Chapter 03

1482 Kata
Matahari telah menghilang dari langit Joseon, menyisakan hamparan kegelapan tanpa celah sedikit pun. Waktu yang terus berjalan memanggil sang penguasa malam untuk kembali bertakhta di langit gelap yang memberikan kedamaian ataupun ketakutan pada jiwa yang bernaung di bawahnya. Si Roh Gunung berdiri di tepi tebing seperti tempat itulah di mana ia bertakhta. Memandang ke arah timur untuk memastikan bahwa sang penguasa malam datang dengan selamat. Dalam keheningan yang menyergap, Young Jae bersuara. "Rubah tua, keluarlah." Eun Kwang keluar dari balik pohon Penyangga Surga dan mendekati Young Jae untuk mengeluh. "Eih ... Roh Gunung ini, kenapa selalu memanggilku seperti itu?" Young Jae menatap sinis. "Itu adalah sebuah fakta, memangnya berapa usiamu sekarang?" "Lebih dari seribu tahun." "Kau sudah hidup lebih dari seribu tahun, tapi kenapa ekormu sama sekali tidak bertambah?" "Aigoo ... mau hidup berapa lama pun, ekorku tidak akan bertambah. Aku sudah mengatakan pada Tuan bahwa aku hanyalah seorang pelay*n." Sudut bibir Young Jae terangkat, berusaha untuk menggoda si Rubah. "Malang sekali nasibmu." Eun Kwang menatap kesal. "Berhentilah menggodaku, Tuan. Itu sangatlah menyebalkan." Young Jae terlihat tak peduli dan sejenak memandang gazebo, terlihat mencari sesuatu. "Tuan sedang mencari apa?" "Gumiho, di mana dia? Apa dia belum kembali?" "Tadi aku melihat Tuan Muda sudah memasuki area Baeduksan." Young Jae kembali memandang Eun Kwang. "Kalau begitu kenapa kau tidak membawanya kemari?" "Bagaimana caranya aku membawa Tuan Muda yang sudah berusia 700 tahun kemari? Jika masih tujuh tahun, aku pasti akan langsung membawanya." Young Jae memandang dengan wajah yang mengernyit. "Sebenarnya apa yang bisa kau lakukan?" "Aku bisa semuanya." Wajah Young Jae seketika menunjukkan kekesalan. Dia pun menghardik Eun Kwang, "Ya! Seo Eun Kwang!" "Aigoo! Kenapa Tuan tiba-tiba mengejutkan aku?" "Kau mencuri hewan ternak penduduk?" Eun Kwang menjawab dengan gugup. "T-tidak, siapa yang mengatakan hal itu?" "Aku mendengarnya sendiri, para penduduk mengunjingmu. Bukankah sudah aku katakan untuk tidak mencuri hewan ternak." Eun Kwang tersenyum lebar. "Hanya sekali ... itupun karena aku kesal dengan hewan ternak mereka." "Sekali lagi kau tertangkap basah, keluar dari wilayahku." Eun Kwang menghela napas pasrah. Dia kemudian bergumam, "hidup siluman Rubah memang tidak mudah." Young Jae kembali memandang ke arah timur, di mana saat itu bulan mulai terlihat. Dan kegelisahan tiba-tiba terlihat di garis wajahnya. Eun Kwang yang menyadari hal itu lantas menegur, "kenapa Tuan terlihat sangat gelisah malam ini?" "Bulan purnama," gumam Young Jae. "Apa?" Eun Kwang tampak terkejut dan langsung mengarahkan pandangannya ke ujung timur. Young Jae berucap, "harusnya dia sudah berada di sini? Bagaimana jika ada pemburu yang melihatnya?" "Aku akan mencari Tuan Muda," Eun Kwang hendak pergi, namun Young Jae segera menahannya. "Tidak perlu, dia yang akan datang sendiri kemari." Young Jae mengangkat seruling di tangannya, mendekatkan ujungnya ke mulut dan memainkannya. Membangunkan pohon Penyangga Surga yang sudah tertidur. Melepaskan kelopaknya untuk membimbing sang Rubah menemukan jalan untuk pulang. Dan setelah beberapa saat, Young Jae menghentikan permainan serulingnya. Menidurkan kembali pohon Penyangga Surga dengan wajah yang terlihat lebih tenang. Young Jae kemudian berucap, "di saat seperti ini kau tidak boleh pergi terlalu jauh, anak nakal." Terdengar pergerakan dari arah belakang. Eun Kwang menoleh dan seketika seulas senyum mengembang di wajahnya ketika ia melihat sosok Chang Kyun muncul dari dalam kegelapan. "Tuan Muda sudah kembali?" Chang Kyun tak menyahut dan naik ke gazebo lalu duduk bersila di tengah lantai dengan pandangan mengarah ke timur, memandang bulan yang hampir menunjukkan wujud sempurnanya malam itu. Young Jae kemudian bergumam, "sudah datang." Angin berhembus sedikit kasar dari arah timur dan menghilangkan sihir sang Rubah. Shin Chang Kyun, si Gumiho kembali pada wujud yang sebenarnya. Bukan berwujud hewan, melainkan manusia namun dengan penampilan yang berbeda. Pakaian yang sebelumnya berwarna gelap kini berganti menjadi putih. Rambut yang sebelumnya hitam legam, kini berganti menjadi campuran tiga warna. Pada bagian belakang, rambut Chang Kyun memiliki percampuran warna hitam dan putih. Sedangkan di bagian depan, helaian rambut yang hampir menutupi keningnya terdapat campuran warna merah. Rubah putih yang akan selalu memikat siapapun yang melihatnya. Rubah tercantik yang pernah lahir di Bukit Rubah gunung Seorak. Dengan kipas lipat berwarna putih yang berada di tangan kirinya, si Gumiho bisa saja menghabisi nyawa siapapun yang berani mengusiknya. Namun hingga detik ini sang Gumiho belum pernah membunuh manusia. Senyum Eun Kwang melebar ketika melihat tuan mudanya kembali pada wujud sempurnanya. Dan tak lama setelah bulan purnama datang, terlihat sesuatu muncul dari balik punggung Chang Kyun. Sebuah ekor, tidak! Bukan hanya satu, namun beberapa. Ekor berwana putih dengan bulu yang terlihat sangat lembut. Inilah wujud Chang Kyun yang sebenarnya. Konon, katanya jika bulan purnama datang, sihir Gumiho akan melemah dan membuatnya menunjukkan wujudnya yang sesungguhnya. Itulah sebabnya Young Jae selalu menahan Chang Kyun di sana setiap kali bulan purnama datang. Karena akan sangat berbahaya jika Chang Kyun berada di luar pengawasannya dalam wujudnya yang seperti ini. Eun Kwang menatap kagum dan bergumam, "sudah ratusan tahun aku melihat Tuan Muda dalam wujud seperti ini. Tapi dilihat berapa kalipun, dia benar-benar terlihat sempurna." Young Jae berbalik dan langsung bertemu pandang dengan Chang Kyun. Namun saat itu perhatian Young Jae teralihkan oleh ekor-ekor di balik punggung Chang Kyun yang bergerak ke kanan dan kiri. Senyum Young Jae melebar. Si Roh Gunung kemudian bergumam, "kenapa ekornya terlihat imut sekali?" "Tuan mengatakan sesuatu?" tegur Eun Kwang. Young Jae langsung meniadakan garis senyum di wajahnya. "Cepat periksa ekornya." "Ye." Eun Kwang segera berlari kecil menghampiri Chang Kyun dengan seulas senyum lebar. "Tuanku ... mari kita lihat ada berapa ekormu." Eun Kwang naik ke gazebo dan segera menuju ke balik punggung Chang Kyun. Menjatuhkan kedua lututnya di lantai, Eun Kwang berusaha menghitung jumlah ekor yang dimiliki oleh Chang Kyun saat ini. Dikatakan bahwa siluman Rubah yang berusia seribu tahun akan berubah menjadi Gumiho, namun itu tidak berlaku bagi semua siluman Rubah. Termasuk Chang Kyun. Meski sering disebut sebagai Gumiho, sebenarnya ekor yang dimiliki oleh Chang Kyun bukanlah sembilan. Namun seiring bertambahnya waktu, ekor Chang Kyun terus bertambah. Pada purnama sebelumnya ekor Chang Kyun masih berjumlah enam. Terdengar juga rumor bahwa semakin bertambah ekor yang dimiliki oleh siluman Rubah, maka sihir mereka akan semakin kuat. Namun masih menjadi misteri kenapa sihir Chang Kyun justru melemah saat bulan purnama sehingga ia tidak bisa menyembunyikan wujudnya yang sesungguhnya. Eun Kwang mencoba menghitung ekor Chang Kyun, namun sangat sulit ketika ekor Chang Kyun tak bisa diam. "Jika seperti ini bagaimana aku bisa menghitungnya? Tuan Muda, bisakah Tuan Muda tenang sebentar?" Chang Kyun menatap sinis, Gumiho yang satu ini memang tidak suka diperintah. Chang Kyun kemudian membaringkan tubuhnya dalam posisi miring dengan satu tangan menyangga kepalanya. Namun saat itu satu ekornya bergerak memukul wajah Eun Kwang yang kemudian mengaduh. "Ya! Seo Eun Kwang, aku menyuruhmu menghitung. Jangan bermain-main," tegur Young Jae. "Aku sedang berusaha. Jika Tuan bisa, Tuan lakukan saja sendiri." "Kau selalu membuat alasan yang tidak masuk akal," gerutu Young Jae yang kemudian datang mendekat. "Tuan Muda ... diam sebentar." Eun Kwang menangkap satu persatu ekor Chang Kyun, namun serangan tak terduga datang. Satu ekor Chang Kyun menyerangnya dari belakang dan membuatnya tersungkur. "Aigoo ... bolehkah aku menggigit ekornya sekali saja?" gerutu Eun Kwang yang kembali berteriak setelah Chang Kyun kembali memukulnya menggunakan salah satu ekornya. Young Jae naik ke gazebo dan langsung menempatkan diri di samping kaki Chang Kyun. Satu ekor Chang Kyun menghalangi Young Jae, namun si Roh Gunung menggunakan serulingnya untuk memukul ekor itu yang membuat sang pemilik menatap sinis ke arahnya. Young Jae menjatuhkan satu lututnya dan langsung memukul b****g Chang Kyun sembari berucap, "berhenti bertingkah. Diam sebentar." Chang Kyun menghela napas singkat dan kembali duduk bersila. Berhenti menggerakkan ekornya ketika si Roh Gunung telah menunjukkan kekuasaannya. Young Jae kemudian memandang Eun Kwang. "Cepat hitung." Eun Kwang kemudian bergegas menghitung sebelum mantra sang Roh Gunung memudar dan si Gumiho menjadi liar kembali. "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam ... tujuh?" Eun Kwang terlihat bingung. "Tujuh? Kenapa ada Tujuh?" Tiba-tiba wajahnya tampak terkejut. "Oh! Oh! Tujuh! Ekor Tuan Muda bertambah satu," kemudian tertawa dengan suara yang lantang. "Luar biasa ... Tuan Muda memiliki tujuh ekor sekarang. Tinggal dua lagi dan akan sempurna ... setelah itu kita bisa—" Eun Kwang tiba-tiba menghentikan ucapan serta tawanya dan membuat Young Jae menatap penuh selidik. "Bisa apa?" Eun Kwang segera menggeleng. "Tidak, bukan apa-apa." "Jika kau memiliki niat terselubung di belakangku, aku akan mengutukmu." Eun Kwang menggerutu, "kenapa selalu mengatakan akan mengutukku?" Young Jae tak peduli dan mengalihkan pandangannya pada Chang Kyun, ketika pandangannya Chang Kyun sendiri mengarah pada bulan yang datang dengan wujud sempurnanya, sama seperti dirinya. Young Jae kemudian mengusap kepala Chang Kyun. Mengulas senyum tipis namun menatap dengan prihatin pada anak Rubah yang kini semakin dewasa. "Kau masih tetap merindukannya?" Chang Kyun tak memberikan respon, begitupun pandangannya yang tak lepas dari sang rembulan. Seakan di sanalah sesuatu yang ia rindukan berada. THE PRECIOUS KING AND THE NINE TAILED// Di musim dingin, ketika aliran sungai telah membeku. Seorang bangsawan mengatakan pada Chang Kyun, "aku ingin melihatnya. Saat ekormu berjumlah sembilan, aku ingin ada di sampingmu saat hari itu tiba."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN