Suatu malam Jessy tiba-tiba terbangun, tanpa suara Jessy terdiam diatas ranjangnya, merenungkan apa yang barusan membuat dirinya terbangun.
"Apa yang telah terjadi yah?aku seperti berada ditengah-tengah jalan dalam keadaan panik, tepat dihadapanku sebuah mobil menyambarku! hemz, Apaa..mungkin itu penyebabnya?" gumam Jessy sendiri.
Lalu ia melihat dua orang asistennya yang tertidur dibawah ranjangnya.
"Kenapa mereka masih ada disini? ku kira mereka sudah pulang," kata Jessy dalam hati. Tiba-tiba seorang asistennya yang bernama Indah terbangun.
"Nonaa?nona sudah bangun, apa yang nona perlukan?mau saya ambilkan minum?" Indah langsung pergi mengambilkan air minum. Jessy terlihat bingung melihat asistennya yang begitu patuh.
"Oh, tidak mbak, tidak!saya tidak mau minum!"
"Iiya, iyaa nona, iya nona..apa yang nona perlukan?"
"Sini mbak!sinih!!"
"Baik nonaa"
"Kenapa mbak,?kenapa mba bangun?mbak capek tidur ajah! ini masih malam mbak, kenapa masih melayaniku! mbak istirahat, mbak juga butuh istirahat, lagian kalau saya mau minum saya bisa ambil sendiri mbak..terus..kenapa mbak tidur dibawah! itu ada soffa..gede-gede cukupkan buat kalian berdua selimut juga ada..kalau mbak tidur seperti ituuu mbak juga bisa sakit, diinginkan mbak tidur dilantai..."
"Hemz, hek, hek, hek.."
"Mbak, nangisss?? apa saya salah ngomong mbak?" tanya Jessy bingung melihat asistennya tiba-tiba menangis, "ngomong mbak! apa yang membuat mbak menangis..barangkali saya salah, saya minta maaf mbak!"
"Hemzm nona tidak salah, nona tidak salah! saya hanya terharu nona! ternyata nona masih punya perhatian terhadap saya," tangis Indah yang membuat Jessy ikut haru lalu Jessy pun memeluknya.
"Sudahlah jangan menangis..sepertinya.. aku ini orang jahat yah?"
"Nona jangan bicara seperti ituuu!"
"Memangnya aku ini orang yang seperti apa mbak?"
"Nona...orang yang baik, tapi nona suka marah-marah sehingga nona seringkali berbicara kasar dan tidak menghargai orang! maafkan saya nona! maafkan saya.."
"Lanjutkan mbak,!"
"Tidak nona..maafkan saya, maafkan saya.. saya telah menyinggung nona.." kata Indah dengan takut,
"Hemz...saya tidak tersinggung mbak!"
Lalu Rara pun bangun dari tidurnya ia terkejut melihat nonanya sudah bangun dan melihat Indah yang memohon.
"Nona sudah bangun...!?maafkan saya nona, saya ketiduran!" kata Rara gugup.
"Ada apa dengan kalian..!! kenapa kalian begitu takut dengan saya??apa yang pernah saya lakukan dengan kalian!! sehingga kalian begitu ketakuatan, apa wajahku terlihat sangat menyeramkan!?kenapa kalian diam...apa aku terlihat sedang mamarahi kalian..heh, ngomong dong..!!saya tidak akan memarahi kalian apalagi tersinggung, jangan kayak anak kecil!! aku cuma penasaran sama kalian, kan aku lupaa! biar ingat lagi heheheee...!tolong kalian katakan dengan jujur!!"
"Tidak, nona saya hanya terkejut saja melihat mbak indah menangis," jelas Rara
"Tuh, kan! mba Indah dikirain saya ngapa-ngapain mbak Indah" Kata Jessy
"Tidak, nona tidak ngapa-ngapain saya..! saya hanya terharu!! bertahun-tahun saya ikut nona..! nona tidak pernah perhatian seperti ini apalagi memanggilku mbak! sudah lama tidak ada orang yang perhatian padaku selain ibuku dan nyonya besar. Setelah kepergian ibuku.. aku masih punya nyonya besar yang sayang padaku,melindungiku dan menjagaku.. memberikan perhatian padaku.. namun nyonya besarpun cepat pergi meninggalkanku! sampai sekarangpun aku masih mengunjungi makam beliau walau hanya untuk sekedar berbicara dengannya, mengeluh kepadanya tentang nona, dan membersikan makamnya karena makam beliau sudah tidak ada lagi mengunjunginya! hanya aku yang masih mengangap beliau masih ada! sebari aku mengunjungi makam ibuku," kata Indah yang kemudian berceritakan tentang masa lalunya.
Cerita masa lalu Indah:
Pertamakali aku datang bersama ibuku, yang kemudian aku diperkenalkan kepada nyonya besar! nyonya adalah seorang wanita yang aku kagumi! walau dia nyonya besar yang mempunyai kekuasaan tapi dia adalah seorang wanita yang berwibawaan, berkarisma! Beliau sangat perhatian kepada para pelayannya, seringkali beliau mengajak berbincang! para pelayannya sangat menghormati dan menghargai beliau bukan hanya itu saja.. beliau sangat perhatian pada kesejahteraan pelayannya bahkan beliau sampai memperhatikan keluarga dari para pelayannya! Beliau merupakan seorang ibu, seorang guru bagi kami! Beliau mau menerima keluh kesah dari kami, candaan kami.. bahkan derita kami!
Ibuku hidup sebatangkara hanya aku yang dimilikinya, ayahku meninggal saat aku masih berumur 5 tahun! dan aku dititipkan di panti asuhan, atas perintah dan bantuan nyonya besar aku bisa berkumpul dengan ibuku dan aku dibawanya kerumahnya untuk bisa hidup bersama dengan ibuku, selang satu tahun aku bersama ibu! Ibuku meninggal dan aku sebatang kara! hanya nyonya besarlah yang menggapku sebagai keluarga beliau mengangapku sebagai cucunya sendiri! saat itu nona Jessy berumur 6 tahun dia marah padaku dan melarangku memanggilnya nenek.
"Kenapa seorang anak pelayan memanggil nenekku dengan sebutan nenek??Jessy tidak suka!! Dia hanya nenek Jessy!!bukan nenekmu!!kamu adalah seorang pelayan!!" hardik Jessy kecil yang mendorong Indah jatuh hingga menangis tersedu-sedu.
Setelah saat itu saya tidak lagi memanggil beliau nenek, beliau sangat sedih hingga pada suatu malam beliau mendatangiku dikamar tidurku
"Ada apa denganmu nak?apakah nenek telah membuat kesalahan, sehingga kamu tidak lagi menemui nenek?terus kenapa kamu ingin kembali kepanti?apakah tempat ini tidak nyaman?terserah kamu..bila kamu merasa tempat ini sudah tidak cocok lagi untukmu..nenek akan mengizinkan jika itu bisa membuatmu bahagia" lalu sang nenek mencoba pergi,
"Tidak, nenek!! aku ingin selalu bersama nenek bahkan aku ingin.. bahwa nenek adalah nenekku tapi aku tidak seberuntung itu nek, aku hanyalah anak seorang pelayan yang tidak pantas mendapat perhatian lebih dari nenek, bisa mendapatkan makan dan tempat tinggal saja itu sudah cukup nek! saya sangat berterimakasih pada nenek yang mau menampungku.. tetapi saya telah mendapatkan lebih dari semua yaitu kasih sayang nenek." tangis Indah kecil,
"Sudahlah.. kamu jangan masukan kata-kata Jessy dia hanya anak manja yang tidak tau aturan dan tata krama, sebenarnya aku kasihan pada anak itu dia masih kecil namun hatinya penuh dengan kedengkian, Jessy di didik oleh orang tua yang salah! saya sebagai nenek! tidak mau itu terjadi, saya berharap kamu bisa jadi temannya dan bisa mengangap dia sebagi adikmu." kata nenek dengan memeluk Indah yang menangis dipangkuannya itu.
Malam itu merupakan pesan yang ditinggalkan untukku! setelah itu.. saya berusaha menjadi teman untuk nona.. walau seringkali aku dicaci dan dipukul oleh nona.. aku terus menemaninya dan beliau bersedih! saat aku mendapatkan luka! pada saat itu.. aku tidak lagi menunjukan lukaku pada beliau! kepergian beliau.. membuatku sangat terpukul dan takut! karena tidak akan lagi ada orang yang menginginkanku disini, namun nona masih berbaik hati menerimaku walau sebagi pelayan! dengan ini aku bisa menjalani pesan yang diberikan beliau untukku sebagai rasa terimakasihku pada beliau,
Mata Jessy yang menatap ketulusan Indah membuatnya berkaca-kaca ternyata perbuatan dirinya dulu telah melukai sesorang yang mau dengan rela tersakiti demi untuk melindungi dan membuatnya untuk tidak sendiri. Kemudian wajahnya berpaling melihat seseorang yang juga mempunyai ketulusan lain,
"Dan kamu Rara?? kenapa kau masih mengikutiku?" tanya Jessy,
"Aa akuu akuu"
"Kenapaa??" tanya Jessy kembali, karena Rara terlihat sulit untuk bercerita.
"Tidak apa-apa nona aku..hanya..malas membahasnya."
"Loh, ayooo!!" Jessy penasaran.
"Baiklah nona.." akhirnya Rara mau menceritakan asal mula ia bertemu Jessy.
Cerita mas lalu Rara :
Aku bertemu dengan nona saat itu di bar, aku dipaksa melayani seorang tuan dan.. aku telah menolaknya karena aku takut! ini baru pertama kalinya aku datang! aku dijadikan sebagai wanita penghibur! saat itu aku tidak tahu kalau saya akan dijadikan seorang wanita penghibur! aku dibawa pamanku ketempat itu untuk bekerja karena aku ingin membatu pamanku mencari uang! tidak disangka justru pamanku telah menjual diriku ketempat itu! aku dipaksa untuk melakukan apa yang mereka perintahkan, termasuk melayani om-om! aku dipaksa melayani nafsu birahi para om-om! saat itu.. aku masih berusia 15 tahun usia yang masih dini untuk menerima hal-hal buruk, aku sangat ketakutan dan aku berusaha memberontak lalu aku melarikan diri! saat aku menabrak seorang nona dari keluarga yang kaya raya yang sedang berparty dengan teman-temannya, kesalahanku membuatnya marah besar karena aku telah membasahi wajah dan baju mahalnya,
"Hah! apa-apaan ini?? siapa kamu?beraninya kau merusak pestaku?" murka Jessy muda,
"Maafkan saya nonaa, maafkan saya!!" jawabnya dengan takut
"Kenapa orang sepertimu ada dipestaku!!sipa kamu?pelayan dari mana ini yang berani merusak pestaku!!" kata Jessy keras
Pesta yang meriahpun seketika terhenti karena suara keras Jessy yang arogan.
"Maafkan saya nonaa! tolong saya nona! tolong saya nona!" kata Rara muda yang memohon,
Tiba-tiba seorang wanita datang membisik pada Jessy dan terlihat Jessy mengerti apa yang dibisiknya. Lalu datanglah 3 orang laki-laki yang akan membawa paksa Rara,
"Nonaa.. tolong saya nonaa.. ampuni saya nonaa," katanya dengan memohon, "tolong jangan biarkan mereka membawa saya nona..tolong saya nona..saya tidak mau! nona ijinkan saya menjadi b***k nona tolong.. jangan biarkan mereka membawa saya," kata Rara memohon, lalu ketiga orang laki-laki itu menyeret Rara dengan paksa.
"Tunggu!! wanita itu telah mengotori baju mahalku!!" Jessy langsung menjambak rambut Rara sehingga Rarapun kesakitan, melihat Rara yang kesakitan ketiga laki-laki itu melepas tangan Rara.
"Aku tidak akan membiarkan kamu lepas gitu ajah!! kamuuu harus mengganti semuanya paham!!!" teriak Jessy mengancam, lalu Jessy pun menyeret Rara untuk ikut dengannya.
"Tunggu!! mau dibawa kemana orangku!!" teriak salah seorang laiki-laki itu
"Dia harus mengganti rugi sumuanya!! harga baju ini tak sepadan dengan bayaran kalian bertiga, jelass!!" teriak Jessy, "jadiii!! jika kalian inginkan wanita ini kalian harus mengganti rugi semuanya!! termasuk pesta yang kalian kacaukan ini atauuu!! kalian akan berurusan dengan pengacaraku!! bila masih ada urusan cari saya!! Jessy farinza al farid ingat! nama saya.." tegas Jessy sombong,
Sejak kejadian itu saya menjadi pelayan nona sampai sekarang,
"Itu yang menjadikan penyebab kalian patuh dan tunduk pada saya?" tanya Jessy yang terlihat tidak percaya dengan yang Jessy lakukan selama ini pada mereka,
Mereka hanya terdiam dan menunduk akan takut dengan amarah Jessy nantinya, Jessy hanya bisa menatap mereka yang terlihat takut pada dirinya.
"Lantas perlakuan apa yang kalian terima dari saya selama ini?" tanyanya kembali, "apa aku bersikap baik pada kalian atau sebaliknya??"
Merekapun diam tidak berani mengatakannya karena selama ini Jessy yang dikenalnya adalah Jessy pemarah, angkuh dan berkuasa, ia dapat melukan apa saja yang dia mau.
"Kenapa kalian diam! apa yang kalian takutkan dari saya yang sekarang..?aku inikan amnesia!!kesempatan buat kalian, buat aku menjadi baik! benarkan?" senyum Jessy mencaikan suasana yang tegang. "ayolah!!" ajak Jessy dengan ramah.
"Emmm..nona seringkali memperlakukan kami dengan kasar, nona juga tak segan-segan menghukum kami memperlakukan kami seperti b***k. Tapi itu benarrr saya Rara adalah b***k nona..!!karena saya telah berjanji pada nona." jelas Rara yang tidak yakin akan nonanya yang sekarang, apakah akan menghukum dirinya.
"Saya hanya berharap nona menjadi orang yang baik, orang yang penuh cinta dan kasih sayang seperti harapan nenek, agar aku bisa merasa lega saat bertemu nenek nanti." kata Indah yang penuh harapan,
"Kalian ini!! maafkan saya.. atas segala salah yang pernah saya perbuat terhadap kalian.. telah berlaku kasar dan tidak baik pada kalian!terimakasih atas kebesaran hati kalian yang mau menerima saya.. walau sering kali menyakiti kalian! mulai sekarang!" Jessy terdiam dan menghembuskan nafas sambil berkata, "tak ada lagi dusta diatara kita hem!" Jessy tersenyum, "dan.. kita bisa saling berbagi suka maupun duka! kita adalah team, teman, sahabat dan saudara" ujar Jessy dengan senang, tersenyum pada mereka seakan mereka begitu dekat satu sama lain.
***
Kamar pasien nampak sepi bahkan pasiennya pun tak terlihat di ranjangnya hanya terdengar suara gremicik air kran dari kamar mandi, seseorang masuk dengan hati-hati dan duduk disofa nampaknya dia menunggu sesorang yang akan keuar dari kamar mandi,
"Siapa kamu??" Jessy kaget saat keluar dari kamar mandi melihat sesorang duduk disofa.
Seorang gadis yang berpenampilan nyentrik dan bersikap kurang ajar yang duduk disofa dengan kaki diatas meja.
"Selamat paagiiii..kakakku sayang.." lalu ia menurunkan kakinya, "nampaknya..kakakku sudah sehat!!" lalu gadis itu mendekati Jessy.
"Kamuu siapa...?" tanyanya kembali
"Hemz..maafkan saya kakak!!tidak sopan terhadapmu dan...saya minta maaf sebesar-besarnya karenaaa saya baru bisa menjengukmu maaff!!" ucapnya yang tidak sungguh-sungguh
"Kakak??apa kamu adikku??" tanya Jessy tidak yakin,
"Kenapa kakak lupa dengan adikmu sendiriii? sungguhh aku tak pantas menjadi adikmu??sehingga...kakak tak bisa menggingatku!! Hemz..!!" tersenyum dengan sinis,
"Apa kau benar adikkuu??kauu sangat manis..!!" balas Jessy dengan senyum, "baiklah adikku sayang..kenapa kau baru datang??apa kau tak berharap aku hidup??" senyum Jessy
"Sekarang kau sudah pulih, aku senang kakak!!aku berharap ini akan menjadi lebih baik!!" ucapnya dengan ragu.
"Passtii!!akan menjadi baik, dan..lebih baik!saya janji padamu," balas Jessy senyuman menantang, seketika itu membuat mata sang adik terpana dengan sikap Jessy.
"Sepertinya..kepalamu telah mengalami benturan yang keras ya kak!!sehinggaaa kau berubah menjadi lebih bijak sekarang..hemz..itu jauh lebih baik." ucapnya yang nampak menyindir,
"Kalau benar kamu adikku..saya tanya kamu..!kemana saja kamu selama ini?" tanya Jessy
Gadis itu terlihat terkejut mendengar pertanyaan itu dia seakan tidak percaya kata-kata yang didengarnya keluar dari mulut kakaknya.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu..?apa aku salah??" kata Jessy merasa dipermainkan,
"Apa kau benar kakaku?? yang bertanya seperti itu!! benar-benar kepalamu telah terbentur!"
Gadis itu berlalu begitu saja dihadapan Jessy tanpa permisi ia langsung mengambil minum dan meminumnya dengan sekali teguk habis, lalu gadis itu berbaring diatas soffa seakan tidak peduli bahwa ada seseorang yang memperhatikan tingkahnya. Dia hanya terdiam lalu menutup matanya dengan sebuah bantal yang diambil dari samping tempatnya, dengan menarik nafas panjang Jessy sangat geram melihat tingkahnya namun Jessy tersadar dengan sikap semua orang yang aneh terhadap dirinya yang kemungkinan dampak dari semua ulahnya dulu.
Apa aku telah banyak membuat kesalahan? sehingga semua orang tidak mudah menerima sikap dan perhatianku, sebegitunya aku telah banyak berbuat dosa?mungkin di kehidupan ini aku diberi kesempatan untuk pemperbaikinya..tidak akan aku sia-siakan Tuhan!!kehidupan yang Engkau berikan! akan aku manfaatkan sebaik mungkin.
"Baiklah adikku..sekarang kau sudah datang..apa yang akan kau berikan padaku!!" katanya dengan tersenyum lalu Jessy mendekatinya,
"Apa!!" gadis itu terkejut mendengar ucapan Jessy,
"Apa yang kakak minta dari saya??hezm! memangnya apa yang saya punya..?kakak telah memiliki semuanya.. aku tidak mempunyai sesuatu yang menarik untuk kakak!!" kata gadis itu tidak percaya,
"Aku inginkan sesuatu darimu.." Jessy tersenyum padanya,
"Apa itu..??"
"Senyummuu!!"
"Hah!! berrcanda, benar-benar kepalamu sudah terbentur ya kak,"
"Seriuss!! ayolah, tersemyum!!coba tersenyum, ayooo senyumm, senyumm!!" ucap Jessy menggodanya,
"Apaaan sih, kak!!" gadis itu menepisnya dan mencoba menghindar.
"Hey, kau kan adikku..coba katakan!siapa namamu?" tanya Jessy
"Jangannn kauu berakting ya kak!" jawabnya kesal,
"Heyy aku bener-bener lupa siapa namamu,siapa diriku? aku beneran lupaa! " Jessy tersenyum, "aku lupa!! aku bingung semua ini! benar-benar saya tidak tahu apa yang terjadi! seakan.. aku telah bermimpi panjang dan baru terbangun." kata Jessy menjelaskan,
"Omong kosong apa itu!!"
"Seperti yang kau katakan!kepalaku sudah terbentur hingga menjadi lupa!"
Tiba-tiba datanglah kedua asistennya
"Selamat pagi nona..hay nonaa selamat pagi..." kedua asisten menyapa kedua nona itu,
"Eh, nona Anne..kapan datang?" tanya Rara
"Ohw..nona ini namanya Anne.." sahut Jessy dengan nada penasaran
"Oh, iya nona...ini namanya nona Anne adik kandung nona.." Rara menjelaskan dan memperkenalkannya, raut wajah Anne masih menunjukan keraguan pada Jessy,
"Maaf nona..nonaa kami memang hilang ingatan," Indah mencoba menjelaskan pada Anne
"Pantas saja terlihat aneh," picis Anne, lalu Rara berbisik pada Anne dengan berkata, "tapii sekarang dia lebih baik nonaaa ! dia telah berubah 180 drajat"
"Ada yang lebih terlihat aneh! sepertinya...adikku tidak berharap aku kembali" kata Jessy tersenyum, "ayah dan ibuku hanya menjengukku! tidak ada rasa khawatir.., atau.. bahagia melihatku," ucapnya kembali dengan wajah kecewa,
Mendengar kata-katanya membuat mereka terdiam merasa berasalah,
"Nonaa ayo kita makan!! saya telah membawakan beberapa makanan kesukaan nona.." Indah mengalihkan pembicaraan dan mengajak kedua nona untuk duduk dan makan bersama, sedang kedua asistenya sibuk mempersiapkan hidangannya.
Jessy dan Anne hanya terdiam dan saling menatap mengikuti kemauan kedua asistennya untuk duduk dan makan bersama walau pandangannya sesekali saling menatap satu sama lain membuat kedua asisten merasa sedikit khawatir atas kedua nona yang nampak penuh tanya.
***
Seorang laki-laki paruh baya yang merupakan seorang Derektur, beliau duduk termenung menatap keluar jendela seakan memikirkan sesuatu, dalam lamunannya ia teringat putrinya yang baru tersadar dari komanya yang belum sempat ia kunjungi kembali, kesibukannya membuat bapak Derektur itu sering kali melupakan keluarganya, sedangkan keharmonisan keluarganya telah lama berantakan bahkan dirinya tidak pernah berusaha untuk memperbaikinya, apalagi untuk mengembalikan keutuhannya. Kehidupannya seakan kosong hanya ambisi kekuasaan yang menyelimuti dirinya, tiba-tiba seperti ada sesuatu yang dirasakan dari dalam hatinya, saat pertama kali memeluk putrinya dan mengucapkan maaf pada putrinya yang sudah bertahun-tahun ia tidak pernah memeluk bahkan menatap putrinya sendiri. Terakhir kali ia bicara dengan putrinya saat Jessy kelas 4 SD saat itu Jessy terlihat marah dan kecewa terhadap dirinya, masih segar dalam ingatanya saat itu dari pihak sekolah meminta para orang tua murid untuk mendapingi putra putrinya dalam sebuah acara sekolah, karena kesibukannya dirinya tidak menghadiri acara tersebut, yang ternyata dimana itu merupakan momen terakhir putrinya meminta sesuatu dari dirinya. Sejak itu Jessy tidak lagi pernah bertanya maupun meminta sesuatu hal, ini lebih menyakitkan hingga bertahun-tahun lamanya Jessy tidak pernah menyebut nama ayahnya.
Terlintas bayangan Jessy kecil yang berdiri dihadapnnya masih mengenakan seragam sekolah dengan tas dipunggung ia berdiri dengan membawa sebuah piala dan mendali yang masih tergantung dilehernya, rambut yang basah dengan baju dan sepatu yang masih belum mengering menatap tajam pada dirinya rasa benci, dendam dan kecewa terlihat jelas diwajah Jessy yang nampak pucat pasi.
"Ada apa dengan dirimu nak! kenapa kau basah kuyup seperti ini?apakah sopirmu tidak menjemputmu!" katanya dengan keras,
Jessy yang terdiam hanya menatap tajam seolah-olah akan menerkam dan memangsa dirinya,
"Klentingg!!" suara sebuah koin jatuh kelantai
lalu dilihatlah sebuah koin yang terlempar kelantai yang merupakan sebuah mendali milik Jessy yang telah dilemparnya dengan penuh amarah lalu Jessy pun melempar kembali sebuah piala yang ia bawa dihadapan dirinya. Jessy yang sangat marah pada waktu itu langsung keluar ruangan tanpa sepatah katapun ia berjalan keluar dengan hati yang terluka dan kecewa. Semenjak kejadian itu Jessy tidak lagi pernah berkata atau menatapnya, Jessy selalu bersikap dingin pada dirinya tidak pernah menganggap dirinya ada, bahkan tidak membutuhkannya.
Pertamakali memeluk putrinya ia merasakan kelembutan dalam hatinya, kehangatan dan kasih sayang seorang ayah pada putrinya dengan spontan ia memeluk, saat melihat putrinya terlihat manja dan ingin diperhatikan. Selama ini putrinya selalu angkuh dan tidak menginginkan dirinya, putrinya selalu bersikap dingin tidak mempercayainya, bahkan tidak membutuhkannya. Namun saat melihat putrinya yang terbaring dirumah sakit hatinya sangat terenyuh saat putrinya menanyaakan siapa dirinya.
***
Sudah 2 hari aku bisa melihat dan merasakan matahariii, namun..aku belum melihat ayah ibuku datang kemari untuk melihatku kembali! aku merindukan ayah!..ayahhh yang selalu memanjakanku..dan ibuu yang selalu menjagaku dan melindungiku..!!kenapa?kenapa dengan merekaa!!aku tidak merasakan kehangatan peluk dan kasih sayang mereka!!apa yang telah terjadi padaku?atau pada merekaa..ibuuu aku rindu masakanmu! ayahhh aku ingin bermanja dipelukanmu..
Tanpa disadari air mata Jessy menetes, dan kedua asisten yang melihat pemandangan itu juga ikut terharu nonanya yang sudah sangat lama tak pernah terlihat sedih atau menangis, nona yang dikenalnya adalah orang yang angkuh dan arogan, pantang baginya untuk menangis namun kali ini nonanya terlihat berbeda seakan lemah dan merindu, kedua asistennya yang napak sedih lalu datang untuk memberi pelukan pada nonanya, terlihat nonanya dengan senang hati menerima pelukan mereka dengan rasa haru akan kesetianan mereka Jessy menahan sedihnya dengan tersenyum. Mereka terlihat sangat mengerti satu sama lain, perbedaan status sudah tidak menjadi penghalang bagi mereka, rasa persaudaraan dan setia kawan telah terjalin dihati mereka, wajah bahagia dikedua asistenya terlihat nyata kini nonanya telah berubah kawan mereka. Pemandangan indah itu ternyata dilihat sang ayah Jessy yang telah memperhatikanya didepan pintu kamarnya.
"Papah!!!" Jessy melihat ayahnya dan langsung memeluknya.
"Anakku Jessy..maafkan papah anakku..maafkan!papah"
"Papah... apa yang salah!kenapa papah yang minta maaf, papah tidak pantas meminta maaf!!Jessy sayang papah.."
"Papah minta maaf nak, selama ini..papah tidak memberikan perhatian terhadapmu...papah terlalu sibuk, maafin papah," isaknya
Jessy memeluk erat ayahnya dengan suka cita dan manja, Devfan yang ternyata sudah berada ditempat itu juga melihatnya sangat senang dan terharu.
"Akhirnya Jess...kamu mendapatkan apa yang kau idamkan." kata Devfan lirih jauh dibalik pintu
"Pemandangan seperti ini sungguh langka buat Jessy namun kali ini sungguh berbeda karena Jessy yang sekarang nampak menunjukan hal yang berbeda, apakah Jessy akan kembali kesemula?? saat Jessy kembali ingatannya?pasalnya watak dan karakternya jauh beda!!" kata Indah lirih pada Rara,
"Akuuu suka nona yang seperti ini," kata Rara yang memandang nonanya.
"Yah...kita berharap nona kita akan selalu seperti ini" ucap Indah merasa lega,
Mereka bertiga sangat senang melihat Jessy yang baru
***
Jessy adalah seorang wanita muda yang gigih dan mandiri yang merupakan salah satu pengusaha muda yang sukses, kariernya yang pertama sebagai seorang model cantik yang cukup terkenal diusianya yang masih belia hingga sekarang, walau kini jarang tampil karena saat ini Jessy mulai merambah kedunia bisnis yang tidak jauh dari dunia modeling yaitu mendirikan butik pakaian yang terbilang sukses serta mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang kecantikan yaitu sebagai ambassadors skincare. Jessy memang terlahir di keluarga yang kaya raya namun ia selalu berusaha sendiri dan berdiri sendiri, sifatnya yang keras dan ambisius membuat Jessy menjadi wanita tangguh yang angkuh. Jessy tak pernah merepotkan keluarganya untuk mendapatkan segalanya dalam kehidupannya walau ia menyandang nama besar keluarganya namun ia tak pernah meminta kepada kedua orang tuanya dalam hidup Jessy hanya mempunyai satu ambisi yaitu dapat menandingi nama besar kedua orang tuanya, dalam diri Jessy tersimpan sebuah dendam yang ditujukan kepada orang tuannya.
Kehidupan kecilnya tak seindah anak-anak pada umumnya, Jessy dilahirkan dikeluarga kaya raya namun ia tak pernah tersentuh kasih sayang kedua orang tuanya. Walau memiliki ayah ibu namun seperti tidak memilikinya seperti orang asing yang dibesarkannya. Sejak lahir Jessy diasuh oleh pengasuhnya, ayah ibunya sibuk dengan pekerjaanya masing-masing ayahnya sebagai pendiri, serta Derektur utama dalam perusahaannya dengan beberapa perusahaan yang dimilikinya membuat dirinya sering jauh dari keluarga, ibu Jessy adalah seorang model terkenal serta pendiri yayasan ratu kecantikan sejagad sehingga menjadikan dirinya sebagai ratu sesungguhnya dalam kesehariannya. Sang ibu hidupnya hanya mementingkan dirinya sendiri, dan yang terpenting bagi dirinya adalah penampilannya yang selalu memukau dan sempurna bagai ratu dalam kenyataan, namanya selalu dieluh-eluhkan diantara orang-orang populer yang berstatus sosial sama atau lebih darinya.
***
"Devfan, selama aku disini apa yang kamu lakukan untuk menjagaku?" kata Jessy yang duduk diatas ranjang dengan mengigit apel,
"Sangatt membosankan!!"
"Apah!!kau bosan yach, ..maaf!!aku telah merepotkanmu,"
"kenapa kamu begitu terkejut, hah,hah,haa..." Devfan terbahak-bahak, "semenjak kau bangun!!kau memang aneh!!"
"hehh!!"
"Iyaaa kamu itu aneh!!tapi aku sukaa" kata Devfan mengoda,
"Apaaa.. duluu aku menyebalkan??" katanya yang cemberut
"Saaangaattt!! tapi aku tetap suka.."
"Tiap hari kau menemani aku disini apa kamu tidak bosannn!!? tapi...aku heran, mungkinkah kita sebatas teman? ( Devfan terkejut dan mulai memperhatikannya) apa kau menganggapku lebih!!"
Devfan terkejut mendengarnya hinga tersedak "Uhuk!!"
"Aahhh....jangan-jangan cinta bertepuk sebelah tangan...iyah kan!!?" Jessy mulai menggoda
"Hahh!!hahahahaaaa," tawa Devfan,
"Kenapa??gak suka yach, syukurlah...kalau begitu...jangan sampai patah hati yach nanti!!" kata Jessy bercanda yang membuat Devfan berhenti tertawa dan terkejut dengan wajah yang memerah,
"Nona air hangatnya sudah siap! dan.. kami juga sudah hampir selesai berberes, silahkan nona mandi dulu..biar kami selesaikan semua ini" kata Rara
"Oke.." Jessy segera pergi kemar mandi,
Devfan hanya terdiam sambil memperhatikan Jessy yang tersenyum padanya, "Jess.. kamu begitu manis saat menjadi manjaa ..sikapmu yang seperti ini!! membuat hatiku berdebar saat didekatmu" kata Devfan dalam hati.
Devfan terus memperhatikan Jessy yang masih mondar mandir di hadapannya lalu ia teringat sesuatu yang membuatnya termenung menatap keluar, mengingat saat dulu Jessy tidak selalu bersikap baik padanya. Dia hanya dijadikan teman rasa pelayan, perasaanya selalu pudar saat Jessy bersikap kasar pada dirinya, apalagi Jessy pernah berkata,
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu..sekeras apapun itu.. aku akan menepisnya karena aku tidak mau..bersanding bersama pria yang tidak sebanding denganku!!sebaik apapun dirimu..selama apapun aku mengenalmu kau akan tetap seperti itu selalu menjadi temanku dan rekanku!" ucap Jessy,
Devfan serasa tersayat dengan kata-kata itu namun Jessy adalah teman yang dikenalnya sejak kecil walau begitu Jessy selalu ada untuk Devfan bila dibutuhkan dan teman yang bisa diandalkan, bagi Devfan Jessy merupakan benalu yang menguntungkan begitu juga bagi Jessy mereka sama-sama mengambil keutungan satu sama lain. Watak dan kemauannya, Devfan sudah sangat faham betul dengan Jessy walau sikapnya begitu namun bagi Devfan Jessy tetap orang yang baik.
"Tuan!!" sapa Rara yang membuat Devfan terjaga dari lamunannya,
"ke_ke_napa??"
"Iyaaa tuan hari ini nona sudah diperbolehkan pulang..jadi tuan yang mengantar kami" Rara tersenyum
"Baiklah!!tidak masalah..nona kamukan majikanku jugaa hemz," Devfan tersenyum tipis,
"Oh iya...aku bawa barang milikmu Jessy," Devfan mengambil sesuatu diatas meja sofa yang terbungkus plastik yang dibawanya saat masuk tadi,
Lalu diberikannya pada Jessy, Jessy yang terlihat bigung menerima bungkusan dari Devfan langsung membukanya lalu diperlihatkan pada semuanya.
"Tas??ini apa?" tanya Jessy, sebuah tas jinjing kecil yang berwarna merah menyala terlihat elegant nan mewah
"Iyah, itu tas kamu yang tertinggal dimobil saat kecelakaan!! lihat isinyaa apa masih ada? handphonemu juga ada disitu..liat ajah!" jelas Devfan
Jessy nampak bigung dengan semua isinya, dilihatlah satu persatu seakan benda-benda yang ada didalamnya bukan miliknya. Terdapat beberapa lembar uang dolar dan rupiah, serta beberapa kartu atm dengan semua jenis bank, Jessy terlihat kagum dengan semua jenis atm yang ada didalamnya seakan tidak disangka semua barang itu miliknya, Jessy hanya bisa mringis geli melihatnya.
"Ini_ ini semua punya saya??" tanya Jessy heran,
"Iyah!emang punya siapa?apa aku pakai tas kayak gituannn, please!! dech Jess.."
"Apa aku sekaya ini??"
"Hallooo..!!!Jessy farinza al farid!! siapa sih, yang gak kenal!!" kata Devfan,
"Benarkah!! aku sangat terkenal?" kata Jessy kepo, lalu Jessy befikir "apa ini mimpi yah!! kok lama.."
"Sudahhh jangan banyak berfikir...nikmati ajah!" Devfan menepuk bahu Jessy,
"Kalau begitu..!!angkat barang bawanku yach,! laki-lakikan?" kata Jessy tersenyum,
"Haahh, benar kau memang Jessy.." keluh Devfan.
Lalu Jessy mendengar suara berbisik, "Kiiraann!!" suara itu membuat Jessy menoleh seakan memanggil dirinya dari belakang namun tidak orang lain lagi selain mereka bertiga, Jessy selalu merasa sering mendengar pangilan itu namun bukan namanya berasa mimpi atau nyata.