Gilang terlihat sedang berjalan ragu ke arah Nean yang sedang duduk di teras panti asuhan. Di tangannya terlihat sedang membawa sesuatu. “Bang.” Gilang duduk berdampingan dengan Nean lalu menyerahkan beberapa berkas itu kepada sang abang. “Apa ini?” Nean bertanya mengeryitkan keningnya menatap map coklat itu dengan perasaan bingung. “Dia orang yang sudah menyabotase mobil lo satu bulan yang lalu, bang,” jelas Gilang terlihat tenang seperti air di lautan lepas. Jemari Nean mulai membuka map coklat itu, saat dia melihat semua isi di dalamnya, ke dua bola mata Nean membola sempurna. “Kamu yakin dia orangnya?” Nean menatap Gilang. Lelaki itu nampak tidak yakin. “Awalnya enggak, tapi setelah semua data yang detektif gua kasih. Gua jadi percaya.” Gilang menatap Nean sekilas, lalu lel

