24. Kepulangan

918 Kata

Reyea pulang dengan membawa setumpuk beban di kepala dan dadanya. Terasa sesak dan bergemuruh sedari tadi, ia berusaha sekuat mungkin tuk bisa menghalau rasa khawatir yang mendera tapi nyatanya semua semakin menusuk-nusuk d**a. Kaki itu melangkah perlahan, memasuki rumah saksi kebahagiaan mereka. Melewati pigura yang terpajang di dinding--foto pengantin itu adalah saksi bahwa mereka pernah bahagia. Reyea menenggelamkan kepalanya di bantal, menumpahkan segala kesedihan yang tiada Tara. Siapa perempuan itu? rasanya suara itu tak asing terdengar di gendang telinganya. Kini Reyea menyadari segala kecurigaannya pada Erick memang mendasar. Seharusnya ia patut curiga akan keanehan-keanehan yang terjadi selama ini. Bukan malah membiarkan segalanya semakin rumit. Sayangnya, air mata itu sudah bas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN