah waktunya jam istirahat." begitu semangatnya Yora saat jam makan siang tiba. Ya, setelah pekerjaannya yg melelahkan dikejar-kejar produksi bahannya yang urgent ia harus mondar mandir ke mesinnya kak Bryan.
sebelum selesai makan siang tiba-tiba handphonenya berbunyi.
Ada chat masuk yang ternyata dari "kak maniezz" . Yora tersenyum melihatnya karena itu adalah nomornya kak Bryan.