6. Hamil

1246 Kata
Satu bulan telah berlalu. Entah apa yang dialami oleh Zahra. Wanita itu merasa tubuhnya remuk redam. Kondisi kesehatannya semakin melemah. Bahkan tak ada makanan yang mampu membangkitkan seleranya. Sudah sering kali wanita itu menolak panggilan dakwah. Selain karena merasa lemah, jauh dari hati terdalam, dia merasa sudah tak layak lagi berdakwah. Sejak kejadian pemerkosaan yang dialaminya, seolah hal itu telah mengikis rasa percaya dirinya hingga habis tak tersisa. Zahra merasakan ada hal yang aneh pada reaksi tubuhnya.Setiap pagi dia selalu merasa mual. Apalagi usai menggosok gigi. Rasanya seluruh isi perut ingin dimuntahkannya. Gejolak dalam perutnya begitu kuat hingga dia tak pernah mampu menahannya. Mungkinkah Zahra hamil. Itulah hal yang sangat dikhawatirkannya. Apalagi sudah dua Minggu tamu bulanannya tak datang menyapa. Dan sungguh dia merasa lega saat mendapatkan bercak noda di celana dalamnya. Seperti ada rasa bahagia yang menggulung rasa putus asanya. Dia merasa begitu bersyukur karena akhirnya tamu bulanan yang dia nantikan akhirnya datang. "Alhamdulillah... Aku haid." Ucapnya bersyukur. Namun semua itu tak berlangsung lama. Dia hanya mendapatkan bercak bercak coklat selama 3 hari. Setelah itu berhenti total. Zahra semakin khawatir.. Dan dia memutuskan untuk mencari informasi melalui situs internet nya.. Jantung nya berdebar saat membaca hasil penelusuran nya.. Flek coklat pertanda awal kehamilan. Flek coklat seperti awal haid yang tidak berlangsung lama, misalnya hanya berkisar 2hari sampai 6hari. Bisa jadi merupakan pertanda awal kehamilan. Tidak semua ibu hamil merasakan hal tersebut. Namun anda tidak perlu khawatir. Karena flek di awal kehamilan merupakan suatu hal yang normal terjadi. Hal ini akibat proses implantasi embrio pada dinding rahim. Implantasi embrio adalah proses penempelan embrio pada dinding rahim yang biasanya akan mengakibatkan peluruhan sebagian darah di dinding tersebut. Yang perlu dikhawatirkan untuk awal kehamilan adalah morning sickness yang berlebihan. Morning sickness adalah gejala mual dan muntah di awal kehamilan. Hal ini terjadi akibat peningkatan kadar asam lambung, untuk mencegah bakteri dan virus masuk pada tubuh ibu hamil. Hal ini membuat sang ibu lebih sensitif terhadap bau dan rasa makanan. Dan ibu hamil menjadi lebih pemilih dalam memakan makanan. Namun morning sickness yang berlebihan, bisa membuat ibu hamil kekurangan nutrisi dan dehidrasi akibat kesulitan makan dan minum. " Ya Allah... Apa aku hamil?" Zahra menjadi khawatir, setelah membaca hasil penelusuran nya. Flek coklat yang terjadi padanya hanya berkisar 3 hari. Apakah itu termasuk implantasi embrio? Belakangan ini dia pun merasa sensitif terhadap bau dan rasa makanan. Juga mual berlebihan di pagi hari. Apakah ini tanda awal kehamilan? Jantungnya berdebar semakin tak menentu. Sungguh dia harus memastikan hal yang sudah membuatnya lelah pikiran. Akhirnya dia kembali mengetik sesuatu pada penelusuran handphonenya. Test pact Mendeteksi kehamilan dini dengan alat test pact. Test pact merupakan alat test kehamilan yang bekerja dengan mendeteksi kadar HCG (Hormon Human Chorionic Gonadortropin) dalam urin. Untuk kondisi normal wanita tidak hamil memiliki kadar HCG ml dalam urin. Dan 6-24mIU/ml untuk vase gray area. Vase gray area merupakan vase awal pembuahan terjadi, namun belum bisa menentukan anda sudah hamil atau belum. Kadar HCG dalam urin akan semakin meningkat jika ovulasi berkembang menjadi embrio. Pada vase inilah kadar HCG akan >24mIU/ml dan alat mendeteksi kehamilan akan memberikan hasil akurat. Kadar hormon HCG ini akan mengalami penurunan setelah vase implantasi embrio pada dinding rahim. Itu artinya janin anda sudah mendapatkan tempat yang nyaman dalam rahim anda dan berkembang dengan baik. "Ya Allah.. Apa aku harus melakukan cek kehamilan?" Tanpa terasa air mata sudah mengalir di pipinya. Zahra begitu kalut. Gadis itu merasa takut, entah apa yang harus dia lakukan bila dia hamil? Kepada siapa dia akan meminta pertanggungjawaban? Kemana dia harus mencari pria itu? Zahra pun akhirnya memberanikan diri pergi ke kampung sebelah hanya untuk datang ke sebuah apotek. Dia sengaja tidak membeli test pact di kampungnya. Karena khawatir ada yang curiga. Setelah membelinya, gadis itu segera meminta izin untuk pergi ke toilet yang ada dalam toko obat tersebut. Zahra membasahi alat test kehamilan itu dengan air seninya. Kemudian dia menunggu untuk beberapa saat. Sungguh saat ini jantungnya berdebar tak menentu. Gadis itu memejamkan mata, dia terlalu takut untuk menghitung berapa garis merah yang akan menyapanya. Tapi hatinya berusaha menguatkan, bukankah dia justru harus memastikan sesuatu? Kemudian membuka kelopak mata cantik itu secara perlahan. Sangat perlahan bahkan bulu mata lentik itu terlihat bergetar. Dan... Sungguh badai hati telah membuatnya lemah tak berdaya. Tubuhnya luruh ke lantai. Seolah lututnya sudah tak mampu menopang beban tubuh yang tak seberapa saat 2 garis merah menyapa dirinya. "Ya Allah... Aku hamil?" Ucapnya bergetar. Kini tubuh mungil itu bergetar hebat. Air matanya sudah tak mampu dia tahan lagi. Bahkan saat ini dia merasa menangis pun sia-sia. Tak akan bisa mengubah takdirnya menjadi lebih baik. Zahra berusaha keras agar tangisannya tak berubah menjadi isakan yang pilu. Hatinya terasa hancur. Mungkin bila dia sudah menikah. Hal ini akan menjadi moment yang paling ditunggu. Tapi saat ini? Dia belum menikah. Dan dia harus menerima perkembangan janin yang ditakdirkan untuk tumbuh dalam rahimnya. Benih yang terpaksa harus berkembang karena sebuah pemerkosaan. Usai mengumpulkan kembali tenaga yang entah kemana, Zahra pun segera bangkit. Menghapus sisa air mata yang mengacaukan penampilannya. Gadis itu segera bergerak cepat keluar dari apotek. Lalu berjalan gontai ke arah danau. Menangis sesenggukan disana. Meremas dadanya yang terasa sesak. "Ya Allah... Bagaimana cara ku menjelaskan pada Ummi? Pada Abi? Pada Aa Akmal? Ya Allah... Kemana Aku harus meminta  pertanggungjawaban? Kepada siapa ya Allah? Jangankan tau dimana kediamannya, kenal pun tidak. Ya Allah... Mengapa engkau berikan cobaan seberat ini pada hamba... Ya Allah... Hiks... Hiks..." Zahra menangis sesenggukan. Gamis panjangnya dibiarkan menyentuh tanah saat dia terduduk di tepi danau. Hijab panjang yang selama ini setia menemaninya pun melambai diterpa angin. Gadis cantik itu tampak murung dan menundukkan wajahnya. Selang beberapa saat, dia menatap hamparan air jernih di hadapannya. Danau yang terlihat sangat tenang. Namun tak mampu memberi ketenangan pada hati Zahra yang kini amat kacau. Sudah lebih dari 5 jam berada di danau tersebut. Zahra berusaha menenangkan diri. Gadis itu begitu bersahaja. Dalam kondisi seburuk ini, dia masih mampu melantunkan ayat suci yang paling dicintainya dengan begitu indah. Melantunkan ayat-ayat cinta dari Tuhannya untuk menenangkan hati dan pikiran. Sebelum lembayung senja datang menyapa. Zahra pergi meninggalkan danau tersebut. Dia pulang ke pesantren. Ke kediaman orang tua nya. "Assalamualaikum" ucapnya mengecup punggung tangan ummi dan abinya. "Waalaikum salam wr Nak... Kamu dari mana saja? Sejak pagi pergi ga kasih kabar ke Ummi. Ummi jadi khawatir." Ucap Ummi saat menyambut kedatangan putri bungsu nya. "Zahra habis mengaji di kampung sebelah ummi, dan Zahra lupa bawa Handphone, jadi ga bisa kabarin Ummi, maaf ya Ummi. Zahra sudah membuat ummi khawatir." Jawab Zahra berusaha jujur. Karena kenyataannya dia memang mengaji di kampung sebelah. Mengaji sendirian di tepi danau. Namun saat bicara dengan wanita yang paling dihormati nya. Wanita yang sudah mengandung dan melahirkannya. Zahra tak mampu membendung air mata yang sudah tertahan. Zahra menangis sambil memeluk umminya. "Kamu kenapa nak?" Tanya Ummi bingung melihat tingkah Zahra yang tiba-tiba melow. "Ga apa-apa Ummi. Zahra sayang Ummi. Maafin Zahra Ummi. Zahra banyak salah sama Ummi." Ucap Zahra tersedu. "Kamu ada masalah ya Nak? Ayo cerita sama Ummi. Supaya lebih lega." Ucap Ummi mengelus pipi putih putrinya. "Ga apa-apa Ummi. Zahra sedih karena tadi sudah buat Ummi khawatir." Ucap Zahra. "Ga apa-apa Nak. Nanti kamu juga akan tau sendiri, setelah jadi seorang ibu. Pasti akan selalu mengkhawatirkan anak-anaknya. Sana mandi... Istirahat... Besok Nak Akmal akan ke rumah." Ucap Ummi pada Zahra. Zahra membulatkan matanya. Saat mendengar informasi bahwa besok Aa Akmal akan datang menemui nya. Apakah dia harus mengatakan yang sejujurnya? Tapi dia tak tega harus membuka aib di hadapan orang tua yang selama ini membimbingnya dengan ilmu agama yang kental. Apa kata orang2 jika mengetahui putri Kiyai Umar Al-Farizzi hamil diluar nikah? Semua ini terasa begitu menyiksa hati Zahra. Sungguh beban pikirannya begitu berat. Tapi dia tak mampu melakukan apapun. Hanya bisa menangis, dan pasrah dengan takdir Allah yang digariskan untuknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN