Part 52. Mulai Curiga

1700 Kata

Nyanyian burung-burung terdengar merdu mengiringi sinar surya yang mulai menyinari seluruh kota. Sisa tetes embun masih tampak di pucuk dedaunan, tanda malam yang sejuk dan sempat diguyur hujan ringan saat menjelang dini hari tadi, kini sudah tergantikan datangnya pagi nan cerah. Dalam sebuah kamar di kediaman Semesta, Wala tampak masih begitu lelap di alam mimpi. Setelah sempat melepaskan rasa yang begitu membuat hasrat kelelakiannya tersiksa tadi malam, akhirnya dia mampu tertidur pulas hingga beberapa jam lamanya. Bias sinar mentari yang masuk ke dalam kamar melalui celah jendela, terasa menyilaukan dan seketika membuat Wala mengerjap. "Uaaahhmmm!" Sembari menggeliat, Wala menguap panjang dan mengucek matanya yang terasa masih berat dan dia merasa sangat enggan beranjak dari tempat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN