Bab 51

1849 Kata

"Fanfan, jadi?" Rafan menghentikan langkah kakinya. Dia baru pulang dari masjid. Menoleh dan menatap Luna dengan lekat. "Jadi apa?" "Anu ...." Luna menautkan jari jemarinya. Resah, canggung, atau apapun itu yang pasti dia merasa panas setelah menonton film yang dikirim Hanif. Bodohnya Luna malah menurut lagi dengan apa yang dikatakan Rafan di atas motor tadi. Padahal Rafan tak serius meminta Luna untuk belajar dari video orang. Bukankah otodidak itu lebih berkesan? Luna semakin bingung untuk memberitahu apa yang diinginkan pada sang suami. Pipi merah, Luna mengusap tengkuknya. Pikirannya sudah ternodai. "Apa?" tanya Rafan. "Anu ...." "Ngomong yang jelas, jangan ana ani anu. Gua gak paham." Rafan melepaskan peci, kemudian meletakkan di tempat semula. Begitu juga dengan baju koko ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN