“Ada apa, Xhillorus?” tanya Mr. Schneider yang tampak khawatir. Ia memang sudah menebak dengan apa yang mungkin terjadi, tapi ia tetap menanyakan itu.
“Mereka mulai melakukan perlawanan, aku tidak yakin bisa menahan mereka lebih lama lagi dari ini.” Xhillorus bergumam, ia tampak sudah banyak berkeringat.
“Apa?!” seru Mr. Schneider yang langsung menoleh ke arah di mana Bevrlyne dan Velgard berada. Tentu saja yang dimaksud oleh temannya itu adalah sepasang adik kakak yang selama beberapa detik lamanya tetap bergeming di tempat.
Pada saat itulah tiba-tiba saja Bevrlyne dan Velgard mulai mengedipkan mata, mereka mengubah ekspresi wajah masing-masing, kedua tangan mereka bergerak, tubuh mereka naik turun sebagai tanda keduanya bernapas agak cepat.
“Ini gawat,” gumam Xhillorus yang tampak seolah ia sudah gagal mengekang monster yang baru saja dijatuhkan.
“Dengar, Caitlin, kami tidak bisa berbicara lebih lama lagi denganmu, aku tidak bisa menghentikan anak-anakmu lebih lama lagi.”
“Kami harus segera membawa mereka ke Avorus. Sekarang juga.” Mr. Schneider tampak panik, ia buru-buru beranjak untuk mendekat ke arah Caitlin untuk menarik wanita itu menjauh dari kedua anaknya.
“Sekarang? Maksudku saat ini juga? Tapi kami bahkan belum ....”
“Caitlin, mengertilah!” Mr. Schneider agak membentak sambil menariknya menjauh. “Jika ada cara lain, kami akan berusaha melakukannya, tapi tak ada cara apa-apa lagi yang bisa kita lakukan selain ini.” Pria itu mulai sedikit keras, ia harus melakukan ini karena sebentar lagi kedua anak itu berada di luar kendali Xhillorus.
“Caitlin, mereka tak akan sama seperti sebelumnya, tidak setelah semua yang terjadi hari ini. Lingkungan tak akan menerima mereka lagi, emosi akan membuat mereka makin buas saja.” Xhillorus lanjut berbicara mencoba membuat Caitlin sadar apabila tidak segera diambil tindakan, maka hal buruk akan segera terjadi.
“Baiklah, Belverick , apa aku bisa memercayai kalian?” Akhirnya Caitlin yang sadar bahwa ia yang harus berpisah dengan kedua anaknya, ia menyerah mempertahankan pendirian.
“Tentu, tujuan kami ke planet ini bukan untuk sesuatu yang buruk. Aku akan memercayakan mereka pada loria yang terbaik dan bisa dipercaya.” Mr. Schneider mengangguk memberi jawaban yang tentunya membuat Caitlin harus percaya.
“Kalau begitu, aku tak punya pilihan lain selain melepas mereka.” Tangisnya pecah saat mengatakan itu.
“Aku tidak mau pergi!” Velgard tiba-tiba berdiri sambil berteriak lantang. Tampaknya perlawanan yang mereka lakukan berhasil membuat keduanya melepaskan diri dari pengaruh Xhillorus. Sontak saja mereka yang ada di sana langsung terkejut, Caitlin juga merasa jika putranya seperti dirasuki makhluk lain, Velgard tak pernah memasang nada seperti itu selama ini.
“Siapa kalian? Untuk apa aku harus meninggalkan tempat kami tinggal!” Bevrlyne juga ikut berdiri, mereka memasang wajah penuh amarah. Kontrol Xhillorus terlepas sepenuhnya dari mereka.
“Xhillorus!” Mr. Schneider langsung berseru, bersiap menggunakan kekuatannya untuk menahan jika keduanya menyerang.
“Aku tahu.” Xhillorus segera melepaskan kekuatan dari pusakanya langsung menuju pada pikiran mereka.
“Anak-anak.” Caitlin memang terkejut dan tak percaya dengan apa yang matanya lihat, tapi ia senang karena pada akhirnya mereka merespons.
“Mom, kenapa kau mengatakan itu? Aku tak akan pergi!” Bevrlyne dengan nada tinggi mengatakan kalimat itu pada ibunya. Tatapannya kasar dan ganas.
“Biar kuurus mereka.” Velgard melangkah maju ke hadapan Caitlin, tentu saja niatnya adalah akan menyerang Xhillorus dan pria yang masih berstatus sebagai kepala sekolahnya.
“Astaga, ini lebih buruk dari yang kuduga.”
“Vel, hentikan!” Caitlin meraih tangan kanan Velgard yang mengeras dan dilapisi otot-otot.
“Cukup, anak-anak, kembali duduk!” Xhillorus kembali menangkap pikiran buas mereka dengan pusakanya. Keduanya memegang kepala lalu berangsur tenang dan kembali duduk.
“Mom, aku tak bisa mengendalikan tubuhku, tolong aku.” Bevrlyne memelas. Caitlin memeluknya tanpa ragu dan takut jika putrinya bisa saja melukai dirinya.
“Tenang, sayang, semua akan baik-baik saja.” Caitlin membisik.
“Aaahh!” Velgard agak mengerang.
“Vel.”
“Mom.” Keduanya mendadak kembali tenang lalu mereka terkulai tak sadarkan diri duduk di atas kursi tersebut.
“Velgard, Bevrlyne.” Caitlin tampak agak kaget karena keduanya mendadak tak sadarkan diri lagi.
“Tenang saja, aku hanya membuat mereka beristirahat saja. Tak ada yang terluka di sini.” Xhillorus menjelaskan.
“Caitlin, kami harus segera membawa mereka pergi. Sebentar lagi kelas akan usai.” Mr. Schneider memberitahukan, tapi ia lebih menegaskan jika wanita itu harus segera melepas keduanya secepatnya.
“Aku tahu. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada mereka dalam keadaan yang sadar, tapi ... jika ini yang paling tepat untuk dilakukan, maka aku tak bisa berbuat apa-apa.” Caitlin mengelus kepala mereka berdua dengan penuh kasih sayang.
“Anak-anak, jaga diri kalian baik-baik, aku mencintai kalian.” Ia kemudian mengecup kening Velgard dan Bevrlyne secara bergantian.
“Kami akan pergi sekarang.”
“Xhillorus, masih ada banyak anak-anak dan para guru. Ini akan membuat mereka curiga jika membawa mereka dalam keadaan tak sadarkan diri seperti ini.” Mr. Schneider tampak agak khawatir mengenai hal tersebut.
“Aku akan menipu pikiran dan penglihatan mereka.” Xhillorus bergumam, dengan kekuatannya, mungkin saja ia bisa melakukan hal semacam itu.
“Aku takut jika jumlah yang harus kau kelabui cukup banyak.”
“Lalu bagaimana? Kita tak bisa membiarkan mereka lebih lama di sini.” Xhillorus tampak tak memiliki ide lain, yang ditakutkannya adalah tentang apa yang akan terjadi pada anak-anak ini jika mereka lepas kendali lagi.
“Bisa kau menunggu sampai gelap saja? Mungkin jumlah orang di sini tak akan terlalu banyak.” Mr. Schneider minta pertimbangan. Jika dipikir lagi, jumlah manusia di Morgana High School cukup banyak dan untuk menipu pikiran mereka bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Kerahasiaan ras mereka harus terjamin dan kenyataan mengenai si kembar juga jangan sampai menjadi desas-desus yang tak masuk akal.
“Itu bisa jadi ide bagus, andaikan jika mereka terus stabil seperti ini. Aku takut mereka menyerap energi listrik lagi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi jika yang kali ini akan lebih kuat dari sebelumnya.” Xhillorus menggeleng dengan tak yakin, ia tak bisa menafsirkan seberapa kuat si kembar ketika mereka membangkitkan kekuatan mereka.
“Aku memiliki obat penenang, apakah itu akan cukup?” tanya Mr. Schneider .
“Berikan saja.”
Mr. Schneider mengeluarkan dua suntikan dari dalam kotak obatnya lalu diserahkan pada Xhillorus. Pria itu tak membuang waktu lalu menyuntikkan itu pada mereka.
“kupikir itu dosis yang terlalu tinggi. Itu bisa berefek pada anak-anakku.” Caitlin tampak tak percaya dengan dosis yang terlalu tinggi, ia hendak mencegah Xhillorus melakukannya, tapi Mr. Schneider menahannya.
“Tidak, Caitlin. Mereka sekarang jauh lebih kuat dari seekor gajah dewasa. Ini tak akan membuat mereka mendapat efek samping.” Xhillorus menjelaskan saat ia menyuntik Velgard.
“Tapi ....”
“Percayalah.”
Pada akhirnya, untuk mencegah Bevrlyne dan Velgard sadarkan diri lalu kembali mengamuk ketika kontrol Xhillorus melemah, maka secara terpaksa mereka harus menyuntikkan obat penenang pada keduanya. Usaha itu berhasil tatakala tampak Velgard dan Bevrlyne yang kehilangan kesadaran dalam keqdaan tubuh yang lemas.
“Meski terlihat berhasil, tapi ada kemungkinan ini tidak akan bertahan lama. Kita baru bisa lega ketika dua anak ini sudah berada di Planet Avorus.” Xhillorus segera berbicara.
“Kau benar, kalau begitu ayo kita bawa mereka sekarang.”
“Ya.”