"Oh?" Pemandangan yang Daisy lihat setelah dia mendapat jam makan siang di dapur adalah penampakan Bloom Orlan yang terlihat desperate. Ekspresi pria itu terlalu masam. Tertekuk murung dengan mata menatap lurus ke luar jendela. "Kenapa dengannya?" "Who?" Daisy menatap Orlan, dan Rose melarikan matanya ke arah pria itu. Gadis itu baru saja seleOrlan membersihkan meja yang basah. Dan kembali untuk menaruh lap itu kembali ke dapur. "Tidak tahu," balasnya acuh. "Kau pikir dia kenapa? Bertengkar lagi dengan pacarmu?" Daisy mendengus pelan. "Ini menarik. Sekarang aku menyebut bintang lapangan itu pacarmu," ledek Rose dengan seringai nakal. "I bet, dia baru saja gagal taruhan. Kau tahu, para pria suka berjudi." Daisy mengangkat alis. "Serius?" Rose menatapnya ragu. "Entahlah. Aku juga ti

