Prolog

230 Kata
“Siapa laki-laki yang berdiri di sebelah George? Mengapa tatapannya seperti itu padaku?” Cindy bergumam setelah menyelesaikan operasi Cella. “Tunggu! Wajahnya sangat mirip dengan Steve, apakah mungkin dia ….” Cindy tidak melanjutkan tebakannya. “Ah! Saat ini hal itu tidaklah penting. Terpenting sekarang adalah tetap memantau dan fokus pada keadaan Cella serta anak kembarnya,” Cindy dengan cepat menambahkan. *** “Al, dirimu sangat beruntung bisa menjadi suami Cella. Meski dulu kamu sangat tidak mengharapkannya, tapi sekarang lihatlah, kamu seperti tidak bisa hidup tanpa dirinya. Semoga rumah tangga kalian selalu bahagia,” kata Cindy setelah keluar dari ruang perawatan Albert. “Apakah nanti aku bisa mendapatkan seorang pria yang mencintaiku sama seperti Albert yang sekarang sangat mencintai istrinya?” Cindy bertanya pada diri sendiri. “Cella, akhirnya semua perjuanganmu membuahkan hasil. Jadi, cepatlah sadar. Sekarang saatnya kamu menikmati kebahagiaan bersama buah hatimu yang sangat cantik dan tampan, serta suamimu,” Cindy sangat berharap Cella segera terbangun dari mimpi indahnya. *** “Kenapa wajah laki-laki tadi terus mengganggu pikiranku? Ya, Tuhan, siapakah dia? Dan ada apa dengan pikiranku ini?” Cindy menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap bayangan laki-laki tinggi tadi enyah dari pikirannya. Saat ini dia sedang menyandarkan punggung pada kursi kebesarannya, di ruang pribadinya. “Mungkin aku harus menanyakannya besok jika bertemu kembali dengannya,” putusnya. Cindy menyudahi pemikirannya tentang laki-laki yang dilihatnya.   ~ Cindy Angelica Wilson ~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN