Airin sedari tadi sudah duduk merunduk dengan terisak sembari memejamkan matanya erat. Berdoa, semoga Syahid baik-baik saja. Arjuna di sampingnya menggerutu pelan karena tidak tahan juga mendengar tangisan Airin yang menular membuat ia sesekali mendongak berusaha menarik kembali bulir hangat pada kelopak matanya. "Emang ini rumah duka? Kenapa pada nangis bombay gini?" geram Erisa yang hanya duduk memangku dagu menatap teman-temannya yang berwajah sendu. "Syahid tuh cuma luka lebam. Gak patah tulang apalagi mati, kenapa harus nangis alay begini sih," tambah gadis itu lagi memprotes. Padahal dalam hati khawatir juga dengan keadaan Syahid yang masih terbaring di ruangan UKS ditemani oleh kedua kembarannya. "Hadeuh," gerutunya masih kesal membuat Wisnu yang sedari tadi diam menyuruhnya diam.

